|SW 59| Kado Terindah

8.3K 375 783
                                    

Halo besti, ketemu lagi bersama Arum di sini. Sebelumnya terima kasih atas respon baiknya di part sebelumnya. Semoga di part kali ini bisa mengobati rasa rindu kalian ya 🥰

DI PART KALI INI GIVE ME 700 KOMEN AGAR AKU UP PART SELANJUTNYA GUYS 🥰💜

FOLLOW ME GUYS, FOLLOW AKUN DI BAWAH INI:👇
Ig& YouTube: Shtysetyongrm

Jangan lupa juga follow akun WP aku ya guys 💜

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Kita tidak bisa mengubah hati seseorang untuk mencintai kita, tapi kita bisa mengubah keadaan untuk berpihak pada kita.
|Anindya Sarawati Putri|

HAPPY READING 💜

🌼🌼🌼🌟🌟🌟🌟🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Hubungan aku sama Riko udah berakhir sekarang," ucap Anindya dalam pangkuan Arsa yang seolah tak mau melepaskan dirinya.

Arsa yang mendengar hal tersebut tampak diam ditempatnya. Ia bingung harus meresponnya bagaimana. Jujur dalam hatinya ia merasa senang karena Anindya memilih pilihan yang tepat untuk meninggalkan Riko kekasihnya, lalu memilih hidup bersamanya. Namun hal yang belum bisa ia lakukan adalah melepaskan Bianca dan tetap pada Anindya. Entah kenapa melepaskan Bianca seolah sulit bagi dirinya.

"Aku mau fokus ke rumah tangga kita. Aku mau jadi ibu dan istri yang baik buat anak aku. Jujur aku seneng tapi aku juga bingung ke depannya harus gimana. Apa aku bisa, apa aku mampu," tutur Anindya lagi.

"Anak kita sayang," sahut Arsa saat Anindya berbicara seperti itu pada dirinya. Jujur saja ia memiliki perasaan dan pikiran yang sama dengan Anindya, apa lagi saat ini masih ada Bianca dalam hatinya.

"Iya, anak kita. Perut aku makin hari pasti makin membesar. Aku takut kena denda ka -----"

Arsa mengangkat kepalanya. Ia membiarkan Anindya duduk di kursi setelah sekian lama duduk dalam pangkuannya. Ia memiringkan badannya, lalu menggenggam tangan Anindya yang ada di sampingnya.

"Masalah denda biar aku yang urus. Mulai hari ini dan seterusnya jangan mikirin hal-hal yang akan membahayakan buat anak kita. Kamu harus jaga pikiran kamu, badan kamu, dan kesehatan kamu. Kalau kamu butuh bantuan aku bilang aja. Aku ini suami kamu, bukan orang lain. Apa pun itu akan aku lakukan demi kebahagiaan kamu," jelas Arsa dengan sorot mata yang begitu serius menatap Anindya yang terus menatap retina matanya.

"Tapi ada satu hal yang buat aku gak nyaman tentang kamu. Aku boleh jujur gak?" tanya Anindya seraya menatap mata Arsa.

"Jujur lebih baik walau menyakitkan," balas Arsa atas pertanyaan Anindya.

"Seberapa besar cinta kamu ke Bianca dan cinta kamu ke aku? 1-100 seberapa besar?" tanya Anindya serius berhasil membuat Arsa tampak menjadi patung ditempatnya.

Arsa berubah menjadi patung. Ia tak akan menduga Anindya bertanya seperti itu pada dirinya. Sangat tidak terduga untuk ditanyakan, bahkan ia tidak pernah membayangkan akan menjawab pertanyaan seperti itu di depan istrinya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now