Waiting For Andromeda

134 16 4
                                    

Hai aku lanjut lagi aku kebut sebisa aku

Maaf masih ada typo

Happy reading

***

Sekalipun harus menunggu lagi akan aku lakukan Andomedaku

Hyunmie menatap kartu lesensi di tangannya, ia tidak tau keputusannya tepat atau tidak, tapi bukankah umur seseorang tidak pasti. Lesensi yang menunjukan prioritas utamanya adalah Choi Siwon.

Hyunmie menatap jam di tangannya jam sudah menunjukan pukul 21:55. Mata Hyunmie membulat iya berlari keluar dari rumah sakit. Oppanya pasti memarahinya, seolah mengingat seseorang Hyunmie menghubungi Kyuhyun agar menjemputnya. Hyunmie cukup senang karena Kyuhyun langsung mau menjemputnya, setelah selesai menelpon Hyunmie melirik kiri kanan untuk menyebrang. Tapi kendaraan terlalu banyak lalulalang di hadapannya. Tepat saat menatap keseberang, matanya tidak sengaja melihat wajah pucat seseorang yang terduduk seperti kesakitan, Hyunmie membulatkan matanya ketika menyadari orang di seberang adalah Siwon.

"OPPA. SIWON OPPA, NEON GWENCHANAYO?" teriakan Hyunmie terdengar samar oleh Siwon, perlahan Siwon menatap keseberang.

"Hyunmie" gumam Siwon pelan. Dengan mata kepala sendiri Siwon melihat raut panik di wajah Hyunmie yang menyebrang sembarangan, membuat tubuhnya yang berhenti beberapa kali akhirnya terlempar beberapa meter oleh sebuah truk pengantar barang. Siwon terpaku, tubuhnya tidak bisa bergerak ketika yeoja yang ia cintai menggelepar bersimbah darah di depan matanya.
Tubuh Siwon bergetar hebat, tubuhnya sudah tidak dapat ia gerakan sama sekali. Pemandangan di hadapannya kali ini adalah yang paling mengerikan dalam hidupnya. Rasa sakit di jantungnya semakin di perparah dengan pemandangan tubuh kecil seorang yeoja yang bersimbah darah tak jauh dari tempat ia terduduk. Yeoja yang selama ini ia jaga sepenuh hati, tapi tidak bisa ia dekati ketika meregang nyawa. Lambat laun pandangan Siwon semakin buram dan semuanya terlihat gelap sekarang.

Hyunmie hanya bisa menghentak-hentakan tubuhnya di aspal kesakitan, rasanya remuk redam tulang di tubuh telinganya sudah tidak berfungsi lagi walaupun keributan setelah tubuhnya terlempar begitu memekak telinga setiap orang. Hanya air mata yang terus berjatuhan mewakili semua rasa sakit tersebut, tapi matanya tak pernah ia palingkan dari sosok namja yang terduduk yang tak lama kemudian pingsan sambil meremas jantungnya.

Seperti ada yang tertarik dari jantungnya, Hyunmie menarik nafasnya dalam-dalam. Gelap. Semua gelap.

Hyunmie mengerjapkan matanya menatap orang-orang di sekitarnya yang menatapnya penuh rasa panik. Hyunmie berdiri dari duduknya lalu menerobos kerumunan orang-orang. Ketakutan.

Setelah menjauh Hyunmie tertegun menatap sayu dua orang tua paru baya di hadapannya.

"Hyunmie_ah palli kita pulang." ucap salah satu orang tersebut. Senyum damainya tidak hilang, masih sama seperti yang dulu. Cantik sekali.

"Ne kajja, kami datang menjemputmu." ucap orang tua paruh baya satunya lagi sedikit berwibawa. Hyunmie menatap keduanya bergantian lalu menatap gelang di tangannya.

"Eomma, appa. Izinkan aku sedikit lama disini. Jebal." rengek Hyunmie pada kedua orangtuanya. Keduanya tersenyum lembut lalu mengangguk pelan. Saat itulah mobil Kyuhyun datang.

22:10 1 juni 2012 @Rumah sakit Seoul

Dua troli ranjang rumah sakit di dorong bersamaan sedikit berlari memasuki unit gawat darurat. Sama-sama menggunakan kedua alat bantu pernafasan, mengingat keduanya sudah sangat kesulitan bernafas. Bong euisa membulatkan matanya ketika melihat kedua pasien tersebut. Keadaan keduanya memang berbeda, tapi Bong euisa tau keduanya sedang sekarat.

Love 1000 Star (END)Where stories live. Discover now