30

1.1K 57 1
                                    

Assalamualaikum wahai para besti ku Ter cantik Ter bohay Ter manis Ter comel Ter aduhai Ter luar biase lah Rajoo!!!

Tolong ya Guys, tolong...

Untuk jangan memplagiat kan cerita karya aku ini, ini adalah cerita pertama ku di wp yang sudah banyak ku buat chapter nya, beda dengan cerita ku yang lain pada tenggelam gak nongol2 lagi dalam otakku...

Jadi guys!

Tolong vote dan komentar nya ya besti ku yang cantik dan plus itu Typo tolong dikasih tau, gue tuh manusia biasa yang kagak sempurna, jadi ya banyak salahnye...

Nah jadi pada lu orang, ya kudu kasih tau!

Jangan kek lamaran kerja gua yang sudah dimodali malah gak balik, alias kagak dipanggil-panggil!

Hiks...

Yaudah deh, selamat membaca!

....

Di kamar minimalis bernuansa biru laut dan putih. Seorang gadis manis tengah tertidur pulas, menghiraukan sebuah bola gendut berbulu di samping kepalanya.

Tak lama dahi Evara berkerut dalam tidurnya, merasa terganggu dengan bulu halus yang terasa di pipinya. Gadis itu melirik sebentar, lalu kembali tidur. Tidak lagi menghiraukan kucing abu-abu yang kembali menggaruk pipinya sambil mengeong.

Entah mengapa kepala dan tubuh Evara terasa berat untuk bangkit, rasanya ingin tidur membaringkan tubuhnya lebih lama. Terutama kedua matanya yang terasa membengkak sulit untuk dibuka.

"Meong!"

"Ugh, kumohon Noel, nanti... " lirih Evara dengan suara berat.

Gadis itu merubah arah tubuhnya menjadi terlentang, mulut mungilnya bergumam samar sebelum diam tertutup rapat, kembali ke alam dunia mimpinya.

Namun sepertinya Noel tidak menyerah begitu saja, dengan mata bulat penuh, dia menatap binar pada dada gadis itu. Tempat favorit dirinya tidur. Noel yang masih di samping kepala Evara, tampak antusias. Dengan cepat ia menggerakkan ekornya, bersiap untuk melompat.

Namun, belum kucing gemuk abu-abu itu melompat, ia tampak tersentak saat tubuhnya tiba-tiba melayang.

"Meong..."

Noel menoleh, lalu mendengkur saat orang yang saat ini menggendongnya, menggaruk lehernya gemas.

Melihat itu, David yang menjadi pelaku kegagalan Noel mendapatkan tempat favoritnya, terkekeh gemas. Menambah kecepatan tangannya pada leher kucing itu, lalu menciumnya gemas.

"Ya ampun! Anak gue kenapa makin bulat..." David mengangkat tinggi tubuh kucing itu, menatapnya gemas, "tapi kenapa suka kali ganggu Ara, hah?"

"Meong..."

David menggeleng gemas, melirik adiknya yang merasa tak terganggu sebentar lalu kembali menatap kucing kesayangan Abangnya.

Selama ini, mereka -Zayan dan David- menjaga kucing jantan ini selama kurang lebih 6 tahun, Nole selalu menjaga ketenangannya, maksudnya jarang sekali menunjukkan sikap bermanja pada mereka. Tidak ada sama sekali inisiatif untuk mendekati mereka kecuali saat makan.

Seringkali Zayan mengeluh membandingkan kucing orang lain yang dekat pada majikannya -atau sekarang disebut Babu- ketimbang Noel.

Selama ini hanya Zayan dan David yang selalu mengambil inisiatif mendekatinya yang sering tertidur atau hanya sekedar duduk menikmati halaman belakang rumah mereka.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now