2

4.3K 146 1
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

.....

Ra hari ini kamu ada shift kerja nggak?" Tanya David menatap seorang gadis yang sedang asyik membereskan peralatan buku di mejanya. Kelasnya sudah selesai cepat.

"Nggak" jawab Evara tanpa menoleh.

David mengganggu pelan lalu meletakkan kotak yang dibungkus dengan kertas kado berwarna biru laut yang terlihat sederhana namun cantik dipandang, apalagi dengan sampul ikatannya terlihat rapi berwarna putih yang sangat cocok dengan warna biru laut.

Gadis itu mengernyit bingung dan menatap abangnya disebelah dengan satu alis terangkat.

"Tolong bantuin abang, Ra..."

Evara menaikkan alisnya, masih bingung dengan penjelasan singkat abangnya, membuat David gemes sendiri.

"Strawberry"

Selang beberapa detik akhirnya Evara mengangguk mengerti, lantas menunduk menatap kembali kotak di atas meja.

"Ini apa? Tanya Evara.

"Alat lukis lengkap dengan kanvas kecil."

Evara tersenyum miring, "Jadi nih ceritanya mau nyogok?"

"Kali ini bantuin Abang please!" David menggenggam kedua tangan adiknya dengan tetapan memohon.

"Abang nggak bisa seharian didiamin kayak gini, please tolongin abang, entar kalau sogokan nya kurang, abang tambahin lagi."

Evara semakin terkekeh geli melihat David yang tampak seperti anak kecil yang sedang merengek. Terlihat lucu dan sedikit geli melihatnya.

Evara berdehem lalu menatap David serius. "Baiklah tapi aku mau orang gila itu-"

"Itu beres, abang udah basmi itu hama biar nggak ganggu Ara Lagi di cafe." potong David senang lalu dengan cepat menarik adiknya masuk ke dalam dekapannya.

"Thanks Ra, jujur saja Abang udah nggak tahan sampai nggak tidur tadi malam gegara Naya nggak balas chat Abang." ucap David pelan tenggelam di balik leher jenjang Evara yang ia jadikan tumpukan kegundahan hatinya.

Evara terlihat biasa aja hanya membalas ucapan Dalvin dengan usapan lembut di bahu lebarnya, walaupun dilihat dari sudut manapun keduanya terlihat sangat intens dan tentunya menjadi pusat perhatian orang yang masih berada di kelas, namun Evara terlihat tak merasa terganggu. Meskipun nafas hangat pemuda yang berstatus pacar kakaknya ini terasa jelas di lehernya.

Evara ingat saat pertama kali diperkenalkan Naya dengan David sebagai pacarnya di malam Minggu sekitar 2 tahun lalu, pemuda ini bahkan mencium seluruh wajahnya -kecuali bibir- di depan Naya, sempat terpikir bahwa kakaknya ini menjalin hubungan dengan cowok yang tidak benar, namun seiring berjalan pada waktu kedua pasangan ini menjalin kasih, David ternyata sangat menjaga dan menghormati dia dan kakaknya.

Setiap tindakan yang terlihat agresif seperti sekarang hanyalah bentuk kasih sayangnya karena menganggap Evara sebagai adik kecilnya.

Jadi, ya~~ Dia sudah terbiasa.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now