Chapter 24 - Rintik Hujan

3K 619 845
                                    

❤❤❤

Halo semua! Selamat menikmati chapter ini!

Jangan lupa vote dan commentnya 😊

Happy reading! Enjoy!

**********************

"Kak Seulgi!" Seongwoo yang baru keluar dari kelas berlari menghampiri salah satu kakak favoritnya.

"Hi baby!" Balas Seulgi sambil mengacak pelan rambut Seongwoo. Duh, emang gemesin banget. Seulgi suka tiba-tiba khilaf kalau liat si anak kucing ini. Super soft! Rasanya pengen dilindungi dari dunia yang jahat.

Yang dielus-elus malah keenakan kayak kucing. "Kak, liat Danil gak?" tanya Seongwoo sambil gelendotan di lengan cewek tomboy itu.

"Hah? Daniel? Gak liat sih. Kenapa emangnya? Tumben gak sama kamu," jawab Seulgi bingung. Seongwoo menghela nafasnya pelan.

Iya, tumben. Selama mereka jadian beberapa bulan ini Daniel tidak pernah absen mengirim chat, ataupun meneleponnya. Justru setelah ulang tahun Seongwoo kemarin, pria itu jadi susah sekali ditangkap sinyal keberadaannya. Membuat Seongwoo sedikit kalang kabut.

Apa jangan-jangan......

"Heh, malah bengong. Awas disamber sama  mbak merah loh." Seongwoo mencibir dan semakin memeluk erat lengan Seulgi.

"Seongwoo gak takut tuh! Ya udah deh kak, aku balik ke kosan ya. Kak Seulgi masih mau di sini?"

Perempuan itu mengangguk sambil menguyel pipi juniornya. "Iya sayangkuu. Masih nungguin Jonghyun nih, mau nugas soalnya. Cuma anaknya gak muncul-muncul."

"Ooooh oke deh. Seongwoo duluan ya! Dah kak Seulgi." Pria manis itu berdiri dan melambaikan tangannya semangat.

Ketika Seongwoo sudah menjauh dan tidak terlihat lagi, raut wajah Seulgi berubah 180 derajat menjadi sedikit masam. Ia mengambil ponsel dari sakunya dan memencet kontak nama dengan sedikit gemas.

Butuh tiga dering nada tersambung sebelum akhirnya terdengar suara dari lawan main di seberang sana.

"Halo?"

"Lo dimana?" Seulgi bisa mengira dari suara pria tersebut yang serak, dia pasti baru bangun tidur.

"Rumah. Kenapa?"

"Lo kenapa sih? Ada masalah? Cerita lah. At least, kalo lo gak mau cerita sama gue, lo bisa cerita sama Seongwoo. Gak gini lah caranya, bro."

Ada helaan nafas yang begitu berat dari laki-laki di ujung sana. "Gue... gak bisa."

Seulgi meremat ponselnya keras. "Gak bisa apa maksud lo?"

"Gue gak bisa nyakitin dia. Rasanya gue mau mati kalo liat dia nangis. Apalagi karena gue."

Sekarang giliran Seulgi yang menghela nafas. Ingin sekali dia jalan ke Dago dan membenturkan kepala lawan bicaranya saat ini. Biar kembali ke jalan yang benar. "Menurut lo dengan bersikap kayak gini, gak bakal nyakitin Seongwoo?"

Ada jeda yang cukup panjang di antara keduanya. Mereka sama sama menenangkan hati yang bergejolak, yang satu penuh amarah, dan yang satu lagi penuh rasa takut.

"Gue sama Jonghyun liat lo kemaren jemput dia di Xtrans. Gue gak tau skenario apa yang lagi lo mainin. Tapi hati-hati, Niel. Lo bisa nyakitin semua orang yang terlibat."

Daniel tercekat, "Sorry, gue gak mak-"

"Lo dan gue tau persis siapa yang butuh penjelasan dari lo. Simpen aja semuanya," final Seulgi.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Where stories live. Discover now