Bangun hari ini dan seterusnya

226 11 2
                                    

Saya mula menulis naskah ini, waktu ketika itu sedang jatuh.
Dari satu ketinggian yang saya rasa untuk tidak bangun lagi,
Saat itu saya sendiri,
Entah ke mana saya mahu lari.
Saya penat tapi tak terusik
Saya tuliskan yang tak mampu saya bicara dengan kuat.
Tak mungkin saya mampu cerita tentang pil-pil yang meneman malam tanpa lena saya.
Terima kasih untuk yang membaca, dan mengikuti kisah saya.
Kisah seorang yang terbiasa keseorangan.
Mungkin anda rasa hal yang sama?
Jadi, mulai hari ini, dari saya mengingatkan anda dengan segala sakit-sakit yang kita rasa,
Mungkin dah tiba masa untuk kita cerita tentang hal-hal gembira.
Tidak, kita tak perlu pura-pura.
Kita cuma bicara tentang kita ini manusia biasa
Kita terluka dengan parut kekal.
Tetapi kita tak akan berhenti bukan?
Ya kita penat.
Takdir sering tidak memihak.
Tetapi kita ada kita bukan?
Saya tak mahu lagi menambah sakit anda.
Tidak mahu mengundang air mata untuk hal yang sama.
Apa kata hari ini, kita bangun dan lari lagi.
Kita akan berhenti keletihan
Kita akan merasakan kitar yang sama berkali-kali.
Tapi tak salahkan untuk kita cuba,
Bicara tentang apa saja yang buat kita adalah kita.
Hidup tak selalunya perlu ketawa.
Janji, walau yang tinggal hanya lutut yang menopang dagu
Dan jemari yang menepuk bahu sendiri,
Kita akan terus bangga kerana kita masih bertahan
Walau untuk hari ini,
Sehari lagi.
Kita bangun.

Diari depresiWhere stories live. Discover now