05 - Suami Yang Tampan

103K 7.3K 73
                                    

Rene menopang dagu, memperhatikan seorang chef yang tengah membuatkan makan siang untuk dia bawa ke suaminya. Ini cukup mencengangkan, karena saat Rene ingin melanjutkan niatnya memasak, Lanie tetap kekeuh melarang dan malah meminta dirinya untuk menjelaskan, makanan apa yang akan dirinya buat.

Saat Rene menjelaskan jika dia ingin makanan khas Italia, seorang Chef asli Italia langsung turun ke dapur untuk memasak. Sekaya apa suaminya? Bahkan Lanie berkata, jika Rene ingin makan sesuatu dari negara berbeda, Rene bisa langsung katakan dan chef asli dari negara yang Rene inginkan, akan turun untuk membuatkan sendiri. Lanie melarang bukan karena ucapan sarkas Viona tentang racun.

Tapi karena Lanie memang di beri tugas untuk menjaga dan memastikan keamanan Nyonya, jika Lanie membiarkan Nyonya masak di saat Tuan melarang, Lanie akan mendapatkan sanksi yang berat. Bisa juga, Lanie akan di pecat dan semua lowongan pekerjaan akan di tutup untuknya, itu mengerikan ketika hidup kekurangan dan kelaparan setiap hari.

Rene juga baru tahu, jika uang bulanan untuk belanja kebutuhan rumah tangga, semuanya di pegang langsung oleh Viona. Karena biasanya, Nyonya kediaman yang mengatur. Nyonya kediaman juga yang biasanya memberi perintah pada kepala pelayan untuk membeli kebutuhan yang sudah habis. Tapi di sini, semua tugas Nyonya kediaman, di kerjakan oleh Viona.

Apa Rene mau mengambil alih tugas Viona? Oh jelas tidak! Untuk apa pusing membaca pembukuan keuangan rumah tangga jika ada seseorang yang bisa mengerjakan semua itu? Tugas Rene hanya menjadi istri yang baik dan tangguh dalam menanggulangi serangan pelakor alias perebut suami orang dan menjadi Ibu yang baik untuk anaknya.

Apa Rene takut Viona akan merebut suaminya? Jelas tidak! Jika suaminya memiliki kekayaan sebanyak ini, dia tidak mungkin menyukai pelayan lancang seperti Viona. Jika suaminya menyukai Kendall Jenner atau Ariana Grande, mungkin akan terdengar manusiawi. Tapi akan aneh jika pria dengan kekayaan banyak, terpincut pesona pelayan lancang. Ya, Rene memang selalu percaya diri.

Tapi tetap, Rene akan membuat teguran juga peringatan untuk Viona agar bersikap sesuai perannya di kediaman. Dia hanya pelayan yang terobsesi ingin menjadi Nyonya kediaman, Rene hanya akan menyadarkannya pada fakta takdir nanti. Karena jika di diamkan, dia akan menjadi sosok yang tidak tahu diri di sini dan lupa siapa posisinya di sini.

"Nyonya, semua sudah selesai."

Rene tersenyum lebar melihat makanan menggugah selera dan memanjakan perut, "Terima kasih! Oh ya! Aku kira, kamu cuma bisa bahasa Italia dan Inggris."

Italian Chef di depannya tersenyum dengan ramah, "Sebelum kami menandatangani kontrak kerja, kami sudah mengikuti serangkaian tes, termasuk lancar bahasa Pasquale."

Bahasa Pasquale? Rene tersenyum, dia seperti masuk dunia dongeng yang sempurna. "Bagaimana jika kamu bicara bahasa Italia?"

"Piacere mio, signora."

"Woah! Aku mengerti," Rene merasa sangat bangga pada dirinya sendiri yang tiba-tiba paham apa yang Italian Chef ucapkan. "Terima kasih ya! Bye! Aku harus pergi! Lanie yang akan membawa makanannya!" Lanie hanya mengangguk dan membiarkan sang Nyonya memasuki lift menuju kamarnya.

Hal lain yang membuat Rene takjub karena kediaman ini memiliki 10 lantai ke atas. Entah isinya apa saja, karena Rene baru tahu isi lantai dasar dan lantai 4 saja di mana kamarnya berada. Mungkin nanti malam atau besok, Rene akan pergi ke lantai 10, untuk melihat, bagaimana keindahan kediaman ini dari atas.

