POV 101 - The Mighty 3rd Person Omniscient

1.8K 153 32
                                    

Sudut pandang orang ketiga (POV - 3) adalah sudut pandang yang  menggunakan kata ganti (pronomina) orang ketiga dalam penyampaian ceritanya: "Dia, ia, mereka (jamak)"

POV - 3 dibagi menjadi dua, Sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga terbatas. Untuk kali ini saya akan membahas Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu.

Apa pembaca memang perlu mendengar isi pikiran lebih dari satu karakter dalam satu adegan?

Kalau jawabannya, ya, penyampaian cerita dari sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah pilihan yang tepat.

Cara terbaik untuk menggambarkan POV - 3 serba tahu, adalah dengan menggambarkannya sebagai sudut pandang 'Tuhan/Dewa', yang melihat segalanya, tapi tidak menyentuh apa-apa.

Sudut pandang orang ketiga serba tahu, memberi kebebasan pada penulis untuk mengganti sudut pandang cerita dalam suatu adegan (biasanya, dilakukan dalam pergantian paragraf).

Karya-karya terkenal yang menggunakan sudut pandang ini adalah: "The Lord of The Ring" oleh J. R. R Tolkien (1954-1955), "Dune" oleh Frank Herbert (1965), dan "Series of Unfortunate Event" oleh Lemony Snicket (1999-2006).

Penulis lain yang menggunakan sudut pandang ini dengan baik adalah Stephen King, dalam bukunya The Eyes of Dragon--atau yang telah diterjemahkan sebagai "Mata Naga."

Dalam buku ini Stephen King menempatkan dirinya sepenuhnya sebagai sosok ketiga. Di mana dia, dirinya, sebagai seorang penulis menyampaikan cerita kepada pembaca, dan secara aktif berinteraksi dengan pembaca.

===

Cuplikan Mata Naga oleh Stephen King, terjemahan bahasa Indonesia, halaman. 13:

Peter baru berusia lima tahun saat ibunya meninggal, namun ia mengingat wanita itu dengan baik. Bagi Peter ibunya baik, lembut, penuh kasih, dan pemaaf. Namun lima tahun usia yang sangat muda dan sebagian besar ingatannya tidak terlalu spesifik. Namun ada satu kenangan yang sangat jelas di benaknya--kenangan saat ibunya menegurnya. Belakangan, kenangan tentang teguran ini menjadi sangat penting bagi Peter. Hal itu ada hubungannya dengan serbetnya.

Setiap hari pertama bulan-Lima, ada pesta di istana untuk merayakan penanaman musim semi. Pada usianya yang kelima, Peter diizinkan hadir untuk pertama kalinya. Sesuai tradisi, Roland duduk di kepala meja, pewaris takhta di sebelah kanannya, Ratu di ujung meja. Hasilnya, Peter duduk jauh dari Sasha sepanjang acara makan, tapi sebelumnya Sasha sudah mengajarinya cara bersikap. Sasha ingin Peter tampil dengan baik dan sopan. Dan tentunya, karena Sasha tahu Peter sendirian sepanjang acara makan itu, karena ayahnya sama sekali tidak tahu sopan santun.

===

Dengan membaca cuplikan di atas kita bisa melihat bahwa di paragraf 1, cerita disampaikan dalam sudut pandang Peter; sedangkan di paragraf 2, kita melihat sudut pandang Ibu Peter, Sasha, hal ini paling jelas di kalimat terakhir paragraf 2.

Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah sudut pandang yang memberi kesempatan bagi penulis cerita--jika ia ingin melakukannya--untuk menjadi bagian dari cerita. Ini adalah sudut pandang "narator" dan karena ini adalah sudut pandang seseorang yang bagai karakter lain dalam cerita, maka kepribadian dan pendapat penulis pun dapat diselipkan dalam cerita.

Stephen King di buku "Mata Naga" merupakan karakter aktif dalam menyampaikan pandangannya terhadap tingkah laku yang diambil karakternya, dan contoh terbaik untuk melihatnya adalah di bagian paling akhir bukunya (Spoiler warning).

===

Cuplikan Mata Naga oleh Stephen King, terjemahan bahasa Indonesia, halaman. 464:

Cogito et Scribo: Kumpulan Ilmu Menulis KreatifWhere stories live. Discover now