|7

774 114 3
                                    

Masa sekarang

"Udah lama banget gak ketemu yaa kita. Kamu apa kabar Ra?"

"Baik Ga."

Hening. Hanya seutas senyuman canggung menutup perbincangan singkat pertemuan Saga dan Kanara yang sudah lama tidak bertemu sejak saat itu.
Sampai suara seorang perempuan menginterupsi kecanggungan keduanya.

"Mas Saga. Yuk aku udahan tester menunya."

"Gimana? Enak?"

"Enak kok, aku suka. Sesuai sama selera aku."

Tanpa Kanara sadari ia memperhatikan perbincangan Saga dengan perempuan itu, yang Kanara tahu adalah  salah satu client-nya yang memakai jasa catering-Kanara untuk acara pernikahannya.

Saga akan menikah.

Itu yang terlintas dipikiran Kanara. Saga, cinta pertamanya, akan menikah. Seseorang yang masih saja berdiam di seluruh ruang dihatinya.

"Eh Mba Nara?"

"Loh kamu kenal Dek sama Kanara?"

"Ih Mas Saga. Mba Nara ini tuh yang punya catering-nya."

"Seriusan Ra? Kamu yang punya?"

Kanara yang ditanya hanya menjawab dengan tersenyum.

"Gak nyangka aku, kamu yang dulu sering bikinin kita-kita cemilan kalo lagi ngumpul main PS sekarang malah buka jasa catering gede gini."

Ada kekaguman dari nada suara Saga, sekilas mengingat masa lampau yang pernah ia bagi bersama Kanara dan yang lainnya.

"Wah hebat kamu Ra. Hobi kamu bikin kamu sukses kayak sekarang. Jujur aku ikut seneng Ra."

"Makasih Ga."

Senyuman tulus dari keduanya tergambar jelas pada wajah Kanara dan Saga, dengan sirat makna yang berbeda.
Tak ada yang tahu bagaimana dengan hati mereka. Tersenyum seperti rupanya atau tersenyum untuk menutup hati yang terluka.

Kanara

Hari ini mungkin akan menjadi hari yang akan sangat aku benci. Bertemu dengan seseorang yang bertahun-tahun tak pernah pergi bahkan hanya untuk sejenak dalam pikiranku. Seseorang yang selalu menjadi alasan mengapa sampai detik ini sulit untukku membuka hati.

Bukan tak inginkan membuka hati untuk yang lain. Aku, hanya tak tahu bagaimana membuatnya pergi. Membuat perasaan yang telah lama tercipta sejak saat itu hilang menguap begitu saja seperti buih di lautan. Hilang tak bersisa, itu inginku. Namun, selalu saja ada yang membuatku menetap, seakan ada yang menahanku untuk tetap terus bertahan dengan rasa yang menyiksa.

Katakan aku bodoh. Disaat ada saja yang datang untuk mencoba masuk ke dalam salah satu ruang di hati ku. Aku membangun sebuah tembok besar nan kokoh seakan tak ada yang mampu menghancurkan bahkan beribu-ribu serangan nuklir sekalipun. Atau... memang sudah tak ada lagi ruang yang tersisa.

Terkadang ada rasa bimbang dan pasrah terlintas dalam pikirku...

"...mungkin aku memang takkan pernah bisa bersamanya."

Membuatku ingin menyerah, dan membiarkan dunia menertawakan kesetiaan perasaanku. Mengejek segala rasa yang tak pernah bisa menjadi nyata. Salahkah aku yang masih ingin terus mencintainya?

Lia, perempuan yang bersama Saga. Calon pengantin yang memilih jasa catering-ku untuk pernikahannya. Begitu anggun, berparas cantik dengan senyuman terkembang manis. Bersanding dengan Saga. Teramat sangat sempurna melihat mereka bersama. Dan kini tak akan ada lagi kesempatan untuk aku dan perasaanku.

Menghangat perasaanku saat kulihat dari kejauhan kebersamaan Saga dengan Lia bersenda gurau, tertawa lepas, bahagia. Bukankah itu yang memang seharusnya dirasakan setiap pasangan yang akan menikah?

Ah, andai saja itu aku.


Saga

Setelah sekian lama aku bertemu dengan Kanara disini. Di sebuah gedung dengan wangi khas berbagai macam makanan yang menggugah selera. Aku dan Kanara menjadi cukup dekat sejak aku dan yang lainnya sering bermain ke rumahnya untuk bermain game Play Station dengan adiknya yang adalah sahabat Dimas teman satu band-ku.

Kanara sangat pandai dalam memasak. Dengan sangat baik hati akan membuatkan kami makanan ringan pendamping bermain PS. Terkadang Kanara pun juga ikut menyaksikan pertandingan bermain PS kami, sesekali menjahili adiknya dan juga Dimas. Pertemuan kami yang terlampau sering membuat aku dan Kanara sejak saat itu perlahan semakin dekat.

Jika mengingat masa lalu tidak akan pernah ada habisnya. Begitu banyak kenangan yang inginku ulang. Begitu banyak kenangan yang ingin kuperbaiki. Begitu banyak kata yang dulu ingin kuungkap yang membuatku menyesal setelahnya. Apakah masih ada kesempatan untuk itu semua?
Jika memang ada, aku harap kata terlambat tidak pernah ada.

 Apakah masih ada kesempatan untuk itu semua? Jika memang ada, aku harap kata terlambat tidak pernah ada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
S A G AWhere stories live. Discover now