34

1K 55 0
                                    

Assalamualaikum, wahai BESTie ku yang cakep manis bohai aduhai dan luar biase lah Rajoo!!!

Hehehe,

Jadi tuh gini guys, aku tuh buat nih cerita setiap chapter tuh pendek-pendek biar ya aku nya tetap konsisten gitu buat nih cerita,

But...

Sekarang menurut aku kok kek nantik jadi banyak banget chapter nya buat nih cerita tamat.

Kan aneh aja gitu, menurut aku sekarang...

Makanya dengan itu, aku berubah kek kesatria baja Oren, alias memperpanjang cerita di setiap chapter nya...

Jadi guys!

Vote dan komentar plus Typo please di kasih guys!

Gue butuh asupan makanan biar nih badan kagak kurus kerempeng kek sapu lidi di rumah aing.

Ok deh, kita akhiri bacotan opening kali ini,

Selamat membaca
....

Mereka sampai ke lokasi tujuan. Sebuah cafe luas dengan nuansa hijau dedaunan segar, pepohonan tumbuh lebat di perkarangan, lalu tanaman hias digantung di setiap sudut ruangan. Banyak pot tanaman hias berjejer dan bunga yang tumbuh subur dimana-mana. Juga terdapat kolam ikat cantik di sudut kiri cafe, menambah kesan alam pada cafe.

Suasana sejuk dengan angin semilir menyambut kedatangan mereka berdua. Aroma segar dan harumnya makanan terhirup manis di hidung mungil Evara. Membuat gadis manis berambut sebahu itu tidak bisa melunturkan senyumannya.

Ahh... Dirinya sangat merindukan suasana alami cafe yang hampir 1 tahun tempat dirinya berkerja.

Nathan melihat sekeliling, lalu menoleh menatap gadis disebelahnya, "Biar aku yang pesan, kamu cari tempat, kamu mau ap-"

"Gak usah, bang Nathan aja yang cari tempat, biar aku aja yang rekomendasi kan makanan disini." Jelas gadis itu lalu pergi meninggalkan Nathan.

Nathan yang ditinggal hanya menatap dalam diam punggung gadis itu yang menjauh, lalu kembali pandangannya mengelilingi cafe, melihat ada yang kosong diujung dekat kolam ikan, dengan pelan langkahnya ia arahkan ke pojokan meja khusus untuk dua orang. Dia duduk dalam diam sambil menatap adiknya yang nampak asik mengobrol dengan karyawan cafe.

Sedangkan Evara dengan senyuman lebar dan jahil datang menghampiri Sera, gadis seumuran kakaknya yang kini bertugas menjamu pelanggan. Evara terkekeh saat seharusnya senyuman menyambungnya, tapi gadis ini malah kebalikannya, dengan tangan bersidekap dada, dia menatap Evara marah.

"Kak! Aku mau-"

"Lo kalau mau pesan jangan sama gue, tuh sama diri lo sendiri sana," ucap Sera dengan kedua tangan kini dipinggang sambil melotot.

Evara terkekeh, "Kan gak lagi jaga sekarang?"

"Trus, maksud lo, gue harus melayani lo gitu?"

"Lah, kan iya, gue kan pelanggan sekarang kak? Masak seorang raja di suruh ngetik makanannya sendiri, kan gak lucu kak"

Sera semakin meloto, "Gue gak mau, males melayani raja yang gak tau tempat, yang ngilang bikin orang jantungan, trus sekarang lupa diri kalau masih menjadi karyawan" Sera menyinyir, lalu melotot tanda marah,"Padahal mah lagi asik pacaran sama cowok cakep, cuih... Alasan doang sakit."

"Hahahaha!" Evara tak bisa lagi menahan tawanya, apalagi melihat raut wajah merajuk Sera yang nampa terkesan lucu baginya. Masih dalam kekehan geli, si Liam datang dengan khas siulan nya dari sehabis membuang sampah di dekat parkiran belakang, lalu berdiri di samping Evara dengan tangan kanannya bertompang di meja kasir.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now