Mukadimah

3.9K 272 19
                                    

Halo, dan selamat datang di Alaritarium!

Bagi kalian yang tidak tahu, awalnya ide cerita ini pertama kali digagas oleh SanuTsuki dan @febrianasa--salah satu anggota pertama dari grup kepenulisan Adiksi (yang diberi nama oleh Bang Iko_Nimbuss) pada awal tahun 2016. Namun itu semua hanya sekadar ide dalam bentuk cover dan permainan yang ada. Konsepnya pun masih belum jelas dan plotnya belum terpikirkan.

Sejak saat itu konsep dan ide cerita ini menjadi terlupakan dan terbengkalai di bawah tumpukan draft-draft lainnya. Baru pada awal 2018 saya mulai merekonstruksinya lagi pelan-pelan sambil worldbuilding sedikit-sedikit. Saya pada saat itu masih awam tentang penulisan novel dengan cetak biru, jadi saya dengan naifnya pakai snowball effect.

Hasilnya sungguh mengecewakan. Harlah Sangkala yang tadinya saya niati untuk jadi satu novel stand-alone sekarang beranak jadi trilogi, ditambah prekuelnya. Ini masih belum termasuk ilustrasi, musik, dan bahasanya. Yes, you hear me right. Dengan bahasa buatannya juga. Progres saya masih terhambat di bagian grammar dan noun declension-nya. Karena saya juga tidak mau memberi pembaca harapan palsu, maka untuk sementara Harlah Sangkala saya bekukan dulu sejenak sampai progresnya jalan lagi. Dan, mohon maaf, saya memang lambat update-nya.

Sebelum kalian memasuki Alaritarium, saya hanya mau memberi peringatan, bahwa akan ada eksposisi besar-besaran di bagian awal. Bagi kalian yang familier dengan karya-karyanya Tolkien pasti paham soal ini. But worry not, saya nggak akan buat bahasanya sama seperti Silmarillion yang kurang lebih kering dan arkais. (No offense here.) Saya berani jamin kalau cerita semacam ini sangat jarang ditemui di Wattpad, mengingat saya berusaha untuk mencapai totalitas dan kesempurnaan di sini.

Tentu saja, karya saya tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu saya selalu terbuka pada kritik yang kalian berikan, selama kalian tidak mengkritik ideologi karakter-karakternya dan mekanisme dunia yang ada. Jika ada komentar yang menyentuh subjek tersebut, maka akan saya kembalikan ke mukadimah ini.

Novel ini saya dedikasikan kepada Adiksi beserta seluruh anggotanya yang semangat kesastraannya selalu menggelora dan seorang sesepuh yang sedari dulu membimbing mereka (kebetulan hari ini dia ultah), juga untuk mereka yang selalu hadir di saat yang lain meninggalkan.

Akhir kata, terima kasih banyak dan selamat menikmati.

--Penulismu, Antelas Prayitna.

AlaritariumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang