~s i x t h~

4K 324 9
                                    

Setelah terjadi keributan diruang makan tadi, yang membuat mood makannya turun. Berlin memutuskan untuk bersiap dan keluar untuk mencari makanan.

Sekira sudah siap dengan apa yang ingin ia bawa, Berlin pun bergegas turun dengan pakaian yang sama tak ada niatan untuk menggantinya.

"Mau kemana kamu?"

"Jawab Berlin!"

"BERLINO LASKAR ADIJAYA!" Bentak Doris.

Berlin menghentikan langkahnya, menatap malas pada mereka yang tengah menatapnya tajam.

"Apa?"

"Mau kemana kamu dengan pakaian seperti itu, hah?!"

"Mau jadi jalang kamu?!"

"Memang benar kau itu aib keluarga Adijaya, yang hanya bisa membuat keluarga ini malu!" Teriak Alon.

Berlin menatap tak minat kakak ketiganya itu, jika ia melawan semua juga akan sia-sia, dirinya tetap juga disalahkan dan selalu disalahkan.

Oh ya tuhan, ingin rasanya Berlin tenggelam di danau uang agar dirinya tidak pernah bertemu kengan keluarga iblis seperti mereka.

Lebih baik ia kembali pada keluarganya saja dari pada disini, dengan keluarga macem pig.

"Saya lapar tuan, jadi saya ingin keluar untuk membelinya." Santai Berlin.

Berlin menghela napas, tenaganya seolah terkuras karena banyak berbicara seperti sebelumnya.

"Bukankah para maid tadi sudah memasak banyak? Kenapa kau malah ingin keluar untuk mencari makan?!"

"Dasar anak bodoh!"

Oh shibal, demi apapun ingin sekali rasanya Berlin memasukan mulut Alon dengan sarang lebah, agar tak bisa berbicara lagi.

"Kalau saya tidak alergi dengan apa yang maid anda masak, saya mana Sudi keluar untuk mencari makanan tuan."

"Jadi berhentilah mengatai saya bodoh, bodoh-bodoh begini juga hasil dari kecebong anda." Jengah Berlin melangkah menjauh keluar dari mansion.

Mereka terdiam, masih mencerna setiap kata yang keluar dari mulut kecil Berlin.

"Perubahan yang luar biasa." Ujar Gala.

Mereka pun serentak melihat kearah Gala berada, pemuda itu baru saja memasuki mansion dan dia juga berpapasan dengan Berlin yang sedang mengumpat tak jelas.

Memang benar adik bungsu nya itu berubah total, bahkan dengan berani mengumpat dan berbicara kasar.

'Lihat hukumanmu adik kecil'

.

.

.

.

.

.

.

Berlin berada di pinggir jalan dengan keadaan linglung, ia benar-benar merasa bodoh sekarang. Ia lupa membawa hp dan tidak ingat jalan pulang, benar-benar bodoh.

"Ck! Menyebalkan, lalu aku pulang naik apa sekarang!"

"Kalau naik taksi ataupun ojol pun sama saja! Aku tak ingat jalan pulang dan arahnya!" Grutunya.

Berlin merutuki dirinya sendiri karena berbuat seceroboh ini, bahkan dulu ia tak pernah melakukan hal konyol seperti ini yang merugikan dirinya.

"AGRHHHHH!!" Teriak nya kesal.

_CHANGE_Where stories live. Discover now