7. Present

1.1K 77 1
                                    

Kring..
Suara notifikasi masuk terdengar. Ara yang sedang menyisir rambutnya pun langsung menghentikan kegiatannya.

Unknow: gue udah di depan rumah lo
Ara: ini siapa?
Unknow: pengeran berkuda emas
Ara: serius
Unknow: cogan yang dikejar - kejar
Ara: oh. Ya. Otw.

Ara segera mengambil tas selempang motif hologram miliknya lalu mengambil kunci rumahnya.

"Yah, Ara  jalan." Teriak Ara agar Ayahnya mendengar teriakan anaknya itu.

"Hati - hati." Teriak Ayah Ara.

Ara keluar lalu mengunci pintu rumahnya. Ia tampak menggunakan setelan hoodie berwarna beige dengan jeans biru muda.

"Mana nih pangeran berkuda emasnya?" Tanya Ara.

"Kuda emasnya lagi istirahat. Digantiin sama yang warna beige." Sindir Adnan.

"Kurang ajar lo." Ara memukul Adnan. "Gue balik nih."

"Don't! You must.." ucapannya terpotong. "With me." Sambungnya.

"'With me' apaan?" Tanya Ara sambil sedikit terkekeh.

"Apalah, intinya bantuin gue." Ucap Adnan yang segera pergi.

"Tunggu woe." Pukas Ara.

***

"Adek lo suka apa?" Tanya Ara sambil melihat lapak - lapak yang berdiri kokoh.

"Hmm.." Adnan berpikir sejenak. "Gak tau."

"Kalo lo ga tau, gimana kita mau nyari hadiah?" Tanya Ara.

"Itu sebabnya gue ajak lo. Lo kan cewek, jadi setidaknya lo paham apa yang cewek suka." Jawab Adnan.

"Adek lo umurnya berapa?" Tanya Ara lagi.

"Gak tau, intinya sekitaran kelas 9 SMP. Lo kira - kira aja deh." Ketus Adnan.

"Loh kok gue?"

"Ya serah lo deh pokoknya beliin apa gitu."

"Kok jadi gue yang repot sih?!" Gumam Ara. Sepertinya Adnan tak mendengarnya. "Boneka kayaknya bagus. Mau?" Tanya Ara.

"Silahkeun." Jawab Adnan pasrah.

Mereka berjalan menelusuri pasar itu, melewati warna - warni lapakan yang ada di sana. Mata Ara tertuju pada sebuah lapak, di sana nampak berjejer banyak boneka bernuansa pastel.

"Di sini lucu keknya." Ara berjalan memasuki lapakan tersebut. Adnan hanya mengikuti dari belakang.

Ara menjelahi rak yang dipenuhi puluhan boneka. Ia mencoba mencari sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Ini bagus!" Ara menarik sebuah boneka berbentuk kucing.

"Bagus sih, tapi adek gue gak suka kucing." Jawab Adnan.

"Ohh.. gitu ya? Yaudah." Ara meletakkan boneka tersebut kembali ke tempatnya, ia tampak sedikit kecewa.

"Hmm.. yang ini aja, lucu juga kok." Adnan mengambil boneka karakter Doraemon. Ara tersenyum.

"Yaudah, bayar aja." Ucap Ara.

***

"Iya, lucu bangett.." sekumpulan gadis sedang mengelilingi seekor anak anjing berjenis pudle berwarna putih.

"Kakak gak ribet bawa ke sini?" Tanya Larin pada pemilik anjing itu.

"Ribet sih. Tapi gak papa, biar gak sumpek di rumah." Jawab kakak tersebut. Larin hanya mengangguk.

Larin melihat sekeliling, pandangannya tertuju pada seorang pria. Ia menyipitkan matanya untuk memastikan. Adnan, dan... Ara?

"Mereka ngapain?" Gumam Larin. "Eh, aku ke sana bentar ya. Bentar aja." Larin berjalan menuju Adnan dengan gelisah.

Adnan dan Ara sedang menunggu pesanan kebab mereka di sebuah tenda lapak. Sepertinya tak akan lama, karena lapak itu tidak terlalu ramai.

"Adnan? Ara?" Larin tiba - tiba muncul di hadapan mereka.

"Larin?" Ucap Adnan terkejut.

"Kalian ngapain?" Tanya Larin dengan wajah cemas. Wajahnya tertuju pada sebuah kantong plastik berisi boneka yang dipegang Ara. "Kalian pacaran?"

"Mas, mba, ini." Seorang penjual kebab menyodorkan sekantong plastik bening berisi dua bungkus kebab. Adnan membayarnya, lalu menarik Ara pergi. Larin hanya bisa terdiam.

"Larin!" Panggil seorang gadis. Larin masih diam.

"Ngapain sih?" Gadis itu menepuk pundak Larin, membuatnya tersadar.

"Hah? Gak kok." Larin tersenyum.

"Adnan!" Ara melepas tangan Adnan. "Itu anak orang salah paham loh!" Ara menunjuk ke arah pasar malam yang ramai.

"Biarin ajalah. Gue males liat mukanya." Tegas Adnan.

"Kalian ada apa sih?" Tanya Ara yang merasakan sesuatu yang aneh.

"Lo gak perlu tau." Adnan berjalan membelakangi Ara.

"Katanya kita temen." Ara menghentikan langkah Adnan. "Bukannya temen itu punya tugas buat ngedengerin masalah temennya ya?"

"Iya, tapi lo juga gak berhak buat tau segala masalah gue." Adnan berjalan meninggalkan Ara. Ara diam sejenak, tak tau apa yang harus dia lakukan.

Bersambung


Jangan lupa vote dan komen beb

-Shycat.

StepbrotherWhere stories live. Discover now