52 - Pertemuan

23.6K 1.9K 223
                                    

Rasanya aneh, ketika Rene berjalan menyusuri bandara dengan menarik koper dan dia melihat Viona melambaikan tangan. Di dimensi kedua, Viona adalah musuhnya tapi tak menampik jika di dimensi pertama ini, Viona adalah satu-satunya sahabat yang Rene punya. Sahabat yang selalu setia berada di sisinya.

Rene mengingat, dia melihat tanggal, bulan, dan tahun yang tertera sekarang. Dari sana, Rene menyimpulkan, bahwa perbedaan waktu antara dua dimensi sangat berbanding jauh. Satu hari di dimensi pertama maka satu tahun di dimensi kedua. Yang berarti, Rene sudah 6 tahun di dimensi kedua dan hanya menghilang 6 hari di dimensi pertama.

Hal ini sangat mencengangkan, Rene sudah melalui akan banyak hal tapi dirinya kembali ke usia saat masih 28 tahun. Ketika Putranya, mungkin saat ini juga baru berusia 5 tahun.

"Rene! Di sini! Di sini!"

Rene tersenyum, dia mempercepat langkahnya ingin menghampiri Viona hingga seorang bocah dengan Hoodie yang berjalan berlawanan arah, tidak sengaja menabraknya. Rene panik, dia membantu bocah laki-laki itu untuk berdiri dan sekarang, Rene yang membatu, bahkan bocah itu juga ikut membatu melihat wajah Rene.

"Mama?"

"Ezekiel?"

Keduanya tiba-tiba melepas koper masing-masing dan memeluk dengan begitu erat. Air matanya menetes tiada henti, dia tidak menyangka, jika putranya akan tetap berusia 11 tahun, hanya dirinya saja yang masih menetap di usia 28 tahun. "Anakku," dan Rene sangat bahagia ketika Ezekiel mengingat tentang dirinya.

"Tuan muda!"

Ezekiel enggan melepas, tapi dia terpaksa melepaskan dan berbalik badan. Rene melihat seseorang berlari mendekat, "Tuan muda, apa yang Anda lakukan?"

"Bibi, aku bertemu dengan Mama! Lihat! Ini Mamaku!"

Rene tersenyum tapi aneh melihat wanita itu malah menatap sendu pada Ezekiel, "Tuan muda. Apa Tuan muda lupa? Mama Anda sudah meninggal enam tahun lalu,"

Deg.

Meninggal? Ibu Ezekiel meninggal? Itu artinya, Ezekiel bukan benar-benar mengingatnya tapi hanya menyangka jika dirinya adalah Ibu dari bocah itu. Ketika Ezekiel mendongak menatap Rene yang juga menatapnya, "Ini Mamaku!"

"Tuan muda, jangan begini." Bibi pelayan menatap Rene, "Nyonya. Maafkan Tuan muda saya, beliau memang tengah merindukan Ibunya. Kebetulan, Nyonya memiliki wajah yang sangat mirip dengan Ibu dari Tuan muda. Sekali lagi, saya mohon maaf, Nyonya. Kami permisi,"

Bibi pelayan membawa Ezekiel pergi menjauhi Rene yang terus menatap punggungnya, "Anakku. Aku memang Ibunya, tunggu Mama, Nak. Mama akan memilikimu kembali,"

"RENE!"

Ah iya, Viona. Rene mengambil kopernya lalu mengerutkan kening, "Astaga! Di mana koperku?!"

"RE! RENE!!"

"IYA SEBENTAR!"

***

"Tuan muda, Anda membawa koper siapa?"

Ezekiel menatap koper di tangannya dengan satu alis terangkat, "Koper aku. Bibi yang bawa koper siapa?"

"Astaga!" Bibi tersentak kaget, melihat dirinya salah menarik koper. Ini pasti koper wanita yang mirip dengan mendiang Nyonya tadi di bandara dan melihat koper itu, Ezekiel tersenyum penuh arti.

"Bibi mengambil koper Mama─ ekhem, maksudnya, Bibi mengambil koper Tante yang tadi di bandara kah?"

"Sepertinya iya, Tuan muda. Bibi akan meminta Pak Vino untuk mencari tahu siapa wanita yang tadi kita temui di bandara, biar kopernya bisa segera di kembalikan."

Perpindahan Dimensi Sang Penulis Donde viven las historias. Descúbrelo ahora