Chapter 14: Unsteady (Goyah)

6.2K 738 157
                                    


Cleveland masih mencekik seperti yang dia ingat. Saat dulu Wei Ying tinggal di sini, apartemen yang dia tinggali bersama Shen Yuan berada di daerah pinggiran kota. Lelaki itu menyukai ketenangan, katanya, tapi Wei Ying lebih menyukai distraksi dan kebisingan. Dia sering pergi ke kota, menjelajahi jalanan gelap dan mempercayakan orang asing untuk membawanya pulang. Bahkan setelah sekian tahun berlalu, dia masih bisa mengingat dengan jelas kelab malam yang pernah dia datangi; setiap gang gelap yang dia masuki, dipojokkan di dinding untuk bercumbu dengan entah lelaki atau perempuan.

Wajahnya memucat memikirkan itu lagi, memikirkan segala keputusan sembrono yang pernah dia buat. Dulu, dia tidak peduli apa pun yang terjadi padanya; dia hanya menginginkan sesuatu yang membuatnya merasa hidup, bahkan saat pikiran untuk terus melanjutkan hidup tidak lagi terasa berguna.

Keberuntungannya memang sedang sial, hotel yang dipesankan ZiXuan berada tepat di jantung kota. Sekali lirik ke luar jendela kamar, Wei Ying bisa dengan mudah mengenali setidaknya lima tempat yang pernah dia datangi dulu; semuanya sama sekali tidak memberinya kenangan menyenangkan—malahan sangat sebaliknya.

Wei Ying berpaling dari jendela. Dia bahkan nyaris tidak memperhatikan ruangan ini sejak masuk tadi, terlalu sibuk mengkhawatirkan apa yang akan dia lakukan saat bertemu Jiejie lagi. Dan bagaimana dengan Jiang Cheng? Apa yang akan Wei Ying katakan padanya? Bagaimana dia menghadapi mereka?

Dia menghela napas dan menatap ruangan di hadapannya, sama sekali tidak terkejut pada kemewahannya. Toh ini yang dipilihkan Jin ZiXuan. Kelihatannya mirip seperti jet yang mereka tumpangi tadi; luas dan penuh warna keemasan, walaupun tak perlu. Wei Ying mulai menyadari Keluarga Jin mungkin saja tertarik pada hal-hal serba emas.

"Oh," dia berujar lirih, hanya menemukan sebuah ranjang double di tengah ruangan. "Hanya ada satu ranjang."

Lan Zhan mengangguk di sebelahnya, wajahnya pasif seperti biasa. Wei Ying seharusnya lebih dulu menanyainya kalau dia lebih memilih ruangan yang terpisah. Mereka sudah berbagi ranjang dua kali, tapi tidak ada yang terjadi di antara hubungan mereka sehingga Wei Ying tidak ingin berasumsi apa-apa.

"Kau tidak keberatan berbagi tempat tidur, kan?" tanyanya, kemudian menunjuk sebuah sofa di dekat jendela. "Aku bisa pakai sofa—"

Lan Zhan menggeleng. "Berbagi tidak apa."

Wei Ying mengangkat bahu. "Oke."

Ranjangnya juga cukup lebar. Dia melirik jam di ponselnya, penasaran apakah dia perlu langsung menuju ke sana sekarang juga atau menghabiskan beberapa jam untuk istirahat. Untuk berjaga-jaga, dia mengirim pesan ke Jin ZiXuan, memberitahunya bahwa dia sudah tiba di hotel. Sekarang sudah hampir jam sebelas pagi; dari yang dia tahu, sekarang masih terlalu awal untuk mengunjungi Jiejie.

Menunggu adalah hal yang menyiksa. Wei Ying berjalan mondar-mandir di dalam kamar, menunggu balasan saudara iparnya. Dia merasakan tatapan Lan Zhan sepanjang waktu meskipun lelaki itu tidak mengucapkan apa-apa untuk memecah keheningan. Beberapa menit berlalu sampai Wei Ying tergoda untuk mengirim pesan lagi untuk mendesak jawaban ZiXuan.

Saat itulah, akhirnya, ponselnya bergetar.

Saat itulah, akhirnya, ponselnya bergetar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now