TUJUH | Hari Yang Tidak Ditunggu

45 8 0
                                    

Vaira terus menarik napas begitu dalam, hari ini adalah hari pernikahannya. "Vai, kok gue ikut deg-degan ya." ujar Alsi yang kini sedang membantu Vaira memakai gaun pengantinnya.

"Jangan gitulah, gue jadi tambah panik nih."

"Ya kenapa juga lu panik, udah santai, anggap ini adalah awal pencapaian lu keluar dari neraka ini."

Ya, Vaira selalu berharap seperti itu.

"Wih,calon pengantin gak ada cantik-cantiknya." kalimat yang begitu menyebalkan membuat Alsi dan Vaira seketika menoleh. Rubby, wanita itulah yang datang.

Rubby kini mengenakan pakaian berwarna pink cerah, sebenarnya Vaira  sudah menyiapkan pakaian dengan warna nude untuk keluarganya, dan keluarga Taksa, tapi Rubby tentu tidak mau mengenakannya.

Dia tidak ingin mengakui Vaira sebagai keluarganya tentu saja.

"Aduh, bisa gak lu jangan masuk ke sini, sakit mata gue liat lu cerah banget." Gerutu Alsi yang kini sedang memakaikan Vaira wedding veil nya.

"Sirik aja lu, kan gue mau memberikan ucapan selamat," Rubby tersenyum penuh arti, wanita itu sebenarnya sedikit memiliki penyesalan karena menolak perjodohan dengan pria bernama Taksa itu.

Awalnya dia kira yang akan di jodohkan dengannya itu pria yang sedikit tua yang datang kerumahnya waktu itu, makanya dia menolak, tapi setelah tau bahwa yang akan dijodohkan dengannya adalah seorang pria tampan dan masih muda, ya Rubby sedikit menyesalinya.

Tapi seteleh tau kalau pria itu ternyata memiliki seorang kekasih, Rubby tentu kini tersenyum begitu lebar, dia akan membiarkan adiknya itu mencoba rasa sakit dengan orang lain, Vaira tidak akan pernah bahagia. Itu harapannya.

Perlahan wanita itu berjalan mendekati sang adik, mendekatkan wajah mereka, lalu tersenyum begitu lebar. "Selamat menempuh hidup baru Vaira, semoga bahagiamu tidak pernah datang." bisiknya dengan begitu menyebalkan.

"Lu tuh ya..."

"Vaira, ya Tuhan cantiknya cucuk Kakek." kedatangan sang kakek membuat Alsi menghentikan kalimatnya, dan Vaira tentu kini kembali tersenyum.

"Yakan Kek, Rubby udah bilang sama Vai kalau dia cantik, tapi dia gak percaya."

Kedua tangan Alsi tergenggam begitu erat, kenapa ada manusia seperti Rubby ini, tidak capekkah dia selalu menjadi orang jahat?

Vaira bahkan tidak jadi kuliah di tempat yang ia inginkan karena Rubby tidak mendapatkannya juga, wanita itu tidak ingin kalah dari Vaira, yang sebenarnya dia juga tidak pernah menang.

Saat para saksi berkata sah, dan para undangan yang totalnya tidak kampai 50 orang itu bertepuk tangan. "Silahkan mas, Cincin nikahnya di pakaikan." ujar pembawa acara itu.

Vaira merasa ada sedikit kelegaan dalam hatinya, semoga ini benar-benar awal yang baik untuknya. Tidak apa jika Taksa belum bisa merasakan apapun padanya, yang terpenting Vaira bisa keluar dari rumah ini.

Dan dia berharap tidak kembali lagi.

Setelah semua acara selesai, para undangan di persilahkan untuk menyantap hidangan yang sudah di sediakan. "Widihhh, pengantin baru, enak dong nanti malem anget tempat tidur." ledek Aldi saat Taksa mengampiri mejanya.

"Kaya kasur lu gak anget aja." ujar Taksa seraya mengambil duduk di sebelah temannya itu.

Setelah acara inti selesai, acara yang tersisah tinggal menyantap hidangan dan acara foto bersama. "Tuh istri lu gak di kenali ke kita?" tanya Gentala, seraya menyuap potongan daging ke mulutnya.

"Biarin, dia lagi ngobrol sama temennya." jawabnya seraya ikut memperhatikan Vaira yang sedang berdiri tak jauh dari mejanya, wanita itu sedang mengobrol dengan Alsi, dan temanya yang seorang pria. Siapa ya kemarin namanya, Taksa lupa.

SERAPHICWhere stories live. Discover now