Part 6 - The Familiar Face

3.8K 233 4
                                    

Rommy’s POV

Aku terbangun dengan nafas yang terengah-engah. Mimpi buruk lagi. Kenapa mimpi buruk itu selalu menghantuiku. Aku menatap sekeliling. Ini bukan kamarku. Hm! Kak Rheva? Tidur denganku? Oh iya, aku menginap di apartemennya Kak Rheva.

Aku langsung turun dari ranjang dan pergi ke dapur. Aku butuh air. Jam berapa sekarang? Jam 6 pagi. Ini terlalu pagi untukku. Baiklah. Hari ini aku akan menemui mateku. Aku bergegas mandi dan bersiap diri.

Di walk in closet, aku meminjam setelan milik Alpha Rafael. Ya aku memang tak ada rencana menginap, jadi aku tak membawa baju yang lain. Baju ini sedikit kebesaran. Apa aku yang kecil ya? Bodoh ah. Aku melipat lengan kemeja hingga batas sikuku.

Saat aku keluar, Kak Rheva sedang menyiapkan makanan. Cepat juga Kak Rheva bangun.  “Rommy, ke sinilah. Kita makan dulu. Kemudian baru ke kampus. Tapi tunggu aku mandi dulu.”

Aku mengikuti perkataan Kak Rheva. Makanan Kak Rheva tak kalah lezat. Apakah mateku juga pandai memasak? Oh aku tak sabar bertemu mateku. Siapa dia? Seperti apa rupanya? Apakah ia secantik Kak Rheva?

Sarapan kami berlalu dalam diam. Kak Rheva segera menuju kamar mandi. Aku ya tidak lain tidak bukan disuruh membereskan meja makan. Dengan senang hati aku melakukannya. Akukan akan bertemu mateku. Tentu suasana hatiku sedang baik.

Pukul 8 pagi. Kami sampai di kampus. Setelah keluar dari mobil, kami langsung jadi pusat perhatian.

“Hei, lihat. Siapa cowok itu? Tampan sekali.”

“Iya iya, apakah dia gebetan baru Nadira? Tapi bukannya Nadira itu pacaran dengan pemilik kampus ya.”

“Lihatlah, mereka cocok sekali.”

Aku mulai jengah dengan ucapan orang-orang. Aku hanya memasang wajah dingin tak peduli. Tiba-tiba, Kak Rheva berhenti.

“Ini adalah adikku, ia akan di sini untuk sementara waktu” ucap Kak Rheva sambil tersenyum. Kak Rheva memang sangat cantik kalau tersenyum.

“Kyaa, lihat dia. Tampan sekali. Meskipun wajahnya dingin tapi cool.”

“Adiknya Nadira ya. Tampan sekali. Aku juga mau.”

“Kakak adik keindahannya luar biasa.”

Perkataan Kak Rheva justru membuat mereka semakin tergila-gila. Apa ia sengaja? Terserahlah. Tak lama, kami sampai ke ruangan pemilik kampus, ruangan milik Alpha Rafael.

“Jika kau bingung mau kemana, tinggal ke sini saja, atau ke kelasku. Cari matemu dengan benar ya.” Aku hanya mengangguk. Oke, mate. Tunggulah aku.

***

Aku berkeliling mencari mateku. Dimana ia? Aku sudah mengintari kampus ini selama setengah jam. Tak kusangka, kampus ini cukup besar. Aku sudah memeriksa setiap jengkal dari kampus ini, tapi tidak ada aroma memabukkan dari mateku.

‘Apa mungkin ia belum berangkat?’ ucap Jack.

‘Hmmm, mungkin saja.’

Setelah lima menit mencari, aku menangkap sekelompok orang yang baru berangkat. “Cih, mereka.”

Aku dengan cepat langsung pergi. Tak ingin mencari masalah untuk saat ini. aku kembali mencari mateku. Tak peduli dengan tatapan memuja dari orang-orang. Tak berapa lama, akhirnya aroma itu tercium lagi.

‘Mate! Mate kita ada disekitar sini. Cepat ikuti, Rom’ 

Aku mengikuti aroma memabukkan ini. tiba-tiba aku melihat seorang gadis yang tengah berjalan seorang diri. Dengan cepat aku langsung memeluknya dari belakang. Kulit kami saling bersentuhan, menciptakan percikan listrik yang aneh.

“Mate” ucapku lirih.

Mateku melepaskan pelukanku dan berbalik untuk melihatku. Tiba-tiba aku mematung. Wajah ini? Ti-tidak mungkin. Aku tak percaya dengan ini. aku mulai melangkah mundur. Dapat kulihat senyumannya yang luntur.

Tidak tidak tidak. Aku tak percaya ini. Aku langsung berlari meninggalkannya. Aku tak peduli dengan Jack yang sudah ngomel-ngomel sejak tadi. Aku terus berlari kemanapun kakiku melangkah.

 ‘Apa yang kau lakukan, Rommy. Dia mate kita. Ajak dia bersama. Kenapa kau ini?’  

Aku diam tak menanggapi wolfku. Aku terus berlari sampai tak sadar, aku sudah sampai ke apartemen milik Kak Rheva. Aku langsung masuk dan mengunci pintu. Aku bersandar pada pintu. Mengingat apa yang baru saja terjadi.

‘Ada apa denganmu, Rommy? Kenapa kau meninggalkan mate ku.’

Aku menutup mataku dengan tangaku sendiri. Tak terasa, air mataku mengalir begitu saja. Aku tak bisa mempercayai ini. Hatiku ingin kami bersama, namun pikiranku selalu membuatku menyesal. Apa yang harus ku lakukan.

“Tidak. Tidak mungkin itu kau, kan? Tak mungkin kau terus menyiksaku sampai sekarang, Wendy”

Tbc.

***

Hola, I'm back again..
Well, happy new year all..
Hehe..

Ada yg nunggu cerita Rommy gak??
Maaf ya lama, Aku lagi menghadapi sidang soalnya..
Ya jadinya ceritaku terlantarkan begitu saja..
Mohon dimaklumi..

Rommy : Mari tes apakah kau masih ingat..
Author : Oke, siapa takut
Rommy : Siapa itu Wendy?
Author : Wendy adalah anak dari Alpha James dan Luna Keyla dari Red Eclipse Moon Pack.
Rommy : Siapa kakak dari Wendy?
Author : Daniel Thomson
Rommy : Apakah Wendy saat ini masih hidup?
Author : Saat ini Wendy.. eh, tunggu dulu, kenapa kau tanya seperti itu?
Rommy : Ya, karena aku penasaran
Author : Hoho, tidak bisa.. terlebih lagi, sepertinya para pembaca sudah bisa menebak alur ceritanya.. iya kan?? Biar lebih jelas, baca prolog nya..
Rommy : Cih

So, bagaimana part dari ceritaku ini??
Pasti kalian bisa menebak dari petkataan Rommy di akhir tadi, Komen ya..
Silahkan yg mau liat spoiler next part..
Here you are..

Part 7
Aku mulai ketakutan sekarang. Tiba-tiba ada sekitar 10 rouge yang mengepung kami. Oh tidak. Ini buruk. Aku tak pernah belajar bertarung di pack.

Apa ini??
Kenapa tiba" begini??
Hehe..
Berhubung aku masih sibuk, mungkin part 7 nya juga sedikit lama update ya, jadi sabar ya..
Sekalian mengira-ira apa yang terjadi..

No olvides votar y comentar ...
Don't forget to vote and comment..

Protective Wolf [Complete]Where stories live. Discover now