Epilog

15.8K 974 18
                                    

Enam tahun hidup di negri orang tak membuat Agatha melupakan Indonesia. Agatha memang jadi meninggalkan Indonesia enam tahun lalu.

Tanpa memberitahu siapapun, Agatha hidup sendiri di sana. Jauh dari drama drama perebutan suami dan ketenaran.

Lagipula apa yang di perebutkan. Suaminya saja ia tinggal di Indonesia. Ketenaran juga sudah ia lepaskan sejak ia memutuskan meninggalkan Indonesia.

Sebenarnya tidak sepenuhnya ia tinggalkan. Hanya ia nonaktifkan untuk sementara saja. Menjauh sementara dari hiruk pikuk Indonesia.

Ia juga tidak jadi mengganti nomor telepon miliknya. Ia tetap membiarkan nomor itu aktif. Tapi ia juga  menggunakan nomor baru. Jadi nomornya yang dulu ia biarkan menganggur.

Tetap saja, meskipun nomor itu ia biarkan menganggur, Sean dan yang lainnya sering mengirim pesan di nomor itu. Terkadang juga menelfon di nomor itu.

Apakah ia balas? Tentu saja tidak. Apakah Sean tidak bisa menemukan keberadaanya? Tentu saja bisa. Sean kan punya banyak koneksi.

Tapi ia pernah mengirim pesan agar Sean tidak menyusulnya. Cukup biarkan dia menikmati hidup bebasnya. Nanti, jika ia sudah puas, ia akan kembali dengan sendirinya.

Tenang saja, Sean tidak akan berpaling darinya. Dia akan setia padanya. Jadi ia tak perlu khawatir ada adegan jambak menjambak dengan wanita lain.

Kalau saja itu sampai terjadi, ia pastikan Sean akan kehilangan semuanya. Enak saja dia menikah lagi saat mereka belum bercerai. Ingat, status mereka masih suami istri.

"Bunda."

Agatha menghentikan acara minum teh nya. Ia menoleh ke arah gadis kecil berusia lima tahun di depannya.

Gadis itu adalah anaknya dengan Sean. Saat ia meninggalkan Indonesia, ia sedang mengandung.

Ingat saat ia mendapat notifikasi email saat di bandara? Itu adalah emai dari rumah sakit yang menyatakan kehamilannya.

Apakah Sean tau? Tentu saja. Karena dia mengirimkan email itu ke Sean. Jadi dia tau kalau ia mengandung. Bahakan tau tentang perkembangan anaknya.

Sean tau dari bodyguard yang ia kirimkan untuk menjaganya. Dan ia biarkan saja. Bagus juga jika ada yang menjaganya.

"Bunda, ayo pulang. Kinan rindu ayah." Ucap Kinan, putrinya.

"Ayo! Bunda juga kangen ayah."

Jangan heran, gini gini Agatha juga rindu dengan Sean. Tepatnya rindu dengan uang milik Sean. Kalau orangnya? Ya boleh lah rindu sedikit.

Mereka bersiap menuju bandara. Sudah waktunya mereka pulang setelah enam tahun melalang buana menikmati indahnya dunia.

Sekarang, waktunya dia untuk kembali ke rutinitas yang seharusnya dia lakukan dari dulu. Menjadi seorang istri.

Rindu sekali dia menjalani peran sebagai seorang istri.

Saat ini, Agatha dan Kinan sudah sampai bandara. Tidak perlu waktu lama untuk bersiap, karena semua pakaian ia tinggal. Jadi, mereka hanya membawa diri saja.

Jangan pernah membayangkan ada adegan teriak teriak di bandara saat mereka lewat. Karena kalian tidak akan mendapati hal seperti itu.

Beda lagi jika mereka di Indonesia. Sudah pasti kedatangan mereka akan di sambut dengan pekikan histeris orang orang.

Hanya karena wajah mereka yang cantik, mereka akan di sambut dengan berbagai pujian. Sangat Indonesia sekali.

"Tidurlah Kinan. Saat kau bangun nanti, ayah akan menjemput kita." Ucap Agatha saat mereka sudah ada di dalam pesawat. Tentunya pesawat pribadi milik Sean.

SILENT GIRL [END]Where stories live. Discover now