18 - Kecemburuan

72K 4.4K 242
                                    

"Wanita itu hampir mati? Kenapa tidak sekalian mati saja?!"

Viona melempar remote setelah mematikan saluran televisi, dia melihat berita tentang beberapa kematian yang terjadi di waktu berdekatan. Kematian pria asing yang mobilnya tergelincir ke dalam tebing, di duga mengantuk saat menyetir dan tewas dengan mobil terbakar. Di susul kabar kematian Gideon, seorang bungsu Walter yang di temukan hanya bagian kepalanya di semak-semak depan kediaman pria itu.

"Harusnya, dia yang mati terpanggang!" Viona menaruh dendam besar pada Rene, besok, dia akan kembali ke kediaman Lucas setelah memulihkan diri dari luka melepuh di wajahnya yang susah sekali di hilangkan tanpa bekas.

Kembali ke Rene, wanita itu sudah tersadar dari tidurnya. Dia menatap Lucas yang tengah menunggu dengan cemas di dekat pintu sedangkan para Dokter, sibuk memeriksa kondisinya dan menanyakan apakah dirinya ada keluhan. Tapi Rene merasa baik-baik saja, Dokter pun pamit dan Lucas mendekat.

"Sayang, maafkan aku. Karena kecerobohanku, kamu harus mengalami hal mengerikan ini."

"Tidak mengerikan, Lucas. Malah seru!"

"S-seru?"

"Ya! Aku mendapat pengalaman baru untuk melumpuhkan pria pengecut yang suka berbohong dan pergi saat wanitanya lengah!"

Lucas meneguk air liurnya, dia tidak tahu Rene bicara untuk siapa tapi jujur, Lucas merasa tersindir. "Sayang, dengarkan aku."

"Apa?" Rene menjawab dengan malas-malasan, dia bersikap demikian hanya untuk menutupi rasa cemasnya akan apa yang sudah Gideon lakukan pada dirinya. Di masa lalu, tepatnya di dimensi pertama, Gideon adalah pria yang tergila-gila pada dirinya di kampus. Terus mengejar dirinya tapi berakhir penolakan.

Gideon hampir melecehkannya, beruntung di gagalkan sahabat-sahabatnya. Dan di sini, Gideon melakukan hal yang sama, bukan lagi hampir, tapi sepertinya, dia sudah melecehkan Rene. Lihat di mana dirinya sekarang, di rumah sakit. "Lucas, apa dia melecehkan aku?" Lucas yang hendak bicara langsung bungkam kembali.

"Jika dia berhasil melecehkan aku, tolong menjauh dariku, Lucas. Meski lancang, Viona cocok menjadi pendampingmu. Atau bisa, kau pilih Daeva, dia cantik dan memiliki karir cemerlang."

"Sayang? Apa yang kau katakan? Dia tidak menyentuhmu!"

"Tidak usah menutupi demi kelegaan hatiku, Lucas. Katakan saja jika dia sudah─"

Cup.

"Hanya aku, hanya aku yang boleh lancang menyentuh seluruh tubuhmu tanpa terkecuali."

Rene menatap Lucas dengan mata berkaca-kaca, "Dia tidak menyentuhku?"

"Tidak, hanya aku yang boleh menyentuhmu. Cukup ingat itu, sayang."

***

Ezekiel sudah menghancurkan guci-guci dengan harga miliaran, dia menatap Bramasta dengan tangan menodongkan pecahan guci yang tajam juga lancip. "Jika kau terus mengurungku di sini, aku tidak akan segan mengantarmu pada kematian! Beruntung anakmu itu sedang terpuruk atas kematian istrinya!"

"Aih! Cicit kurang ajar! Anakku yang kau sebut itu, Kakekmu, anak nakal! Benar-benar tidak sopan!"

"Aku akan sopan pada kalian, jika kalian bersikap sopan padaku!"

"Anak bau kencur seperti dirimu mana pantas untukku bersikap sopan di depanmu?"

"Pria bau tanah sepertimu mana pantas mendapatkan sifat sopan dariku?!"

Ezekiel melempar pecahan guci di tangannya ke arah Bramasta yang sigap mengelak, jika telat 1 detik saja, maka tertancap sebelah matanya. "Kau!"

"Aku akan pulang!"

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang