Chapter 4 - Bakti Desa part 2

4.8K 1K 938
                                    

Chapter baru untuk kalian.

Ngakak aku tuh bacain comment kalian para korban kerdusan Daniel hahaha. Karena terhibur aku kasih update super cepet.

Happy reading!


**********************************************


Seongwoo menghentak kakinya kasar. "Gyun! Ayo buruan. Kita udah telat!" teriak Seongwoo panik. Tadi pagi mentor mereka pergi karena ada urusan mendadak di basecamp, meninggalkan anak-anak rumah 1. Alhasil semua orang bangun kesiangan, tapi yang bikin Seongwoo dongkol setengah mati ada satu orang yang paling susah disuruh buka mata. Siapa lagi kalau bukan Sanggyun? Udah tahu paling telat, dengan sangat tidak tahu diri cowok itu malah mandi super lama membuat anak-anak yang lain menunggu gelisah.

"Sabar elah, bawel banget sih kayak cewek," ujar Sanggyun sambil memakai sepatunya. Emosi Seongwoo yang sudah di pucuk kepala membuat pria itu ingin langsung menendang Sanggyun, untung ada Chanyeol yang langsung menahan lengannya.

"Tenang, Woo. Sekarang lo, Wendy, sama Nayeon berangkat duluan aja ke lapangan. Nanti gue sama Sanggyun nyusul," ujar Chanyeol sambil mengusap pelan lengan Seongwoo.

Amarah Seongwoo langsung menguap seketika saat dielus sama cowok ganteng macem Chanyeol. Biarin aja sekali-sekali dia nyabe. Emang Daniel doang yang bisa ngerdus?

Tanpa tunggu lama, pria itu mengajak dua teman serumahnya untuk berlari ke lapangan wilayah dua. Tidak lama Chanyeol sama Sanggyun juga sudah menyamai langkah mereka. Jantung Seongwoo sudah deg-degan saat melihat senior dan maba lainnya yang terlihat sedang menunggu mereka.

"Enak ya baru dateng. Gak liat itu temen-temen kalian yang lain udah dijemur dari lima belas menit yang lalu gara-gara nungguin kalian?" ucap Kak Minki, kepala divisi tata tertib di wilayah dua. Seongwoo dan empat orang lainnya hanya bisa menunduk pasrah.

"Kenapa kalian telat?" tanya Kak Donghan tidak kalah galak.

"Kesiangan kak," jawab Sanggyun yang langsung dihadiahi pelototan dari Seongwoo. Kenapa sih tidak jawab yang lain aja? Yang lebih enak didenger kayak dipaksa sarapan dulu sama ibu rumah, atau abis nolongin si adek yang di rumah buat berangkat sekolah.

Minki tertawa meremehkan. "Kesiangan? Bagus ya! Merasa spesial lo semua bisa bangun kesiangan? Lo siapa? Anak raja?" Seongwoo makin menundukkan kepalanya. Kakak seniornya ini memang terkenal punya mulut yang nyelekit banget.

"Sekarang lo semua push up lima belas kali. Di depan temen-temen lo," ucap Dongho. Melihat Seongwoo dan keempat temannya jongkok dan siap untuk melakukan push up, Daniel bangkit dari duduknya menghampiri Dongho.

"Jangan di situ. Lo gak liat itu tanahnya dari semen? Bisa melepuh tangan anak orang. Di belakang aja, di bagian rumput." Dengan sedikit tegas, Daniel menginstruksi Dongho.

Tentu saja anak-anak tata tertib lainnya sudah pasang muka sebal karena tindakan Daniel yang dilihat terlalu ikut campur. Tapi akhirnya permintaan pria itu dikabulkan. Dongho sedikit banyak heran juga melihat tampang Daniel jadi super serius. Setelah selesai melakukan push up pekerjaan membangun jalan pun dilanjutkan.

Seongwoo masih memasang wajah cemberutnya sambil berdiri di posisi kerja. Ia masih bertugas untuk mengoper ember yang berisi pasir dan batu. Seongwoo memang perfeksionis. Melakukan kesalahan satu saja bisa kepikirannya sampai berhari-hari. Seongwoo larut dalam dunianya sampai-sampai tidak menyadari ada satu sosok menjulang berdiri di sampingnya.

Bukan. Bukan Daniel.

"Lo gakpapa?" tanya Chanyeol yang memandang Seongwoo dengan tatapan khawatir. Seongwoo mengalihkan pandangannya dan memberikan senyum tipisnya.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Where stories live. Discover now