Part 23 - The Wolfbane

1.8K 132 7
                                    

Author’s POV

Di depan kamar Rommy, terlihat dua orang sedang berbincang dengan serius. Orang itu tak lain adalah sang Beta, Jon, dengan dokter yang baru saja merawat Rommy. Suasana yang tegang.

“Apa? Wolfbane?”

“Itu benar, beta. Panah barusan mengandung racun wolfbane. Kami masih akan berusaha untuk menyelamatkan Alpha. Untungnya Alpha langsung dirawat, jika terlambat sedikit saja mungkin nyawanya tidak akan tertolong.” Ujar sang dokter dengan khawatir.

“Baiklah, lakukan semampu kalian. Panah ini akan ku bawa. Aku akan mengeceknya.”

“Baik, beta.”

“Satu lagi. Kenapa kau terlihat gugup seperti itu? Apa yang kau sembunyikan?” Jon bisa merasakan sang dokter itu menegang. Keringat yang keluar di wajahnya semakin banyak.

“Maafkan saya, beta. Racun wolfbane yang menyerang Alpha tidak seperti racun wolfbane biasa. Racun itu terasa lebih kuat.” Ucap sang dokter terus terang. Ia sudah yakin bahwa ia tak akan bisa menyembunyikan sesuatu dari sang beta satu ini.

“Kerahkan seluruh kemampuan kalian. Jangan sebut kalian sebagai dokter terbaik jika kau tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Pack ini terkenal akan ilmu medisnya, jangan sampai kau mencoret nama baik pack ini.”

“Ba-baik, beta.”

“Oh iya, jangan sampai Luna tau soal masalah ini.”

“Ba-baik.”

Jon pergi meninggalkan dokter tersebut. Pergi dengan membawa panah yang terlihat sangat mencurigakan menurutnya. Dalam pikiran Jon hanya satu, Rheva. Rheva sepertinya dapat menyelidiki panah tersebut.

***

Seorang gadis tengah berlari dengan tergesa-gesa. Ia menghiraukan semua orang yang membungkuk saat ia lewat. Ia sangat khawatir, terlebih setelah mengetahui apa yang baru saja terjadi.

“Rommy!” semua orang yang ada di dalam ruangan itu langsung terkejut.

“Ka-Kak Rheva?” ucap Wendy yang masih menangis.

“Semuanya, segera siapkan anti racun wolfbane lebih banyak. Beberapa siapkan bahan yang sudah aku tulis di kertas ini. Jon, bawa Wendy keluar!” semua orang yang mendengar perintah dari gadis bermata biru itu langsung bergerak dengan cepat.

“Ap— Akh, Kak Jon. Lepaskan aku. Aku mau di sini menemani Rommy!” ucap Wendy yang digendong secara paksa oleh Jon.

“Wendy! Kau harus menunggu di luar. Apapun yang terjadi, kau tidak boleh masuk!” bentak Rosa dengan alpha tone.

Seketika Wendy menegang. Ia bisa merasakan aura intimidasi yang keluar dari Rosana. Perasaan yang pernah ia rasakan saat di apartemen. Ya, ketika Rommy dan Dandy bertarung satu sama lain.

Wendy sudah keluar. Rosana dengan segera merubah wujudnya, gadis dengan gaun putih dan mahkota dikepalanya. Tak lupa dengan tongkat unik yang dibawanya. Wujud sage. Dengan cepat Rosana mencoba untuk mengeluarkan sihir hitam yang masuk ke dalam tubuh Rommy.

Sepuluh menit berlalu. Seluruh sihir hitam yang ada pada Rommy sudah keluar. Rommy mulai sadarkan diri, meski nafas dan detak jantungnya masih lemah. Ia mulai mengamati keadaan sekitar.

“Kak.. Rosa..?” ucap Rommy terbata-bata.

“Diamlah! Aku akan membuatkan penawarnya. Kalian! Bawa kemari anti racun nya!”

“Baik, Luna” ucap dokter yang sedari tadi hanya melihat.

Rosana dengan segera membuat ramuan. Ia berasa beruntung karena beberapa hari yang lalu ia pergi membeli beberapa bahan. Tak disangka bahwa bahan tersebut akan berguna. Tak berapa lama, Rosana selesai membuat ramuannya.

Protective Wolf [Complete]Where stories live. Discover now