Prolog

8.4K 746 17
                                    

Di sebuah kedai kopi dalam mal yang tengah ramai sore itu, Laura menyeruput kopi Mandailing yang masih mengepul dari cangkir yang dipegangnya. 

Laura sering sekali datang ke kedai kopi bernama Ofra ini. Pertama, karena letaknya dekat dengan rumah sakit dan tempat tinggalnya. Kedua, karena kedai kopi ini selalu ramai.

Ada saja pemandangan dan interaksi yang bisa disaksikan Laura ketika dia sedang duduk di Ofra. Ada eksekutif-eksekutif kantoran yang tengah menggelar rapat kecil-kecilan. 

Ada mahasiswa yang tengah membuat tugas. Ada anak-anak SMA yang sedang kumpul-kumpul sambil cekikikan. 

Ada juga pasangan-pasangan ibu dan anak yang sedang berbagi kue sambil bercengkerama.

"Dokter kok suka sih duduk di Ofra? Di sana tempatnya selalu ramai dan bising. Saya saja tidak terlalu sreg kalau harus mengopi di sana," celetuk Suster Gita.

Suster Gita adalah salah seorang perawat di rumah sakit tempat Laura bekerja sebagai dokter bedah. Bukan cuma Suster Gita yang heran dengan Laura yang betah duduk di Ofra, tapi juga rekan-rekan kerjanya yang lain yang mengenal kepribadiannya. 

Laura terkenal sebagai individu yang tidaak banyak bicara, senang menyendiri dan tidak suka bergerombol. Itu sebabnya Laura sering mengemban tugas jaga malam. Dia tidak keberatan berjaga semalaman dalam sepinya rumah sakit malam hari dan minimnya staf medis.

Orang-orang di sekitarnya tahu, Laura menjaga jarak dengan mereka. Laura tidak suka duduk dengan dokter-dokter lain dan makan siang bersama. Laura juga tidak pernah terlihat bercengkerama dengan perawat-perawat yang tengah berjaga. 

Begitu tertutup dan misteriusnya Laura, tak ada satu pun rekannya di rumah sakit yang tahu kehidupan pribadinya, padahal sudah lima tahun Laura mengabdi sebagai dokter bedah di sana.

Laura tidak suka menjadi pusat perhatian. Itu sebabnya dia tidak suka berkumpul dengan orang-orang yang mengenalnya. Namun, Laura senang berada di antara keramaian orang-orang asing yang tak menggubris kehadirannya, seperti suasana yang ditawarkan Ofra. 

Hiruk pikuk mereka membuat Laura mampu menghalau memori yang tak ingin dibangkitkannya. Dan suara-suara celotehan yang bising membuat Laura teralihkan dari perasaan bersalah yang ingin dikuburnya.

~

JAGA MALAM [Wattys 2018 Winner]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang