Aliasqi : 2. Makan Bareng, yuk!

2.4K 295 27
                                    

"Hai Lina Kau Rebut Cinta Suci Fre... Fre apaan ya?" ucapku kembali mengingat-ingat hapalan cepat unsur periodik golongan IA.

"Fredy Li," sahut Zidqi tiba-tiba di antara rak-rak buku perpustakaan. Cowok itu sedang memeluk buku cetak Kimia sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

"O iya! Hai Lina Kau Rebut Cinta Suci Fredy, nah baru hapal," ucapku riang dengan senyum lebar menatap Zidqi yang sekarang sedang duduk di hadapanku dan bertopang dagu.

Tunggu! Tatapannya itu bisa di kondisikan tidak? Jangan bilang dia menaruh perhatian penuh padaku? Ahh God!

"Emm Qi kamu ngapain di sini?" tanyaku kikuk melihatnya masih menopang dagu menatap ke arahku.

"Ohh eh ini, mau minjem buku Kimia," jawabnya terburu-buru sambil mengangkat buku kimia yang tadi di peluknya.

"Yaudah aku duluan, ya." Langsung saja ia berdiri dan melangkah cepat namun baru beberapa langkah ia kembali, binar matanya teduh menatap ke arahku. Jujur saat ini aku ingin waktu berhenti, aku ingin lebih lama melihat Zidqi menatap teduh ke arahku seperti ini. Hanya ke arahku.

Ia berdehem sebentar. "Hai Lia Kau Berhasil Merebut Cinta Zidqi," ujarnya cepat mengikuti irama hapalan unsur periodik tadi. Sebelum ia berbalik, sempat ia mengedip ke arahku di sertai binar jenaka di matanya. Dia itu benar-benar.

Benar-benar membuat ku gila.

***

"Lo kenapa Li? Abis kesambet penunggu perpus? Atau lo abis di godain ahjussi rasa oppa? Mana mana? Gue mau juga dong di godain," ujar Bella heboh seperti biasanya. Lihatlah sekarang dia sibuk berkaca dengan cermin genggam yang selalu berada di tasnya.

Aku memutar bola mata jengah. "Ahjussi rasa oppa lagi nangkring di pos satpam, buruan lo kesana ntar kebablasan sama yang lain lagi," balasku asal.

Ku lihat Bella mengerucutkan bibirnya sebal. Sepertinya cewek berambut keriting itu masih terbawa suasana oleh drama Korea yang beberapa hari lalu di tontonnya. "Lo ngibulin gue? Gak asik banget sih lo."

"Ye, lo pikir aja sendiri mana ada ahjussi rasa oppa Korea ada di perpus? Banyakin minum air putih Bell biar gak halu terus!"

Ku lihat Bella hanya mendecak pelan. Aku kembali sibuk dengan hapalan unsur periodik yang masih harus ku hapal ulang. Sebab jam terakhir nanti Bu Via guru Kimia kami akan menagih hapalan itu.

"Hai Lina Kau Rebut Cinta Suci Fredy, udah hapal, terus," ku bolak-balik halaman buku catatanku, mencari rumus hapalan cepat selanjutnya.

"Ah ini dia, Beli Mangga Campur Sirsak Bagi Rata."

"Beli Mangga Campur Sirsak Bagi Rata, yang pertama apa tuh Bel?" sikutku pada Bella yang asik menonton drama Korea kesukaannya.

Bella mendecak sebal, sambil mencabut earphone sebelah kanannya ia menjawab. "Yang ada Fredy Fredy-nya."

"Oh iya. Hai Lina Kau Rebut Cinta Suci Fredy." Seketika aku teringat kejadian di perpus tadi. Saat Zidqi mengganti namaku dengan namanya pada hapalan cepat unsur periodik tersebut. 'Hai Lia Kau Berhasil Merebut Cinta Zidqi' Oh tidak! Jangan sebut aku gila karna senyum-senyum sendiri sekarang.

"Iya, ada apa Fa?" tanya Zidqi di depan pintu kelas. Ku lihat Ulfa tampak malu-malu menyodorkan kotak bekal pada Zidqi.

Hah, aku hanya halu kalau Zidqi menaruh hati juga padaku. Mereka tampak serasi, Ulfa yang selalu menempati juara umum dan memiliki lesung pipi yang manis sangat pas bila disandingkan dengan Zidqi.

Bagai gelembung yang pecah, bayangan kejadian di perpus tadi seketika buyar.

Bella menepuk pundakku dua kali membuat aku menoleh padanya. "Li, kalau di liat-liat Ulfa sama beb Qi cocok deh. Tapi, gue lebih suka liat Zidqi sama lo." Langsung ku beri perhatian penuh pada Bella.

"Kok gue? Bukannya lo juga suka sama Zidqi?" tanyaku dengan kening berkerut.

"Emang, tapi bukan artian suka sebagai cowok. Gue cuma suka dia sebagai teman. Lo tau kan dia itu gak pelit bagi ilmu, makanya gue suka. Dan lo, kenapa gue lebih suka lo sama Zidqi, karna gue tau cara dia ngeliat lo tu beda Li, tatapan dia teduh banget. Lo liat deh cara Zidqi ngeliat Ulfa gimana!" Aku sedikit mencondongkan badan mengikuti Bella.

"Dia liatnya muter-muter gak tetap, kayak lagi jengah gitu," ujarnya sok tau.

"Sok tau lo! Lo ngeliatnya aja dari samping, sok-sokan tau kalau matanya muter-muter," ujarku dongkol.

Bella terkekeh pelan mengakui kebodohannya. Lantas dengan gaya bersimpati ia memiringkan badannya ke arah ku lalu menaruh ke dua tangannya di bahuku. "Li, tetep semangat karna gue tau Zidqi itu suka lo bukan Ulfa. So, jangan cemberut gitu dong!" Aku hanya diam dan menyingkirkan ke dua tangannya dari bahuku.

"Sok tau lo!"

Pletak!

"Aww, sakit kampret!" umpatku kesal pada Bella.

"Ini beneran pe'a. Gue gak sok tau kalau masalah ginian. Mulai sekarang lo harus baik-baikin tingkah lo di depan Zidqi jangan bikin malu gue, oke?"

Aku hanya mengangguk lalu kembali mengalihkan pandanganku pada Zidqi. Ku lihat Ulfa melambaikan tangan padanya dengan rona merah yang kentara di pipi putihnya.

Cowok itu masih berdiri di bingkai pintu, tampak menimbang-nimbang apa isi dari kotak bekal yang baru saja ia terima. Lalu ia tersenyum setelah membuka tutup kotak bekal tersebut. Ku lihat ia menoleh ke samping ke arahku, cepat-cepat aku alihkan pandanganku kembali ke buku catatan Kimia.

"Li." Aku mendongak dan bersitatap lansung dengan ke dua manik mata Zidqi. Benar kata Bella manik mata itu tampak teduh. "Makan bareng, yuk!" ajaknya seraya mengangkat kotak bekal itu dan tersenyum manis padaku

-Aliasqi-

Vote dan komen ya😊

AliasQi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang