Part 16 - The Marking

3.3K 187 2
                                    

Lama tak jumpa..
Hari ini aku update panjang banget..
Jangan bosan ya..
Semoga kalian suka..

***

“Maafkan aku, mate. Karena tidak bisa melindungimu waktu itu.” Ucap Rommy yang dengan cepat ku tanggapi dengan gelengan.

“Ini bukan salahmu.”

Hening. Tak ada yang memulai pembicaraan lagi. Aku duduk di sebelah Rommy. Ikut menikmati keindahan taman ini. menghirup aroma memabukkan ini. aku berharap hari ini tak akan cepat berakhir.

Aku menyandarkan kepalaku pada bahu Rommy. Ini sepertinya membuat Rommy sedikit terkejut. Biarlah. Aku ingin menikmati ini sejenak. Apa yang ku impikan sejak dulu.

“Biarkan seperti ini dulu.” Ucapku agar Rommy tak bergerak.

“Aku ingin menikmati ini untuk yang terakhir kalinya.”

“Apa maksudmu?” tanya Rommy khawatir.

“Dalam mimpiku, aku bertemu Moon Goddess. Dia yang telah mengingatkanku pada semuanya. Dan karena suatu hal, aku tak bisa mencium aroma mateku sendiri. Dan dengan baik hati, Moon Goddess membiarkanku untuk menghirup aroma ini selama sehari.”

Rommy terdiam. Aku tak tau apa yang sedang ia pikirkan. Semoga ia tak menanyakan hal-hal lain yang bisa membuatku kebingungan.

***

‘Alby, bagaimana ini? Kenapa Rommy diam saja?’ ucapku panik setelah setengah jam kami berdiam diri.

‘Mungkin ia sedang berdebat dengan Jack tentang menandai kita.’ Jawab Alby santai.

‘Apa? Kenapa kau bisa berpikiran begitu?’

Menebak saja. Jika kau penasaran, tanyakan saja langsung.’

A-apa? Me-menanyakannya? Tidak-tidak. Aku malu sekali. Aku menatap Rommy dengan seksama. Ia sangat tampan. Tak kusangka, pria yang selalu menemaniku saat kecil akan menjadi pasangan hidupku. Tanpa kusadari, sebuah senyuman kecil terukir di bibirku.

“Ada apa, mate?” tanya Rommy sambil menoleh ke arahku. Ah, sudah dipastikan pipiku merona sekarang.

“Ti-tidak ada.” Rommy terkekeh. Tampan sekali.

“A-apakah kau sedang berdebat dengan Jack soal menandaiku?” pertanyaan bodohku sukses membuat Rommy terdiam.

Ah, apa yang kulakukan. Aku memang bodoh. Pasti Rommy berpikir aneh-aneh sekarang. Lihatlah, bahkan wajahnya menunjukan perasaan aneh.

“Ah, itu pendapat dari Alby. Bisa saja hal itu salah.” Ucapku gugup.

“Alby?”

“Ka-kau tau. Si-sisi wolf ku.”

“Sebenarnya. Itu benar, mate” jawab Rommy yang sukses membuatku malu setengah mati.

“Ji-jika kau ingin—”

Katakan sekarang juga boleh’ desak Alby.

“A-apa maksudmu dengan sekarang juga boleh?” ucapku tiba-tiba.

Aaaahhhh. Apa yang ku katakan? Kenapa aku justru mengucapkannya dengan keras? Semua ini gara-gara Alby. Ah, bagaimana ini? Bagaimana ini? Lihatlah, Rommy sekarang menatapku tanpa ekspresi. Apa yang akan terjadi sekarang?

CUP

***

Author’s POV

Protective Wolf [Complete]Where stories live. Discover now