|6

818 120 2
                                    

"Kakak ada lagi gak yang mau dibeli?"

"Engga ada bunda, udah itu aja."

"Yaudah, yuk. Langsung bayar aja."

Kanara

Sore itu aku menemani bunda untuk berbelanja kebutuhan rumah dan beberapa stok makanan untuk pengisi kulkas yang sudah hampir kosong.
Biasanya bunda akan menitipkan belanjaan kami ke tempat penitipan barang dan kami akan berkeliling sebentar untuk sekadar melihat-lihat di mall ini.

Entah kebetulan atau tidak yang pasti sore itu, sabtu sore itu aku melihatnya.

Di balik kaca besar di sebuah toko alat-alat musik, aku melihatnya dibagian barisan gitar akustik menggantung.

Melihatnya sedang asik memperhatikan jejeran gitar akustik yang biasa ia mainkan. Dari matanya terlihat ada kebahagiaan walau hanya sekadar melihat gitar-gitar tersebut. Layaknya aku yang begitu bahagia walau hanya melihatnya dari luar toko terhalang kaca besar, tanpa ku sadari seutas senyum simpul tertarik di kedua ujung bibirku, tatkala aku lihat dirinya tersenyum pada deretan gitar-gitar itu.

 Layaknya aku yang begitu bahagia walau hanya melihatnya dari luar toko terhalang kaca besar, tanpa ku sadari seutas senyum simpul tertarik di kedua ujung bibirku, tatkala aku lihat dirinya tersenyum pada deretan gitar-gitar itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bayangan-bayangan dirinya ketika bermain dengan gitar kesayangannya pun terlintas, suara khas-nya pun terdengar jelas dalam khayalku.

"Kakak liatin apa?"

"Hah??!! Bunda?!! Engga bunda, engga liat apa-apa. He he he."

"Siapa sih? Temen kakak?" Tanya bunda masih penasaran.

"Bukan bunda, bukan. Udah ayuk bunda pulang." Kanara menarik paksa bundanya yang masih saja enggan pergi dari depan toko alat musik.


Kanara yang terbuai dalam lamunan tentang Saga, tidak sadar bahwa ternyata ada yang sejak tadi sudah memperhatikannya. Dari mulai terpakunya tatapan Kanara pada Saga yang sedang melihat-lihat gitar, sampai membuat Kanara tersenyum bahagia. Meski bukan senyum lebar yang terlihat, namun bunda tahu ada ketulusan dibalik senyum Kanara ketika melihat sesosok laki-laki yang beberapa saat lalu diperhatikan putrinya.

"Siapa sih kak?"

"Siapa bunda?"

"Itu, yang tadi kakak liat di toko musik?"

"....."

"Kalo gak mau cerita sama bunda sih yaa gak apa-apa. Cuman tadi kakak kayaknya ngeliatnya gimanaaaaaa gitu."

"Gimana gitu apanya sih bunda. Enggaaaaa."

"Iyaa deh iyaaa engga." Lirik bunda jahil.

"Engga yaaa bunda."

"Iyaaa kan bunda bilang engga."

"Aaaaaahhh bunda mah." Rengek Kanara yang masih tidak terima diledek secara tidak langsung oleh bundanya.


"ADEK!!!!! DIMAS!!!!! MAINNYA JANGAN BERISIK IH!!!! Orang lagi tidur juga!!!!!" Teriak Kanara dari dalam kamarnya.

Kanara yang sepulang menemani bunda berbelanja langsung memanfaatkan waktu kosongnya untuk tidur. Tanpa terasa tidurnya terlewat sampai hampir pukul 7 malam.

"Adek!!!! Dimas!!!! Kec-" Kanara yang tak tahan dengan suara bising yang ditimbulkan akhirnya keluar kamar untuk memperingati adik dan teman-temannya.

Iya, teman-temannya. Benar saja Bara yang dikira hanya sebatas bergurau akan menginap benar saja menjadi salah satu oknum yang membuat keributan. Begitu pula Dimas yang ternyata benar-benar membawa Saga untuk menjadi temannya melawan Tara dan Bara. Jangan lupakan dua orang lagi yang sedang asik sedari tadi bermain gitar di balkon rumah, Juno dan Wira. Tak lama Kanara yang sedang terkejut ada seseorang yang baru saja naik ke lantai atas sedang membawa cemilan yang wajahnya terlihat cukup mirip dengan Saga, Rizki sahabat Tara disekolah.

"Eh, maaf Ra, keganggu yaa?" Sapa Saga.

"Maaf yaa Ra." Timpal Bara.

brraaakkk!!!

Tanpa sadar Kanara membanting pintu kamarnya yang membuat orang-orang disekitar terkejut dan merasa kikuk, canggung.

"Biarin aja, palingan dilanjutin lagi tidurnya." Ucap Tara cuek yang sudah tahu kebiasaan kakak satu-satunya.

Tapi tidak kali ini. Kanara tidak melanjutkan tidurnya kembali. Justru Kanara yang sedang panik sendiri berguling-guling di atas kasurnya, mengaca-acak rambutnya, berteriak tanpa suara. Menyesali perbuatan yang baru saja dilakukannya.Memikirkan bagaimana rupanya ketika keluar tadi.

"Mampos lo Ra, mampos aja lo!!!!"

"Tendang ajalah gue ke neptunus!!!"

"Tumben kak rapih mau kemana?" Tanya Dimas kepada Kanara yang baru berani keluar kamar setelah indsiden 'tak tau rupa'-nya tadi.

Tak ada jawaban dari Kanara. Dengan pura-pura tidak dengar dan berpura-pura sibuk dengan handphonenya Kanara berusaha secepat yang ia bisa melewati kerumunan para laki-laki yang sedang asik dengan dunia games-nya.

Dimas yang tak mendapat jawaban pun hanya cuek kembali memakan keripik kentangnya dan melanjutkan menyaksikan pertandingan yang sedang di lakukan Tara vs Bara.

"Ehkkheem, udah turun kali orangnya Ga, masih keliatan emang?"

"Hah? Apaan Jun?"

"Enggaaaaaa."

S A G AWhere stories live. Discover now