Twenty

1.4K 108 14
                                    

Seperti yang mereka rencanakan kemarin mereka akan pergi ke pantai sambil refreshing katanya.

Biasa lah wak anak SMA kan banyak kali tugasnya apa lagi kalo udah kelas dua belas, behh banyak kali persiapan buat ini itu di tambah harus siap mental di hajar habis-habisan sama materi yang di pelajari.

"Ini udah pada siap semua?"tanya Doris, melihat semua sudah siap dan rapih bahkan koper berisi baju, makanan dan keperluan yang lainnya sudah tertata rapih di bagasi mobil.

"Udah om ini tinggal berangkat"balas Theo

"Tapi kok kayak ada yang kurang ya"ujar Damar sambil berpose mikir yang terlihat lawak sekali.

"Apaan dah perasaan semua udah siap, tenda ada bahan makanan sama chiki-chiki an ada, baju ada, terus alat-alat yang lainnya juga ada terus yang kurang apa ogeb"geram Cakra melihat pertanyaan konyol damar itu.

"Lo Jan ngegas dulu lah njir, gue bilang ada yang kurang"kekeh damar

Mereka hanya menatap damar bingung

Memangnya apa yang kurang? Bahkan semuanya sudah siap sudah mereka siapa kan sedari malam.

"Lah bocil mana"ujar Cakra

Saat mengamati semuanya dan matanya seketika membola saat tak mendapati Berlin di antara mereka.

"Nah itu yang gue maksud!"

"Ya Lo ga bilang anjir, Lo cuma bilang ada yang ketinggalan doang ga ngomong apa yang ketinggalan"kesal Theo

"Ya mana gue tau kalo yang kurang itu si bocil, gue cuma ngerasa ada yang kurang tapi gak tau makannya gue bilang begitu"grutu Damar menatap Theo sebal.

"Dimana bocah itu"

"Juna!"teriak Doris memanggil Juna untuk menanyakan keberadaan Berlin karena Doris sudah menyerahkan Juna untuk memantau Berlin dan menjaga putranya itu layaknya baby sister.

"Saya tuan"

"Dimana adikku?"tanya Alion

Tapi bukannya mendapatkan jawaban dari Juna mereka malah melihat wajah pria itu yang tampak lesu dan jangan lupakan kantung mata yang terlihat jelas itu.

Apa yang Juna lakukan memang sampai membuat penampilan pria itu sangat mengkhawatirkan.

"Lo abis ngapain si Jun kok kayak abis ngepet aja, keliatan bener tu kantong mata"ujar Cakra dengan tampang watedosnya.

Hah~

Helaan itu terdengar begitu letih dari pria itu seolah baru saja melewati kejadian yang buruk.

"Tidak apa-apa tuan, hanya saja tadi malam tuan muda susah untuk tidur jadi saya di paksa untuk menemani tuan muda melukis dan juga bermain game sampai lupa waktu"

"Padahal saya sudah mengingatkan bahwa besok kalian akan berangkat pagi-pagi untuk ke pantai"

"Tapi tetap saja tuan muda tidak mendengarkannya sampai kami melakukan begitu banyak kegiatan sampai subuh, membuat saya harus menjaga kantuk karena tingkah tuan muda yang sangat ekstra itu"jelas Juna

Mendengar penjelasan Juna Doris cukup prihatin dengan penampilan pria itu, yang biasanya berpenampilan rapih dan juga tampan tapi kini terlihat seperti gembel.

Huh sungguh menyedihkan

"Baiklah aku mengerti, kau istirahatlah Berlin biar ku urus"ujar Doris dan beranjak untuk ke kamar si bungsu.

Juna menghela nafas lega akhirnya ia bisa istirahat dengan tenang dan nyaman nanti, pasalnya sudah dua hari ia tak tidur sebelum kejadian dengan berlian Juna di suruh untuk ikut dengan Lexi untuk mengecek beberapa hal dan berakhir ia tak tidur sampai sekarang.

_CHANGE_Where stories live. Discover now