Chapter 6: Golden (Keemasan)

8K 910 349
                                    


Sudah jam lima pagi saat XiChen tidak bisa lagi fokus merapikan apartemennya. Dia pun terlelap tidur. Dikelilingi bantal-bantal dan buku-buku yang sudah diacak-acak Jiang Cheng dengan ramahnya, imortal itu nyaris tak bisa dikenali lagi. Rambutnya sudah terlepas dari ikatan ekor kuda dan entah bagaimana dia tertidur dalam posisi yang canggung, meringkuk di sudut sofa dengan buku terselip di punggungnya. Apabila ada yang melihatnya sekarang dari luar, mereka pasti akan melihat seorang lelaki yang sedang dalam masa krisis di hidupnya, tertidur setelah mengalami kehancuran emosi dan memorak-porandakan separuh apartemennya.

Namun di mimpinya, XiChen mengenakan jubah Gusu Lan lagi. Hanya dia satu-satunya yang mengenakan pakaian serbaputih. Sisanya yang lain bersimbah darah.

XiChen mundur selangkah. Dia sudah pernah melihat ini sebelumnya, di kenyataan juga di mimpi-mimpi tanpa akhir yang menyiksanya. Nie MingJue terbaring di tanah, tak bernyawa, dan sang adik merangkulnya. Nie HuaiSang selalu menangis tapi dia tidak pernah menangis seperti ini. Tidak peduli berapa kali XiChen terlempar kembali ke memori ini, dia tetap tidak bisa menghentikan dirinya yang tersentak saat mendengar keputusasaan di suara pemuda ini.

Nie HuaiSang mengguncang tubuh kakaknya dan memohon padanya untuk bangun. Dia terus mengguncangnya sampai murid-murid tak berwajah lain mulai memisahkan mereka berdua. Orang-orang itu membawa jasad Nie MingJue dan HuaiSang berupaya tersandung-sandung mengejar mereka.

XiChen hendak maju selangkah. Kemudian satu tangan menyambar pergelangan tangannya, mencoba menghentikannya melangkah lagi. Dia menunduk dan melihat A-Yao yang tengah menatap kedua saudaranya menghilang dari kejauhan. Tangan yang mencengkeram pergelangan tangan XiChen terasa gemetaran.

Dulu XiChen mengira dia syok, mengira A-Yao takut kehilangan Da Ge seperti dirinya. Mungkin memang benar dia syok. Rencananya membunuh saudara mereka berhasil, tapi dia tidak merasa takut. Dia berhasil.

Pemandangan itu berdesir lewat tahun-tahun yang memburu dalam hitungan detik. A-Yao menikahi Qin Su, tapi senyum XiChen pada mereka terasa tegang. Saudaranya ini sudah melanjutkan hidup. Ini saatnya dia melakukan hal yang sama.

Tapi melanjutkan hidup adalah hal yang sulit. Wei WuXian mati; berita itu dikirimkan dan diiringi perayaan, bersama sorak-sorai orang-orang di jalanan yang mengumumkan kultivator iblis itu akhirnya membusuk di neraka.

Wangji menarik diri makin dan makin jauh. XiChen ingin menolongnya-tapi bagaimana?

Waktu berlalu. Tidak ada yang terjadi. Semua orang hidup dari hari ke hari hanya karena itu suatu keharusan. A-Yao mencoba sebisa mungkin menjaga perdamaian antarsekte sebagai Kepala Kultivator, dan Nie HuaiSang semakin diam dan menarik diri. Dia tidak lagi menangis pada mereka.

"A-Sang akhir-akhir ini bertingkah aneh. Apa kau juga menyadarinya, Er Ge?" A-Yao pernah bertanya begitu.

XiChen hanya bisa mengangguk. Dia pun berencana untuk bicara dengan lelaki muda itu dan melihat apakah ada yang bisa dia lakukan.

Hari berikutnya, Uncleam Realm meledak menjadi reruntuhan puing-puing dan debu. Kepala Sekte Nie HuaiSang tidak bisa ditemukan di reruntuhan itu. Jiwanya hilang, terpencar, beserta tubuhnya juga. Inquiry tidak bisa meraihnya, tidak peduli berapa kali XiChen mencoba menebus kesalahannya karena menempatkan waktu yang sembrono. Seharusnya dia mengunjungi A-Sang lebih cepat. Seharusnya dia melakukan sesuatu.

Ada terlalu banyak pertanyaan dan bahkan lebih banyak lagi kerugian. Sekte Qinghe Nie nyaris musnah dan tidak ada seorang pun yang tersisa untuk memimpin orang-orangnya supaya aman. Kehancuran sekte mereka tidak hanya membunuh pemimpin mereka tetapi juga sebagian besar kultivator di sana. Tak terbayangkan bagaimana bisa seseorang merencanakan hal semacam ini. Benar-benar kejam.

monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now