nineteen

1.8K 156 3
                                    

Setelah kejadian tadi di minimarket yang menimpa Berlin, dengan malas ia menceritakan semua kejadian yang ia alami.

Dan itu semua mengundang atensi semua orang yang ada di masion, kecuali para bodyguard dan maid.

Mereka menatap Berlin tak percaya, bahwa perempuan licik itu akan berbuat seperti itu, mereka berfikir keras, hal menyenangkan apa yang akan mereka berikan kepada perempuan itu, ah sorry lebih tepatnya mungkin Doris dan putranya yang lain.

Mereka sadar dulu mereka lah sumber luka bagi Berlin, tapi mereka berubah setelah beberapa kejadian dan kebenaran yang terungkap, membuat mereka ingin memperbaiki semuanya tanpa ragu, mereka tak ingin jika nanti mereka bertemu dengan sang mommy dan dia membenci mereka karena telah melukai malaikatnya.

"Maafkan Daddy na, karena tidak bisa menjagamu dengan baik, apa perlu Daddy suruh beberapa bodyguard untuk menjaga mu, hm?"

Berlin yang mendapat tawaran dari Doris pun langsung melotot, menatap tua bangka itu tak percaya.

"Ah! Tidak! Tidak! Juna saja sudah lebih dari cukup, tidak perlu Daddy sungguh terimakasih"tolak Berlin

"Kenapa? Itu semua demi kebaikan adek kan?"ujar Alon

"Tidak! Pokonya tidak! Aku menolaknya, sudah cukup Juna dan tak mau yang lain"kekeh Berlin

Mereka mana mau memaksa kesayangan mereka jika sudah begitu kan.

"Baik lah, tapi ingat! Jika kejadian ini terulang kembali, Daddy akan benar-benar menyuruh bodyguard Daddy untuk mengawalmu kemana pun itu"tegas Doris dan di angguki oleh sang empu.

"Berlin cape mau bobo"gumam pemuda itu, dan detik selanjutnya terdengar dengkuran halus dari bilah kecilnya.

Mereka menggigit bagian pipi dalam mereka, untuk menetralisir rasa gemas mereka terhadap mahluk di depannya itu.

Sungguh Berlin terlihat sangat menggemaskan, berkali-kali lipat seperti sebelumnya, dan itu membuat mereka harus kuat menahan kegemasan itu.

"Anjir lah, ni bocil makin kesini makin gemes deh, pengen culik"

"Anjir lah langsung mimisan gue"

"Fiks harus dijaga ni mah aset keimutan gue"

"So cute"

"Lo bener-bener gemes banget cil"

Ya kurang lebih itulah batin mereka, selaku anggota Zerounlais.

Agak aneh ya namanya, tapi gapapa lah beda dari yang lain ye kan。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。

Doris pun beranjak untuk menidurkan sang bungsu, meninggalkan mereka yang masih setia menatap Berlin gemas.

"Berhenti menatap adikku seperti itu, jika tidak ingin mata kalian keluar dari tempatnya"ujar Kendra dan beranjak pergi kedapur, membuat mereka detik itu juga, langsung mengalihkan pendangannya dari si kecil.

"Dia juga adek gue kalik"gumam Alon

"Weh lu dah sadar Yon"

"Gue kira Lo ga bakal sadar-sadar kalo si kecil adek Lo"ujar Cakra

"Gue si berharapnya Lo ga sadar-sadar ya, biar nanti kita-kita yang jadi abangnya si kecil"timpal Shan

"Lo berdua mau gue gorok, hah!"kesal Alon

"Alah gegayan lo Yon, nanti di hukum bang Gala nangess"

"Sok kuat, padahal mah lembek kek ubur-ubur"sahut Damar

Memang mereka ini tak akan habis jika untuk mengolok-olok Alon, membuat mereka jengah dengan sikap ketiga anak itu.

Dan Alon mau tak mau harus banyak bersabar mempunyai teman macam mereka, yang hampir mirip dengan opet, papasisipaga.

_CHANGE_Where stories live. Discover now