~twenty-second~

467 54 4
                                    

Hai guys👋 apa kabar?

Sehat-sehat dong pastinya.

Aku mau minta maaf sama kalian karena udah bikin kalian nunggu lama cerita aku yang change ini, sampai banyak dari kalian yang ngira kalau caritanya ga di lanjut atau di gantungin.

Sebenernya enggak ya guys, cuma emang posisinya aku lagi sibuk banget dan belum sempat buat up kelanjutan cerita si Angkasa. Di tambah lagi ceritanya juga masih banyak yang typo, jadi pengen aku revisi dulu baru lanjutin ceritanya.

Tapi berhubung dari kalian banyak yang nungguin lanjutan cerita si Angkasa, jadi aku up deh lanjutan ceritanya hehehe.
Meskipun banyak chp sebelumnya yang masih banyak typonya, dan beberapa chp masih banyak nama karaktenya yang belum aku revisi, tapi untuk chp 1-6 dan 22 ini udah aku revisi tapi yang lainnya belum. Jadi buat kalian yang baca chp selain 1-6 dan 22 jangan bingung ya, soalnya itu belum di revisi ya guys jadi harap maklum.☺️

So, maaf udah bikin kalian ngira yang enggak-enggak sama cerita si Angkasa ini.☺️

Happy reading all~

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Doris menggenggam tangan Berlin erat, sudah beberapa hari ia dan anak-anak nya yang lain menunggu kapan permata mereka bangun.

Tapi tak kunjung terjadi, di tambah lagi dengan keadaan mereka yang semakin buruk. Mudah marah dan tak terawat, itu semua karena permata mereka yang masih setia tertidur tanpa ada niatan bangun kembali.

"Baby kapan bangun, hm?"

"Kami sangat merindukanmu sayang, Daddy mohon. Bangunlah," lirih Doris dengan air mata yang mengalir dari kedua mata eagle nya.

"Baby tidak rindu dengan kami, hm? Kami hancur sayang. Daddy mohon cepatlah sadar, kami sangat merindukanmu."

'tuhan, jangan bawa putraku dulu.'

"Dad?"

"Pulanglah, biar baby kami yang menjaganya." Ujar Alon menepuk pundak sang ayah.

"Kau terlihat seperti gembel jalanan, jadi istirahat lah. Dan rawat tubuhmu, agar baby saat sudah bangun tidak histeris saat melihat mu." Kata Alion panjang lebar.

Doris hanya melirik sekilas si kembar. "Apa ketiga abangmu belum juga kembali?"

Alon berjalan kearah sofa di ikuti sang kembaran. "Belum, mungkin saat baby bangun baru mereka pulang." Sanggah Alon.

"Baiklah, jaga adik kalian. Daddy akan pulang," Doris beranjak sebelum itu mengecup dahi sempit bungsu nya lalu keluar dari ruangan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

_CHANGE_Where stories live. Discover now