15. Hand

605 43 0
                                    

"Lo sibuk banget ya?" Tanya Ara.

"Kalo hari ini sih sibuknya biasa aja. Ntar sore gue dateng kok. Tenang aja." Jawab Adnan sembari melepas helmnya.

"Besok?" Tanya Ara lagi.

Adnan menoleh, berpikir sejenak, "gak tau. Kayaknya sih bakal sibuk banget."

"Jadi lo ikut kerja kelompok besok, gak?" Wajah Ara menunjukkan ekspresi yang.. khawatir?

Adnan tersenyum, "gak tau juga sih." Ia mengacak pucuk rambut Ara, "gak usah khawatiran gue."

Ara menepis tangan Adnan, "ge'er. Gue khawatirin diri gue sendiri. Masa gue cuma berdua sama si Incess? Ntar pulang - pulang gue jadi vertigo gimana?" Keluh Ara dengan raut wajah yang kesal.

Adnan terkekeh, "tapi mau gimana lagi? Masa kita mau nyoret nama dia? Lebih baik lo vertigo gara - gara dia, dibanding gendang telinga lo harus dioperasi habis dengerin omelannya pak Samsul."

Ara menunduk sedih, "iya sih, tapi kan.."

"Tapi apa? Udah sana masuk." Adnan membalikkan badan Ara lalu mendorongnya agar masuk ke dalam rumah.

Ara menolehkan kepalanya pelan, lalu melihat Adnan yang tersenyum sambil mengatakan "semangat!"

Menjengkelkan.

Gadis itu lalu menghela frustasi sambil berjalan masuk ke rumahnya.

***

Ini hari Selasa, seperti perkiraan, Adnan sibuk sehingga tak bisa hadir untuk kerja kelompok. Anak itu sok sibuk memang.

Ini masih jam 15.57

Tugas makalahnya selesai dengan cepat, tinggal diprint. Ternyata tidak sia - sia mereka bergadang di rumah masing - masing.

"Nih, Ra." Larin menyodorkan flasdisk berwarna silver itu pada Ara. Isinya sudah jelas hasil ketikkan Larin semalam.

"Udah selesai semua?" Tanya Ara memastikan.

"Udah, kamu gabungin aja." Mendengar jawaban itu, Ara hanya mengangguk lalu memasang flashdisk itu ke laptop miliknya.

Setelah mengutak - atik laptopnya itu, ia pun bersuara, "udah nih" ia memberikan flashdisk itu pada pemiliknya lalu menyimpun barang - barangnya yang berserakan di atas meja.

"Nanti gue mampir ke fotocopy buat ngeprint." Gadis itu menyeruput coffe lattenya lalu berdiri, "gue duluan."

Larin hanya mengangguk sambil menyedot segelas orange juice.

Ara keluar dari kafe tersebut. Seperti yang ia bilang tadi, ia mampir ke tempat fotocopy untuk mencetak tugas itu.

16.43
Seharusnya sekarang ia sudah duduk manis di rumah, tapi ia malah harus menunggu di tempat fotocopy itu lebih dari setengah jam. Kata masnya sih, printernya lagi ngambek.

Mungkin ini buka hari beruntung untuk Ara, ia harus berdua saja dengan Larin + printer yang rusak. Kurang apalagi dia?

"Nih, dek. Maaf ya lama." Mas - mas berambut jagung itu menyodorkan sejilid tugasnya yang disampul dengan kertas cover berwarna hijau.

"Iya mas, gak papa." Gadis itu menyodorkan selembar uang biru. Jangan heran, halamannya lebih dari 50 gaes.

.  .  .

StepbrotherWhere stories live. Discover now