|SW 67| LDR

7.1K 373 1K
                                    

Halo besti, ketemu lagi dengan Arum di sini. Teman-teman sebelumnya terimakasih atas komentar, vote, dan pendapat kalian di part sebelumnya 💜

DI PART KALI INI GIVE ME 1000 KOMENTAR GUYS
AKU TUNGGU KOMENTARNYA YA 🌼

Teman-teman maaf sebelumnya update lama. Tadi ada beberapa urusan makanya baru bisa up sekarang. Semoga part kali ini mengobati rindu kalian ya.

Oh, iya, masa komentarku di penuhi kata next doang, gas lah kasih pendapat kalian juga setelah baca cerita ini. Pendapat dari kalian sangat berarti juga buat author 😭💜

Maaf author banyak mau guys. Terimakasih banyak atas cinta dan dukungan kalian yang tak terhingga untuk cerita ini guys 🥰👑

×××××××××××××××××××

Manusia akan menyesal jika ditampar oleh realita, kalau pun tidak menyesal sudah menjadi takdirnya menjadi manusia yang tak punya hati dan rasa.
|SECRET WIFE|

HAPPY READING 💜

"Kamu beneran tega LDR sama aku? Satu Minggu gak lama tahu," rengek Arsa saat mobil mereka tiba disebuah kawasan perumahan milik Anindya.

"Kamu juga tega sama aku, kenapa aku gak tega sama kamu?" tanya Anindya tanpa menolehkan kepalanya.

Arsa yang mendengar hal tersebut tampak diam. Apa yang dikatakan oleh Anindya tak ada yang salah. Memang ia harus disadarkan oleh sebuah fakta untuk benar-benar sadar jika keberadaan Anindya benar-benar berharga. Apa ia bisa berjauhan dengan anak dan istrinya? Bahkan ketika Anindya memintanya, ia merasa tak rela. Tak rela jika bukan dirinya yang menjaga Anindya.

Bagaimana jika pelaku teror itu mengancam anak dan istrinya? Apakah keluarga Anindya harus ia beri tahu agar semuanya tetap aman? Tapi mengingat apa yang ia lakukan, ia rasa tak berhak jika meminta bantuan. Ia hanya bisa pasrah, bahkan ketika Anindya keluar dari mobilnya tanpa sepatah kata ia hanya bisa menatapnya. Jarak mereka memang dekat, tapi kenapa hatinya begitu sedih saat mereka berjauhan seperti ini?

"Lo mau di sini aja? Minimal turun bentar terus pamitan sama keluarga Anin," tutur Rio menyadarkan Arsa.

"Gue gak pergi selama ----"

"Maksud gue pamitan mau pergi lagi. Ya, kali mobil Lo nganterin dia, tapi orangnya enggak. Pasti mertua Lo anggap gimana. Gue aja yang gak berumah tangga paham, emang harusnya Lo tuker posisi sama gue aja biar bisa belajar banyak soal pernikahan," potong Rio seraya memberikan penjelasan pada Arsa.

"Lo ini sama aja. Nyalahin gue Mulu anjir. Lo sebenarnya sahabat dia apa sahabat gue, sih?" tanya Arsa yang terus mendengar Rio menyudutkan dirinya.

"Gue membela kebenaran. Lo emang sahabat gue, tapi kalau salah gue berhak tegur lo," balas Rio seraya memainkan ponselnya.

"Terserah, dah." Arsa terlihat merapikan rambutnya lalu mencoba mengubah ekspresi wajahnya. Ia berusaha untuk menyembunyikan rasa kesal dan sedihnya, lalu turun dari mobilnya untuk berpamitan dengan keluarga Anindya.

Kaki Arsa melemas, ia bagaikan batu yang kurang daya karena Anindya marah padanya. Ia mengetuk pintu, berjalan masuk dan melihat seorang pria yang membuat dirinya terkejut. Bahkan pria itu sama-sama terkejut dengan kehadiran nya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Où les histoires vivent. Découvrez maintenant