|SW 77| Tulisan Tangan Angga

6.7K 332 582
                                    

Halo besti, ketemu lagi dengan Arum di sini. Gimana kabar kalian? Semoga kalian baik-baik aja guys. Informasi untuk pembaca setia SW cerita ini akan up setiap hari Senin - Sabtu akan up pada pukul 19.00 WIB atau bahkan sebelum Jam segitu. Untuk hari Minggu aku up siang ya guys. Semoga kalian tetap setia dan selalu baca terus part terbarunya 💜🥰

Terimakasih yang sudah komen di part sebelumnya, maaf author sekarang up hanya satu part perhari karena kesibukan kuliah dan magang ya guys. Nulis pun itu dadakan setelah pulang ke rumah, jadi mohon dimaklumi. Aku kasih informasi di sini karena banyak yang tanya di DM kenapa cuman up satu part atau bahkan gak up? Iya ini jawabannya guys 😭🥰 kalau gak up berati aku pulang malam dan capek banget 😁😭

DI PART KALI INI GIVE ME 500 KOMENTAR AGAR AKU TETAP SEMANGAT BUAT UP TERUS 🥰

FOLLOW ME 👇
Wattpad/Instagram/YouTube
Username: Shtysetyongrm

Sembari nunggu cerita ini update, aku sarankan baca cerita ku Raina Hujan Telah Datang. Aku ambil tema psikologi siapa tahu ada yang tertarik bisa baca. Status ceritanya udah tamat.

TERIMAKASIH 🥰💜

××××××××××××××××××××

Kalau kamu sudah tahu rasanya kehilangan, maka rasa selanjutnya yang akan kamu rasakan adalah mencoba untuk mengikhlaskan, walau sangat sulit untuk dilakukan. Dalam fase ini, manusia akan menyesal dan menyesali apa yang telah ia lakukan, lalu berujung pada penghakiman pada diri sendiri yang terus di salahkan.
|SECRET WIFE|

HAPPY READING 💜

Pintu kamar yang terbuka sempurna menampilkan bagaimana seorang pria terduduk di atas ranjang kamarnya. Pria yang bahkan hanya diam, lalu menatap kosong dari sorot matanya. Kehilangan meninggalkan bekas luka dan rasa sakit yang teramat besar dalam hatinya. Berulangkali menyalahkan diri sendiri itu lah yang ia lakukan sekarang, ketika penyesalan tak berujung datang dan menghantam. Tak ada yang bisa dilakukan selain terdiam, merenungkan, lalu berujung menyalahkan. Ya, itu lah yang terjadi pada Arsa. Bahkan kala Anindya berdiri di hadapannya, pria itu tak kunjung menatapnya.

"Ini susu hangat, coba diminum. Kamu dari tadi pagi belum makan, loh, aku takut kamu sakit," tutur Anindya yang tak melihat suaminya makan setelah menguburkan saudaranya untuk pulang.

"Makasih," balas Arsa singkat, lalu meraih susu itu dan meminumnya sampai habis. "Kamu gak tidur?"

Anindya tampak menggelengkan kepalanya. Ia melepaskan sendalnya, lalu menaiki kasur dan duduk di samping Arsa yang sudah merengkuh pinggangnya. Arsa tampak mencium rambut istrinya berulangkali membuat Anindya merasa sedih dengan kondisi kehilangan Arsa.

"Kamu jangan sedih-sedih lagi, aku ikut sedih tahu," ucap Anindya yang turut merasakan hal yang sama.

"Dalam hidup, tuh, kita gak selamanya seneng, pasti ada titik dimana kita sedih karena kehilangan, sedih karena pencapaian kita gak sesuai, atau bahkan sedih karena ngerasa diri sendiri gak berguna dan sebagainya. Tapi yang perlu diingat, tuh, kalau cuman meratapi apa kita bisa melangkah maju lagi? Jawabannya pasti enggak. Anggap aja sedihnya kamu adalah bagian dari hidup sebagai manusia di bumi," ucap Anindya memberikan kata-kata motivasi pada suaminya.

Arsa hanya terdiam. Ia merespon perkataan Anindya dengan tangan yang terus mengelus lembut puncak kepala milik istrinya. Menikmati sentuhan Arsa, Anindya tampak memejamkan matanya, namun ketika teringat sesuatu ia segera beranjak dari kasurnya, berjalan menuju meja dan memberikan amplop coklat itu pada Arsa yang tampak mengenalinya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now