18. Show On

499 38 0
                                    

Sekarang kelas sedang sepi, hanya ada beberapa orang. Kemana mereka semua? Entah, mungkin ada yang sedang berkumpul dengan teman - temannya atau ikut berperan dalam lomba.

Ara menghampiri Larin, si gadis cerewet yang tiba - tiba menjadi diam hari ini. By the way, Adnan sedang sibuk OSIS + menggoda adik kelas. Dasar anak OSIS.

"Rin, tugas kita hilang. Gimana?" Tanya Ara yang berdiri di samping Larin.

Larin hanya diam dengan tatapan kosongnya. Wajahnya nampak ditangkup tangan kirinya.

"Rin?" Panggil Ara sambil menepuk pundaknya.

Larin terkejut lalu menoleh, "eh, Ra? Kenapa?" Tanyanya.

Ara sejujurnya sedikit penasaran, tapi ia tak ingin boros kata, "tugas kita hilang." Ucapnya to the point.

"Ohh.. gak papa. Gue udah print ulang." Jawab Larin sambil tersenyum, lalu mengeluarkan sejilid tugas itu.

Ara mengernyit. Ia meraih tugas itu lalu memperhatikan baik - baik sampul hingga isi - isinya. Sedikit lecek.

Kok sama banget sama yang gue print?

Ia menemukan sebuah halaman dengan tinta font yang sedikit beleber. Ia ingat, saat itu printer mas - mas berambut jagung itu rusak dan beberapa kali tintanya beleber.

"Lo dapat filenya darimana?" Tanya Ara sambil menopang tumpukan kertas itu.

Larin terlihat bengong sejenak, "g-gue kan kemarin sempet pinjem flashdisk lo." Jawabnya sedikit gagap.

Ara menaikkan sebelah alisnya, "kapan?"

Larin sedikit tertawa kaku, "ada hari itu. Masa lo gak inget?"

"Gak ad--"

"Gue kumpul dulu ya? Nanti pak Samsul ngamuk lagi." Larin dengan kecepatan kilat mengambil benda itu dari tangan Ara lalu pergi tanpa memberi gadis itu kesempatan untuk bersuara.

Mata Ara hanya mengikutinya hingga gadis yang lebih muda darinya itu lenyap di balik pintu kelas.

Ia hanya menggidikkan bahu, dan berniat kembali ke mejanya untuk membaca novel yang masih setengah ia baca. Namun, kepala seseorang muncul dari balik pintu, lalu memanggil namanya.

"Yang namanya Ara dipanggil ke gudang." Ara jelas auto menoleh. Ia hendak bertanya siapa yang memanggilnya, tapi orang yang tadi memanggilnya sudah lenyap.

Daripada banyak bertanya, lebih baik ia datang dan menemukan jawabannya sendiri.

Ia melangkah dengan anggun melewati koridor kelas 11. Jika bisa divisualisasikan, ia nampak seperti mengeluarkan aura berwarna biru es yang membuatnya tampak dingin. Ia menjadi atensi orang - orang. Mungkin karena sifat dinginnya hilang ketika menjadi MC kemarin, dan membuat orang - orang kaget bukan main. Bahkan sampai dibicarakan di forum sekolah.

Ara is the real artist.

Oh iya, sekarang ia sudah tidak menjadi MC lagi. Untuk apa? MC - MC lain sudah senggang hari ini. Tidak semuanya sih, hanya anak Marching saja yang senggang. Mereka kan hanya tampil kemarin.

Akhirnya gadis itu sampai di kawasan gudang yang sepi. Tak ada siapapun di sana, apa seriusan ada yang memanggilnya?

Ia ingin pergi berlalu dari tempat yang senyap itu, namun nalurinya seperti memintanya untuk masuk ke dalam gudang. Akhirnya ia masuk ke dalam bangunan itu.

Kosong.

Hanya kata itu yang mewakili keadaan gudang. Maksudnya, tak ada seorang pun di sana.

Saat ia berbalik, matanya melebar. Tiga manusia yang beberapa hari lalu muncul di hadapannya, hadir saat ini juga.

StepbrotherWhere stories live. Discover now