Tenth

3.1K 254 8
                                    

"Berhenti melihat sesuatu yang tidak bisa mengajarkan syukur"~Angkasa~








Dylen membawa Berlin ke kamar miliknya, ah larat maksudku milik Gala, ia meletakkan tubuh Berlin yang lemas di ranjang besarnya,menyelimuti tubuh kecil itu yang masih berbalut seragam sekolah.

Dia beranjak pergi untuk mengambil piyama miliknya, tidak mungkin kan adik manisnya itu, dia biarkan tidur dengan baju seragam, mana nyaman nanti tidurnya.

Tau gitu napa udah lo selimutin bambank-_-

Mempersulit hidup kali kau

Setelah selesai menggantikan baju sang adik, ia ikut berbaring dan memeluk adiknya erat, seolah tak ada untuk hari esok.

"Sleep well cutie pie"

Mengecup dahi sempit sang adik dan ikut menyelami mimpi bersama si manis.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Skip

"Lo ada kelas setelah ini?"

"Gak, kenapa?"

"Kuy lah, nongki kita, dah lama kan kita gak keluar"

"Nah betul kali ko Ben, kuy lah"

"Hm"

Kendra dan para antek-antek nya pun, memilih untuk nongki baek ketimbang langsung pulang, menikmati waktu luang kala tak ada kelas.

"Pesen apa ni kita"

"Samain aja lah, biar gak ribet kasiahan mbaknya nanti"

"Alah gaya lo Zan-zan sok baik Lo!"

"Ye sirik kali ko, gak bisa liat orang senang"

"Bodo, dasar Tarzan utan!"

"Woy! Nama gur Farzan ya! Bukan Tarzan!"marah Farzan kala Ben mengejek namanya.

"Nyenyenye, baperan Lo!"

"Terserah!"

"Dih kek cewek ngambekan"

Kendra dan Ethan hanya menatap tak minat kedua sahabatnya ini, sudah biasa bagi mereka melihat pertengkaran tak bermutu antar keduannya.

Jadi biarkan saja, tak butuh beberapa menit mereka akan baikkan sediri nantinya.

Mereka pun menghabiskan waktu ngongki mereka, dengan berbincang-bincang entah aku pun tak tau, hanya mereka saja yang tau, dan lihat si Ben dan Farzan udah baek an mereka.

_CHANGE_Where stories live. Discover now