Syerra menidurkan kepalanya dipembatas rooftop sekolah menatap kearah bawah dimana orang - orang terlihat bahagia bersama teman satu genk nya.
Tidak seperti dirinya yang tidak punya satu pun teman disekolah ini. Hanya jayden satu - satunya orang yang berada di sisi syerra, dan sekarang orang itu juga ikut pergi meninggalkannya sendiri tanpa pamitan.
"Jay apa kamu emang bener - bener gak punya perasaan sedikit pun buat aku? apa cuma aku yang suka kamu? kamu jahat banget jay" monolog syerra dengan tatapan sendu.
Sudah genap sebulan dimana sekolah digemparkan dengan berita jika jayden aditama pindah sekolah ke luar negeri
Kabar itu tentu menjadi bom waktu untuk syerra. Masih belum pulih keadaan hatinya jayden kembali menambah lukanya, pergi tanpa bilang.
Dan syerra semakin yakin jika selama ini ia hanya boneka untuk jayden, boneka yang bisa dimainkan sesuka hati lalu setelah bosan dibuang begitu saja.
Bukan hanya itu orang - orang yang suka membully syerra makin menjadi jadi setelah tau jika jayden sudah tidak ada.
"Eh cupu! disini ya lo ternyata" cewek dengan rambut merah menyala nya berjalan bak model kearah syerra tak lupa para antek anteknya dibelakang mengikutinya "Lo mau sembunyi kemana pun juga bakal gue cari, hidup lo bakal gue buat kayak di neraka"
Selesai dengan amel the genk, kini helena and the genk yang membully syerra bahkan bully an nya mengalahkan amel.
"Aaaa sa-sakit len"
"Makanya gak usah nyari perkara sama gue! ngapain lo pake sembunyi disini bikin gue cape aja nyari lo anjing!"
Helena mengkode kedua temannya masih dengan jambakannya dirambut syerra "Cepetan! lelet banget sih kalian"
"Iy-iya princess tunggu bentar" ucap mereka takut - takut.
"Good! pegang tangannya"
"Len kamu mau apa? aku mohon jangan sakitin aku, aku minta maaf kalo punya salah" syerra ingin melawan tapi tidak bisa, satu lawan tiga pasti sudah jelas dirinya kalah.
Helena tertawa sumbang, lalu mengeluarkan gunting dari saku roknya "Permainan dimulai"
Tangisan dan jeritan memilukan terdengar menyayat hati, rooftop itu menjadi saksi syerra dan takdir kelamnya.
Dibalik pintu rooftop agatha tersenyum miring dengan ponsel yang menyala merekam kegiatan helena yang menggunting pakaian syerra sampai robek "Hidup lo bakal berakhir setelah ini syerra" berhasil menyimpan rekamannya agatha dengan santainya meninggalkan tempat lokasi.
Bruk.. Selesai dengan perbuatannya helena mendorong syerra sampai terjatuh menghantam pembatas rooftop.
"Ngeliat lo kayak gini gue puas banget" helena memandang syerra dengan senyuman lebarnya, syerra terlentang dengan kondisi mengenaskan pakaiannya robek sana sini sampai memperlihatkan aset pribadinya "Udah cocok style lo gini, lo kan jalang! yuu guys kita cabut biarin aja cupu disini siapa tau ada cowok cowok nakal kesini terus perkosa dia"
Sepeninggal helena and the genk. Syerra hanya menangis meratapi nasibnya, ia tidak bisa kemana mana dengan kondisi seperti ini, cuma satu yang syerra harapkan semoga tidak ada orang yang datang ke rooftop.
Angin malam menemani langkah syerra. Ia tidak tau harus kemana, syerra sudah frustasi dengan kondisi menyedihkannya ditambah satu sekolah gempar dengan video yang beredar dimana memperlihatkan syerra yang hampir telanjang.
Ia malu. Harapan untuk hidup nol persen, syerra pun berjalan tidak tentu arah sampai hampir tertabrak mobil.
Galen mengelus kepalanya yang terantuk dashboard mobil karena cewek gila yang berjalan kearah mobilnya.
"Gila tuh cewek!" galen dengan emosi membanting pintu mobilnya keluar dan menghampiri cewek gila yang ternyata orang yang sangat galen kenali "Syerra! Oh God lo kenapa syer?!"
Galen berjongkok lalu memeluk syerra yang menangis dengan kepala menunduk "Syer coba liat gue" galen menangkup wajah mungil syerra dan memperhatikan ekspresi syerra yang seperti mayat hidup "Bilang sama gue siapa yang bikin lo kayak gini, gue bersumpah bakal bales perbuatannya"
