Aliasqi : 3. Cih, Serasa Dunia Milik Berdua

2K 266 6
                                    

"Lo Lia, kan?" Aku menoleh ke asal suara di samping kananku lalu mengangguk. "Siapa, ya?" tanyaku kemudian. Ku taruh kembali novel yang sempatku baca sinopsisnya ke dalam rak. Lalu menghadap ke asal suara tadi.

"Kenalin gue Siska temennya Ulfa." Cewek berambut gelombang dan memiliki lesung pipi kiri itu mengulurkan tangannya padaku. Ia tersenyum ramah, menampilkan lesung pipi kirinya yang dalam.

Aku merasa agak sedikit aneh melihat gerak-geriknya. Dia memang tersenyum tapi matanya tidak. Dari suaranya orang lain bisa menebak kalau dia ramah, tapi bagiku tidak. Matanya tajam menusuk, seperti tatapan mengintimidasi.

Namun, aku tetap membalas uluran tangannya. "Salam kenal, gue Lia," ucapku seraya tersenyum ke arahnya.

Ia balas tersenyum lalu berjalan mendekat ke arahku. Agak menjorokkan badannya mendekat ke telinga kiriku. "Jangan sok baik lo! Gue tau lo juga suka sama Zidqi, kan? Emang lo mau di sebut cewek lapar? Cewek yang suka makan temennya? Temen makan temen!" bisiknya sinis penuh penekanan.

Aku memicing tak suka ke arahnya, ku jauhkan badanku darinya lalu balas menatap tajam ke arahnya. "Maksud lo apa? Lo juga suka sama Zidqi?" balasku seraya tersenyum miring ke arahnya.

Ia nampak terkejut lantas membuka mulutnya hendak menyela ucapanku. "Gue tau semua orang juga suka sama Zidqi. Gue juga gak ada hak larang lo dan juga temen lo itu suka sama Zidqi. Tapi, kayaknya kata-kata lo barusan perlu di ralat deh. Temen makan temen? Lo pikir kita temenan? Lucu aja gitu pas lo bilang temen makan temen padahal kita baru sekali ini ngomong secara langsung, pengen ketawa tapi gue gak tega," balasku cepat.

Ku lihat wajahnya memerah dengan tangan terkepal menahan marah. Atau mungkin ia malu?

Aku mengangkat bahu acuh, lantas mengambil novel yang sempat ku baca sinopsisnya tadi dan pergi dari hadapannya.

***

"Beneran Li?" tanya Bella tak percaya setelah aku menceritakan kejadian di toko buku satu jam yang lalu.

"Gila, gue kira Ulfa cewek baik-baik nyatanya punya temen cabe kayak dia? Ya ampun, gak nyangka gue. Untung lo sama dia sama sama sendiri. Kalau dia keroyokan, siap-siap aja bogeman mentah gue mendarat dengan mulus di muka sok baiknya," ujar Bella semangat seraya mengepalkan tinjunya ke udara.

"Sok lo!" seruku sambil terkekeh geli.

Setelah dari toko buku tadi, Bella mengajakku bertemu di salah satu kafe tidak jauh dari rumahnya. Katanya sih ia kangen dengan es krim tiga rasa yang di jual di kafe ini.

"Tapi, ya Li. Gue yakin kalau Ulfa sebelas dua belas lah sama siapa tuh nama temennya?" Bella menatap ke arahku ingin tau.

"Siska," jawabku singkat setelah meneguk ice cappucino pesananku.

"Nah iya itu Siska. Dia mah modal tampang doang. Sok baik padahal di dalem busuk. Kayak mangga yang nyokap gue beli kemaren di pasar. Beuh di luarnya mulus, harum, mantap dah pokoknya pas udah di kupas. Ulatnya keluar semua. Anjir!"umpat Bella kesal. Sampai ia menepuk meja saking kesalnya. Membuat beberapa pengunjung terkejut. Dan terpaksa aku menangkupkan telapak tangan di depan dada seraya berkata maaf.

Bella ini benar-benar!

Aku hanya mendelik padanya di balas cengiran bodoh olehnya.

Dasar!

"Udah deh, gue mau pul-" Kalimatku terhenti saat sepasang remaja seusiaku masuk lewat pintu kafe. Membuat perhatianku tercurah sepenuhnya ke arah mereka. Membunyikan gemerincing lonceng yang tersemat di atas pintu. Kulihat mereka asyik tertawa, saling melemparkan lelucon yang membuat tawa bahagia keluar dari bibir mereka.

Aku bisa melihat bagaimana bahagianya remaja laki-laki tersebut, bahkan saking gemasnya ia mencubit pipi remaja perempuan di sampingnya lalu di acak-acaknya rambut remaja perempuan yang sedang di rangkulnya itu.

Tunggu dulu! Di rangkul?

Ahh benar. Memang seperti itu yang ku lihat sekarang. Si remaja perempuan hanya mendesis sebal tanpa menepis tangan remaja laki-laki yang mengacak-acak rambutnya.

Dunia seperti milik berdua.

Setelah melihat adegan tersebut segera ku langkahkan kaki ku menuju pintu depan kafe, tanpa sempat mengucapkan salam pada Bella dan meneruskan kalimatku yang terhenti tadi.

Aku bungkam seketika.

Yang ku tahu, pasti Bella sama terkejut nya dengan ku. Mungkin cewek berambut keriting itu sedang menganga seraya melihat adegan yang belum usai tersebut.

"Lia!" sapanya. Bukan, bukan Bella.

Itu Zidqi. Si remaja laki-laki yang merangkul mesra remaja perempuan di sebelahnya.

Dan, kalian pasti bisa menebak. Siapa si remaja perempuannya, bukan?

Ya, benar.

Si remaja perempuan itu ialah Ulfa.

-AliasQi-

Vote dan komen ya😊

AliasQi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang