Chapter 28 - Khawatir

1.8K 330 278
                                    

"Lama banget sih lo," teriak Jisung saat Seongwoo muncul di hadapannya. Pria itu bertolak pinggang, bersiap untuk memarahi sahabatnya lagi.

"Sabar kek. Kosan gue tuh jauh ya di bawah sana. Mesti lari-lari kesini," jawab Seongwoo gak kalah ngegas. Dia menarik nafasnya panjang, mengisi paru-parunya yang dipakai berolahraga malam.

Keduanya masuk ke warung ayam Harmoni. Karena sekarang awal bulan, jadi gakpapa untuk keluarin uang sedikit lebih banyak, nanti akhir bulan baru nyetok indomie.

"Woo, gue bingung deh. Lidah sama perut lo tuh mati rasa ya? Ini kan pedes banget. Gue yang ngeliat aja langsung gerah," ujar Jisung khawatir saat melihat piring di depan Seongwoo, berisi ayam bakar dada dan sambal spesialisasi warung itu.

Seongwoo menggeleng dan gak menggubris perkataan temannya. Memang dasar keras kepala, yang penting ia suka. Urusan kesehatan ya belakangan.

"Yang lain pada kemana sih? Tumben gak ikut makan malem," tanya Seongwoo.

Jisung mengangkat bahunya. "Gak tau. Pada mager katanya. Btw, lo sama Daniel sekarang gimana?"

Seongwoo terbatuk saat mendengar pertanyaan random dari Jisung. "UHUK! UHUK! Aduh, sakiiit.." ujarnya sambil menegak es teh manis banyak-banyak. Sambel yang baru ia makan rasanya menyangkut di kerongkongan membuat lehernya terasa sakit. Jisung nih, nanya yang aneh-aneh!

"APAAN SIH? YA GAK GIMANA-GIMANA!" teriak Seongwoo di sela batuknya.

"Biasa aja dong ngomongnya, mas. Panik banget," ujar Jisung sambil mengelap keringat di kening Seongwoo pake tisu warung.

"Tapi... Beneran kan? Gak ada apa-apa?" Tanya Jisung setengah berbisik.

Seongwoo menendang kaki sahabatnya pelan. "Gak ada apa-apa! Ih."

Seongwoo gak bohong, tapi gak sepenuhnya jujur juga. Ada masa-masa dimana dirinya meladeni Daniel untuk berbincang di telepon hingga tengah malam. Atau satu-dua kali pergi nonton karena memang mereka berdua malas mencari teman nonton yang lain. Tapi cuma itu, gak lebih. Sejujurnya Seongwoo juga heran, kenapa mereka berdua bisa berlaku layaknya teman dekat kembali. Mengingat perpisahan keduanya enam bulan lalu tidak begitu baik.

"Bagus deh kalo emang gak ada apa-apa. Gue khawatir aja. Eh?" ucapan Jisung terhenti tiba-tiba. Membuat Seongwoo mengangkat kepalanya dan menatap temannya aneh.

"Lo kenapa?" Tanya Seongwoo.

"Itu... kok kayak ada cahaya terang gitu ya?" Ujar Jisung sambil menunjuk sesuatu di belakang punggung Seongwoo. Karena penasaran, Seongwoo ikut menengok ke belakang.

Pria itu menyipitkan mata, di balik rumah-rumah kosan memang terlihat sesuatu yang menyala terang. Padahal langit sudah gelap, mengingat sekarang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Seongwoo semakin fokus dan matanya terbelalak kaget.

"Kok kayak kebakaran ya? HEH! KOK KAYAK DI ARAH KOSAN GUE?" teriak Seongwoo sambil bangkit dari kursi.

Jisung yang ikut panik langsung membuka grup kampus. Dan ternyata benar, sudah banyak yang nulis kalo ada kebakaran di Ciumbuleuit, tepatnya di pembangunan apartemen baru.

"HAH SERIUS LO? ITU DI BELAKANG KOSAN GUE BANGET!" Teriak Seongwoo sambil menyambar tasnya dan berlari keluar disusul oleh Jisung di belakangnya.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Dugaan Seongwoo benar. Kebakaran itu terjadi tepat di gedung belakang kosannya. Lumayan besar sampai terlihat dari jalan raya. Pria itu langsung masuk ke kosannya. Banyak penghuni kosan yang sudah keluar kamar.

LDR - Long Distance Religion (ONGNIEL)Where stories live. Discover now