***

Setengah jam sebelum waktu makan siang tiba, Rene bersama Lanie melakukan perjalanan menuju tempat kerja suami Rene. "Suamiku bekerja di sebuah perusahaan? Apa dia karyawan tetap di sana?" Lanie hanya tersenyum mendengar ucapan Nyonya, tidak lupa, dia menekan earphone yang selalu terpasang di satu telinganya saat bekerja.

"Nyonya sudah turun dari mobil,"

Rene tidak menyadari jika banyak penjagaan tak kasat mata di sekeliling, dia tampak santai dan berjalan menuju meja resepsionis yang menatapnya dengan begitu ramah. Rene jadi ikut tersenyum, senang rasanya karena tidak ada drama seperti di novel atau film. Drama ketika resepsionis menindas wanita yang datang untuk bertemu suaminya.

Rene menyipitkan mata untuk membaca nama yang tertera di dada kiri, "Miss Walter. Saya ingin bertemu suami saya,"

"Nyonya, cukup panggil saya Laudya. Saya akan mengantar Anda,"

Rene mengangguk dengan antusias, jujur, Rene tidak tahu nama suaminya, beruntung si resepsionis peka dan langsung mengantarnya. Mengantarnya? Apakah suaminya memiliki jabatan penting di perusahaan? Hingga sebuah papan nama di atas pintu, membungkam Rene. "Chief executive officer room, suamiku? Pemilik perusahaan besar ini?"

Dari kejauhan saja, gedung perusahaan ini sudah menjadi primadona. Sekarang, malah suaminya menjadi CEO perusahaan primadona ini. Rene pun berucap terima kasih pada Laudya dan melangkah masuk ke dalam pintu yang terbuka otomatis, Rene harus melewati 3 pintu kaca dan ada 1 pintu yang dia tap hingga pintu pun terbuka.

Kosong.

Ya, ruangan ini memang besar tapi kosong. Tidak tahu harus apa, Rene pun duduk di sofa yang ada di sana. Makanan? Makanan yang dirinya bawa akan Lanie antarkan setelah semua di pindahkan ke piring. Dia pun duduk dengan mata memandang ke setiap sudut hingga kedatangan seseorang, membuat Rene mengalihkan pandangan.

Rene terpaku, jika bisa, mungkin matanya sudah meloncat keluar seperti memakai per. "Irene Jossi?" Duh, suaranya yang berat dan serak yang khas di tambah wajahnya yang sangat tampan. Kim Taehyung kalah kalau begini, batinnya yang dengan cepat, dia mengendalikan raut wajah lalu berdiri dari duduknya.

Beruntung, Rene tidak sengaja membaca nama dalam sertifikat di atas meja. Dia pun tersenyum sembari membungkuk dengan begitu anggun ala bangsawan, "Lucas, aku datang membawa makan siang untukmu. Lanie akan mengantar ke sini setelah di pindahkan semuanya ke piring,"

Rene kira, Lucas La Elguerro adalah pria dingin dan kaku seperti tokoh novelnya. Atau bisa juga, dia membenci dirinya saat ini. Tapi semua dugaan itu salah, ketika Lucas mendekat. Merangkul pinggangnya lalu mengecup bibirnya, Rene? Jangan tanya! Dia ini di dimensi pertama, seorang gadis ting-ting! Dia tidak pernah memiliki kekasih, lalu sekarang?

Tiba-tiba jadi Nyonya kaya raya, jadi istri pria tampan yang manis, dan jadi seorang Ibu! Bagaimana mentalnya tidak terguncang-guncang, "Tidak perlu, sayang. Aku menikahimu bukan untuk mengantar makan siang ke perusahaan,"

Rene ini mudah meleleh, apalagi melihat tatapan tulus dari Lucas. Dia seakan lupa dengan kegalauannya tadi perihal dimensi kedua ini. Dia pun menggeleng, "Aku hanya ingin memberikan sesuatu yang berkesan untuk suamiku, apa itu salah?"

"Istriku tidak pernah salah,"

Rene tersenyum lebar saat Lucas tersenyum ke arahnya, apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

***

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang