25

17.2K 1K 17
                                    

Hari kedua di Bali di gunakan oleh mereka berempat quality time dengan pasangan masing masing. Baru nanti saat senja mereka berkumpul lagi di satu tempat.

Soal foto dengan hanfu mungkin akan mereka lakukan di hari ketiga. Karena hanfu pesanan mereka baru sampai nanti malam, dan paling lambat adalah besok. Jadi sekalian saja besok fotonya. Sekaligus waktu untuk berburu oleh oleh.

Saat ini biarkan mereka menikmati waktu berdua dengan pasangan masing masing. Kecuali untuk Agatha dan Sean. Karena mereka bertemu setiap hari. Kecuali saat Agatha sekolah ataupun ada kerja kelompok.

Jadi, mari fokus saja pada pasangan Eve dan Matteo. Dimana sedari tadi Matteo selalu mengikuti kemanapun yang ingin Eve singgahi. Dimulai dari menyaksikan sunset di pura tanah lot. Lalu mencari jajanan pasar. Mencoba berbagai wahana air. Dan sekarang mencoba permainan skateboard.

Banyak kegiatan yang berhubungan dengan olahraga yang mereka lakukan. Tida seperti pasangan lain yang akan mengunjungi tempat aesthetic untuk di postingan di Instagram. Mereka lebih memilih melakukan hal hal menyenangkan bersama.

Biarlah kenangan itu tersimpan di otak. Karena ada beberapa hal yang tidak harus di abadikan dalam foto. Tapi cukup dengan ingatan.

"Thanks ya udah mau nurutin semua yang aku mau." Ucap tulus Eve pada Matteo saat dia sudah kembali dari membelikannya minum.

"No problem. Semua pria pasti akan melakukan hal yang sama untuk wanitanya." Inilah yang Eve suka dari Matteo.

Dia yang bisa menuruti keinginannya. Meskipun beberapa hal adalah hal yang tidak ia suka. Tapi ia tetap mewujudkan hal itu, hanya untuknya. Untuk melihatnya tersenyum bahagia.

Bagaimana dia tidak jatuh cinta pada Matteo? Dan bagaimana dia bisa membiarkan Luci merebut Matteo darinya?

"Aku pengen tinggal di Bali suatu saat nanti." Gumam Eve. Ia suka Bali. Suka suasananya, suka wisatanya, juga suka makanannya. Semua tentang Bali, ia suka.

Termasuk momen saat ia pertama kali berpacaran dengan Matteo. Mengingat itu membuatnya malu sendiri.

Bagaimana tidak, saat Matteo sudah menyiapkan tempat yang romantis untuk menyatakan cintanya, ia malah merusak momen itu dengan pura pura hamil. Semua itu ia lakukan karena ide gila Agatha.

Tapi juga karena kesalahannya juga. Dia salah mengira saat itu. Ia kira perempuan yang ingin di tembak oleh Matteo adalah perempuan lain. Ia yang kesal dan sakit hati malah menceritakan masalah itu pada Agatha.

Bukannya mendapat solusi yang tepat, ia malah di sesatkan oleh Agatha. Agatha memberinya saran untuk mengacaukan acara itu dengan datang dan berpura pura hamil anak Matteo. Tidak lupa Agatha juga mendandaninya agar terlihat menyedihkan. Bahkan saking menyedihkannya dia saat itu, dia merasa lebih mirip gembel.

Dan pada akhirnya ia malu. Karena perempuan yang akan di tembak oleh Matteo adalah dirinya. Mau di taruh di mana mukanya saat itu. Matteo sudah tampil sangat mempesona, malah dia yang tampil seperti gembel kecebur got. Untung saja acara itu hanya di hadiri oleh keluarga. Tambah satu monyet gila Agatha.

"Kenapa hemm? Kok senyum senyum sendiri. Lagi mikirin apa?" Tanya Matteo yang memperhatikan Eve dari tadi. Eve benar benar terlihat sempurna, bahkan dari samping sekalipun.

"Gak ada. Cuma inget kejadian waktu kamu nembak aku aja dulu." Matteo terkekeh saat ikut menginat kejadian itu.

Kejadian konyol sepanjang hidupnya dan itupun terjadi di hari ia menyatakan cintanya pada Eve. Sungguh konyol. Tapi juga tidak bisa di lupakan sampai kapanpun. Itu akan menjadi kisah tersendiri dalam hidupnya.

Yah, semoga saja hal konyol seperti itu tidak terjadi lagi saat pernikahan mereka nanti. Atau lebih gilanya, kejadian konyol yang terjadi di pernikahan Agatha. Semoga saja pernikahannya kelak bisa berjalan dengan normal seperti pernikahan pada umumnya.

SILENT GIRL [END]Where stories live. Discover now