32

1.1K 44 1
                                    

Assalamualaikum wahai para besti ku Ter cantik Ter bohay Ter manis Ter comel Ter aduhai Ter luar biase lah Rajoo!!!

Tolong ya Guys, tolong...

Untuk jangan memplagiat kan cerita karya aku ini, ini adalah cerita pertama ku di wp yang sudah banyak ku buat chapter nya, beda dengan cerita ku yang lain pada tenggelam gak nongol2 lagi dalam otakku...

Jadi guys!

Tolong vote dan komentar nya ya besti ku yang cantik dan plus itu Typo tolong dikasih tau, gue tuh manusia biasa yang kagak sempurna, jadi ya banyak salahnye...

Nah jadi pada lu orang, ya kudu kasih tau!

Jangan kek lamaran kerja gua yang sudah dimodali malah gak balik, alias kagak dipanggil-panggil!

Hiks...

Yaudah deh, selamat membaca!

....

Evara bernafas lega, mengatur detak jantungnya yang bergemuruh tak karuan, lalu matanya menatap kesal helm bagian belakang Nathan. Bagaimana dirinya tak kesal plus jantungan, pria ini sungguh luarrrr biasa---GILA! Padahal dirinya tadi cuman ingin memintanya melaju sedikit, tapi pria ini malah menanggapinya dengan mengebut kencang gila-gilaan.

Sialan!

Bagaimana tadi kalau mendadak ada mobil menghalang!?

Bagaimana tadi kalau mendadak kucing lewat!?

Bagaimana nanti mendadak rem blong kek di sinetron alay yang sering ditonton ibuk-ibuk tetangga!?

Bagaimana kalau jalannya licin kek di drama Korea yang selalu diceritain Fanny!?

Hah! Hah! Bagaimana nanti tiba-tiba meteor jatuh kek di anime!

Sumpah! Kalau hal itu sampai terjadi, bukannya ke kampus, eh nanti malah nyasar ke liang kubur.

Kan gak lucu dia mengalami kecelakaan dua kali dalam sebulan ini. Jadi kek langenan.

Ugh!! Evara langsung memegang tengkuknya, mendadak merinding. Bulu kuduk nya saja sudah tegang. Dengan cepat dia turun dari motor lalu melepas helmnya.

"Makasih bang, maaf aku langsung jalan ya, udah telat." ujarnya, walaupun jantung nya masih mau copot, berkat pria ini dirinya jadi tidak terlambat.

Walaupun jujur, dirinya masih ingin mengumpat di depan wajah tampan abangnya satu ini.

Nathan mengangguk, tanpa kata meraih helm adiknya lalu menghidupkan lagi motornya.

"Hmm... Nanti dijemput. "

Evara mengangguk, lantas langsung berlari meninggalkan Nathan. Kelas hari pagi ini jam 9.30, ia melirik jam tangannya dan jantungnya hampir kembali mau copot melihat nya. Dengan cepat Evara menambahkan kecepatan larinya saat melihat pak Endang datang.

Fanny yang sedari tadi menunggu di depan pintu kelas, bernafas lega. Dengan inisiatif dia menghadang Pak Endang yang sebentar lagi masuk ke kelas, menanyakan tentang kabar hasil ujian dadakan 2 minggu lalu.

Evara yang melihat merasa lega. Tanpa menunggu waktu lagi dia langsung masuk dan duduk dengan terengah-engah. Ia lalu menoleh pada fanny yang kini duduk di sampingnya.

"Thanks."

"Hmm... Lagian lo kok bisa telat sih! Lo tau kan pak Endang orangnya kek apa!"

Mendengar itu, Evara yang masih mengatur nafasnya, mendadak moodnya anjlok, dia lantas merengus kesal secara terang-terangan.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now