Aliasqi : 1. Jangan-jangan Zidqi Suka Lo

2.9K 322 9
                                    

"Gimana? udah ngerti?" tanya ku pada Bella saat cewek itu sudah kembali ke kursinya.

Bella mengangguk semangat, lantas dengan wajah ceria ia mulai melanjutkan penyelesaian soal yang sudah di mengertinya.

Aku kembali ke buku tugasku. Masih ada dua soal lagi yang belum selesai. "Udah selesai Li?" Aku menengadah, melihat siapa yang bertanya. Ternyata itu Zidqi, ia menyodorkan buku tugasnya padaku.

"Tinggal dua lagi," jawabku sambil menunjuk buku tugasku. "Ini maksudnya apa?" tanyaku balik melihat buku tugasnya yang Ia sodorkan padaku.

"Ini, salin aja punya aku," jawabnya sambil tersenyum.

Aku menggeleng pelan lantas tersenyum. "Gak usah Qi, makasih ya." Tolakku halus.

"Oh, oke. Semangat ya Lia," ujarnya menyemangatiku sambil mengepalkan tangan ke udara.

Aku hanya tertawa geli melihat tingkahnya dan kembali melanjutkan tugasku.

***

"Li lo ngerasa gak kalo Bebeb Zidqi ngeliat ke arah gue!" Jerit Bella tertahan, ia membekap mulutnya sendiri sambil menepuk-nepuk paha bersemangat.

"Lebay banget sih lo Bell, belum tentu 'kan kalo dia ngeliat ke arah lo," sungutku merasa terganggu mendengar jerit tertahan Bella di sampingku. Cewek ini selalu over reaction tidak tau tempat. Apa dia tidak sadar sedang berada di kantin sekarang?

Bella memberengut kesal. Aku hanya meliriknya sebentar lantas berdiri hendak membeli minuman. "Eh lo mau kemana?" tanyanya menahan lenganku.

"Mau beli minum bentar," ujarku seraya berjalan ke kedai minuman.

"Bang es jeruk satu."

"Bang es jeruk satu."

Ujarku bersamaan dengan seseorang yang berada di sampingku, aku menolehkan kepala ke samping dan mendapati Zidqi yang sedang menatap ke arahku. Ia tersenyum, ternyata orang tersebut adalah Zidqi.

"Ciee ngomongnya barengan," goda Bang Ahmad sembari memberi dua es jeruk masing-masing untukku dan Zidqi.

Zidqi tergelak sampai lengkung matanya terlihat. Gantengnya nambah. "Abang bisa aja," ujarnya seraya menyodorkan uang. "Sekalian sama Lia."

"Eh, gak usah!" sanggahku cepat. Ia lantas menggeleng. "Gak papa Li, 'kan sekalian."

"Tapi, aku gak enak. Nih aku ganti." Aku menyodorkan uang ku padanya. Ia menggeleng cepat. "kayak sama siapa aja sih Li, gitu aja pake di ganti."

"Yaudah gue ke sana dulu, ya." Ia menunjuk ke arah sudut kantin tempat teman-temannya berada.

Aku mengangguk. "Makasih ya Qi." Ia tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya lantas berbalik pergi.

***

"Anjir! Jadi lo dapet gratisan dari Zidqi?" pekik Bella seperti biasanya. Aku meringis sebentar sambil mengusap-usap telingaku.

Pletak!

"Gak usah lebay deh Bell!" seruku kesal setelah menjitak jidat Bella. Sekali-kali supaya overnya agak berkurang.

"Tapi, ini rekor Li! Rekor! Belum ada satu cewek pun yang pernah di traktir sama Zidqi. Lo tau Baby anak kelas sebelah yang sering kasih bekal buat Zidqi aja belum pernah sekali pun di traktir sama dia. Ckck, lo hebat deh pokoknya!" ujarnya semangat seraya mengacungkan dua jempol untukku.

Lihat, kan? Belum hilang bekas jitakanku tadi ia sudah mulai mengoceh panjang lebar. Ah sudahlah! Mungkin aku salah, lain kali aku akan menjitak di bagian belakang kepalanya saja.

"Lia!" Zidqi berlari-lari kecil menghampiriku. "Lo pulang bareng Bella?" tanyanya.

Aku menggeleng. "Gak, gue di jemput. Kenapa?"

"Oh, gak papa. Hati-hati, ya." Ini aneh, raut mukanya agak berubah setelah mendengar jawabanku. Apa aku salah bicara? Atau Zidqi kecewa aku menolak ajakannya? Eh, bukan-bukan memangnya dia tadi mengajakku pulang bersama?  Tidak 'kan?

Tolong jawab! Tidak 'kan?

"Bell!"

"Bell!"

"Ck, Bella!!"

Bella tersentak, ku lihat dia mengusap dadanya terkejut. "Kampret lo Li! Gue kaget," ujarnya seraya mendelik ke arahku.

"Ye, lonya bengong, sih! Ini masih siang Bell, lo mau kerasukan setan kesiangan?" Aku balas mendelik padanya.

"Gak ada setan kesiangan Lia ku sayang. Gue tadi mikir, kenapa Zidqi nanya lo pulang bareng siapa? Gara-gara lo, nih! Hasil pemikiran gue hilang. Tunggu bentar! Gue mikir lagi." Bella mengetuk-ngetuk jari pada dahinya, cewek itu tampak berpikir keras sampai-sampai keningnya yang terlipat benar-benar mirip dengan otot atlet sumo yang pernah ku lihat di tv.

"Mikir aja terus sampe atlet sumo kurusan gara-gara diet air putih." Aku menepuk pundaknya dua kali lantas berjalan menjauh. Jemputanku telah tiba.

"Bella! Awas ntar otak lo malah ke lipet," ejekku sambil melambaikan tangan.

Baru hendak membuka pintu mobil, tangan ku di tarik kasar oleh Bella. "Apaan sih Bel!" sentakku sebal.

"Li! Jangan-jangan Zidqi suka sama lo!"

Pletak!

Lain kali aku akan memberi jitakan di bagian belakang kepalanya.

-AliasQi-

Vote dan komen ya😊

AliasQi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang