Chapter 13: Easier (Lebih Mudah)

6.9K 765 398
                                    


Da Ge: Kakak tertua

Er Ge: Kakak tertua kedua


--



Penerbangan mereka menuju Ohio dijadwalkan cukup awal; sesuatu yang jelas-jelas tidak dipersiapkan Wei Ying. WangJi mengambil pakaian Wei Ying yang kusut, wajahnya berkerut mengantuk, dan rambutnya mencuat ke segala arah secara bersamaan. Dibandingkan penerbangan yang pernah dijalani WangJi selama bertahun-tahun, penerbangan jam delapan pagi tidaklah terlalu merepotkan, tapi kelopak mata Wei Ying meredup dan dia menguap tanpa henti. Seharusnya itu tidak terlalu mengejutkan; bahkan di kehidupan yang sekarang, Wei Ying sama sekali bukan tipe orang pagi.

Begitu mereka memasuki jet pribadi itu, cemberut di wajah Wei Ying langsung sirna. Matanya membelalak memandang sekeliling, berdiri kaku di tempat yang sama selama beberapa menit sampai WangJi mulai mengira dia sedang syok.

"Memang tipikal keluarga Jin punya sesuatu semacam ini," gumam Wei Ying. Dia pun berkeliling untuk menjelajahi bagian dalam jet, meninggalkan WangJi di pintu masuk.

Giok itu menyaksikannya pergi, menghela napas saat Wei Ying nyaris menubruk penutup lampu. WangJi sendiri sudah bergerak menuju ke kabinnya. Tidak mengherankan lagi dari Keluarga Jin; terlalu mewah dan mencolok. Interiornya sendiri juga bertaburan emas dan putih, mengingatkannya pada jubah Sekte LanlingJin bertahun-tahun yang lalu. Sebuah chandelier berkilauan menggantung dari langit-langit; WangJi tidak akan terkejut jika benda itu terbuat dari berlian dan emas asli, mengingat betapa suka pamernya Keluarga Jin. Ada sofa putih yang diletakkan sendirian di salah satu sisi jet dan TV plasma lebar di dinding seberangnya, sedang memutar film. Untung saja bukan Shrek.

Di salah satu sudut terdapat sebuah bar dengan jejeran botol wine di balik konternya; seorang wanita dengan gaun emas sudah ada di sana, menunggu untuk melayani. Dia membungkuk pada WangJi, tersenyum saat lelaki itu melewatinya. Begitu WangJi berjalan makin jauh, dia melihat sebuah meja yang cukup besar untuk dua orang dan menyajikan pemandangan jendela lebar yang didesain untuk atmosfer romantis begitu lepas landas. Dia mengernyit pada vas berisi bunga mawar di atas meja, mengusap kelopaknya sebelum memasuki kabin selanjutnya.

WangJi nyaris tidak bisa menemukan Wei Ying. Dia mendengar tawa samar, menemukan lelaki itu sedang meringkuk di sebuah ranjang besar di tengah ruangan. Begitu dirinya dilihat, Wei Ying pun muncul dari balik selimut.

"Aku tahu Keluarga Jin memang kaya, tapi ini benar-benar konyol," ujar Wei Ying, walaupun dia tampaknya menikmati ranjang itu. "Lan Zhan, kau pernah naik jet pribadi seperti ini?"

WangJi menggeleng. Dengan uang yang dimilikinya dan Lan XiChen, mereka bisa saja membeli sebuah jet pribadi tapi itu hanya akan menarik perhatian yang tak perlu.

Menguap, Wei Ying meregangkan tubuh di atas ranjang. Dia sudah melepaskan mantelnya dan sekarang mengenakan jumper turtleneck hitam seperti biasa dengan celana jeans yang menurut WangJi sangat terlalu ketat. Selama beberapa bulan dia melihatnya, WangJi menyadari bahwa Wei Ying gemar memakai jumper, kebanyakan yang agak kebesaran; dan dipadankan dengan celana jeans paling ketat yang pernah WangJi lihat di sepanjang hidupnya yang panjang. Itu berkah sekaligus kutukan. Wei Ying terlihat menakjubkan, dia selalu begitu, tapi menyaksikannya berbaring di ranjang dengan pakaian seperti itu nyaris membuat Giok itu kewalahan. Bahkan lebih buruk lagi saat Wei Ying berguling ke samping, membuat jumper-nya tersingkap dan mengekspos perutnya selama sedetik yang singkat.

WangJi mengalihkan pandangan, memaksa dirinya memperhatikan detail dari lukisan terdekat.

"Aku capek, Lan Zhan," rengek Wei Ying. "Ranjang ini sangat nyaman..."

monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now