12

1.9K 89 2
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

.....

Evara tersenyum saat makanan yang ia nantikan sudah berada tepat dihadapannya, semangkok Cowder Soup, lengkap dengan susu dan krim, dengan beberapa biskuit yang dihancurkan khusus buatan Liam.

Dengan senyuman senang, Evara mengambil sendok dan menyantapnya penuh penghayatan, Gadis itu tak menghiraukan keadaan yang cukup tegang di sekitarnya.

Zayan yang berada tepat di samping Evara, sedang menatap tajam pada Bian, sedangkan Bian yang berada di hadapannya hanya bisa meringis pelan sambil menoleh ke arah manapun asal tidak menatap mata pembunuh Zayan.

Ethan yang sedang diobati Alana tak jauh dari mereka sedang menatap Henry tak kalah tajamnya, sedangkan Henry yang kini sedang diobati Puput hanya diam cuek dengan tatapan pembunuh tepat di sampingnya.

Kini yang ditatap dan dipikiran Henry hanya seorang gadis yang asik sendiri dengan makanan kesukaannya. Henry ikut tersenyum saat Evara tersenyum, membuat Ethan yang melihat itu menggeram marah.

"Auw! Aduh... ma, sakit tuh!" ringisan Ethan tiba-tiba, saat tangan mamanya menekan kuat luka di bibirnya.

Alana mengendus kesal, "Emang siapa yang suruh kamu berkelahi, hah!" omel Alana.

"Lah, kan bukan aku yang mulai!?" belanya tak terima.

"Tapi kamu yang nggak mau berhenti, kan?!" balas Alana nggak kalah.

Ethan mencibir bibirnya kesal, ia tak bakal bisa menang melawan mamanya. Dirinya lupa bahwa Alana orang yang keras kepala sama sepertinya.

Zayan yang sedari tadi diam menunggu Bian berbicara, menghela nafas lelah, dengan tangan tanda menyerah, ia kini menatap Evara yang masih asik dengan makanannya.

"Jadi, bagaimana kamu bisa seperti ini Eva?" tanya zayyan.

Evara diam, menghentikan makannya, ia menggigit bibir dalamnya kuat, pikirannya mendadak kacau saat memikirkan dari mana dirinya harus memulai bercerita.

Alana yang melihat kondisi putrinya, berinisiatif langsung beranjak dari duduknya menghampiri Evara lalu menatap Zayan.

"Kamu pasti yang bernama Zayan Diaskara, bukan?" tanya Alana.

Zayan mendongak ikut berdiri sambil tersenyum, "Iya tante, saya Abang Evara dan juga teman kerja Bian." ujarnya memperkenalkan diri.

Alana mengangguk lalu duduk di hadapan Evara, tepat di samping Bian yang sedari tadi menunduk ketakutan. Alana yang melihat sekilas, bingung dengan keadaan putranya.

Zayan ikut duduk kembali.

"Ada yang ingin saya beritahu dengan kamu tentang Thalia, Bisakah kita membicarakan ini secara privasi," izin Alana tak enak menatap sekitar.

Evara yang mengerti langsung menatap Remi dan Liam yang berada tak jauh dari Henry. kedua orang itu yang mengerti langsung beranjak dari duduknya dan menyuruh semua orang yang berada di cafe kembali ke dapur.

Remi dan Puput langsung menyeret Henry tanpa permisi, sedangkan Liam menawarkan Ethan untuk diobati di kamar atas.

Ethan menoleh sebentar pada Bian dan dianggukin oleh Abangnya, membuatnya mau nggak mau harus ikut.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now