Chapter 12: Alone (Sendirian)

8.2K 854 458
                                    


Author's note: ZiXuan jie-fu: Jie-fu artinya 'suaminya kakak perempuan'. JC/WWX manggil JZX begitu (kalo pengen sopan aja lol)


--


Wei Ying lebih dari puas berada di tempat tidur hangat ini. Lan Zhan berbaring dengannya dan godaan untuk memejamkan mata dan tidur seharian ini begitu kuat. Wei Ying bergeser semakin merapat ke kehangatan itu, menghirup aroma kayu cendana. Detak jantung Lan Zhan yang teratur, napas lembutnya, dan suara tik tok tik tok yang samar dan jauh dari jam dinding; semua suara ini seperti lagu pengantar tidur yang menariknya kembali ke alam mimpi. Dia menghirup napas dalam-dalam lagi dan mengembuskannya, menenangkan sekujur tubuhnya—

Tunggu. Mata Wei Ying langsung terbuka. Dia bangun duduk, menatap jam di dinding. Seluruh dunia berputar dan menggempur dirinya begitu melihat jam berapa sekarang. Sudah jam sebelas pagi lebih? What the fuck?

"Oh sialan," umpatnya, menyingkap selimut. "Aku harus kerja!"

Benaknya membayangkan Shen Yuan memelototinya dengan dingin. Lelaki itu jarang sekali melepaskan ketenangannya tapi jika kau berhasil membuatnya kesal, maka kau benar-benar akan mendapatkannya. Terlambat kerja dua jam pasti akan membuatnya kesal. Wei Ying bahkan tidak bisa memikirkan alasan untuk masalah ini!

Semakin lama dia duduk, sekelilingnya mulai berputar lagi. Mengajar kelas hari ini pasti akan jadi mustahil—dan itu pun kalau dia berhasil datang ke sekolah.

Di sebelahnya, Lan Zhan pun duduk. "Dokter Wen sudah menelepon sekolah untuk memberitahu mereka bahwa kau sedang tidak sehat hari ini."

Wei Ying berlaih padanya, mengerutkan kening. "Huh?"

Lan Zhan bangkit dengan segala keanggunan di dunia ini. Wei Ying masih ada di atas ranjang, rambutnya mencuat ke segala arah, terlihat seperti ada beruang yang sudah menganiaya dirinya sampai mati. Dia menyaksikan Lan Zhan menyisir rambutnya, helai rambut hitam itu mengalir seperti air lewat ujung-ujung jarinya. Perbedaan di antara mereka benar-benar menggelikan kalau saja Wei Ying tidak merasa mati lebih tidak sakit daripada hangover ini.

"Dia tadi meneleponmu," Lan Zhan menjelaskan, mengikat rambutnya untuk digelung longgar. "Kuberitahu dia bahwa kau sedang tidak enak badan. Dia bilang dia akan memberitahu kepala sekolahmu."

Itu... mempermudah segalanya, setidaknya begitu.

"Sebenarnya apa yang kauberitahukan padanya?" tanya Wei Ying. Dia tidak yakin dirinya ingin tahu jawabannya.

Lan Zhan meragu selama sedetik. "Dia sudah tahu kau minum banyak tadi malam. Dia mendatangi apartemenmu dan melihat keadaannya." Perkataannya terhenti saat Wei Ying mengumpat. "Aku meyakinkan dia bahwa kau baik-baik saja."

Hebat. Wei Ying memegangi kepalanya. Ebanyakan orang punya keberuntungan untuk melupakan apa yang mereka lakukan saat sedang mabuk tapi Wei Ying tidak pernah punya keberuntungan itu. tidak peduli seberapa banyak dia minum dan seberapa kacau dirinya, dia akan mengingat semuanya di pagi berikutnya.

Hari ini pun tidak ada bedanya.

Dia mengingat dengan jelas berapa banyak botol kosong yang tergeletak di lantai ruang tamunya. Dan bukankah dia juga membanting botol vodka? Wen Qing tahu di mana Wei Ying menyimpan kunci cadangannya sehingga dia pasti bisa masuk ke dalam dan langsung melihat apartemennya terlihat seperti barusan dijarah.

Fuck.

Wei Ying mengembuskan napas. "Akan kutelepon dia nanti... Maaf soal itu."

Dia berdiri, dan langsung menyesali itu. Ruangannya benar-benar berputar dan perutnya serasa melilit. Wei Ying membekap mulut, menelan kembali isi perutnya tepat waktu. Dia mendorong Lan Zhan supaya menyingkir dari jalan dan segera mengeluyur ke tempat yang dia duga kamar mandi, mengunci pintunya sebelum muntah di toilet berpenampilan mewah itu.

monotone (terjemahan)Where stories live. Discover now