Hati yang meluluh

126 17 0
                                    

Berhati-hatilah dengan hatimu sendiri, jangan biarkan ia berprasangka buruk. Sungguh itu akan menghancurkan dirimu sendiri.

-muttaqinnaim

Di sebuah GOR yang diadakan turnamen bulu tangkis terlihat terdapat lautan manusia yang sibuk mondar-mandir, mayoritas dari mereka duduk diatas bangku panjang yang mengelilingi lapangan.

Semenjak kejadian Afsin didorong Tissa ke danau dan menemukan Irsyad bersama perempuan membuat Afsin menjadi sosok yang malas berbicara, ia akan bergumam saja sebagai jawaban.

Hari ini Afsin telah siap dipinggir lapangan, Jilbab hitam yang dimasukkan kedalam kaos. Irsyad berada disampingnya dengan legging selututnya yang ditutupi celana jersey. Mereka sebagai perwakilan sekolah atas turnamen bulu tangkis gabungan putra putri.

Keduanya memerhatikan empat orang yang sedang bertanding di tengah lapangan, "Ris, sepertinya mereka bakal jadi lawan kita deh," gadis itu tidak menjawab.

Afsin telah bersiap hari ini, harapannya ia dan Irsyad tidak akan membawa pulang mengecewakan, yang terpenting mereka telah berusaha. "Apapun hasilnya kita terima, dari pihak sekolah tidak memaksakan kalian menang. Kalian hanya perlu berusaha," ucap pak Amat disebelah Irsyad.

Afsin menganggukkan kepalanya mengerti, sama halnya Irsyad mereka hanya mengangguk paham.

Kedua pemain memasuki lapangan, keduanya menundukkan kepalanya sejenak untuk berdo'a. Mereka menatap kedua pasangan dibalik jaring hijau didepannya, pertandingan akan segera dimulai.

-o0o-

"Tissa bagaimana dia?" sambungan telephone itu tersambung diantara keduanya.

"Iya dia baik, kau tenang saja. Oh iya! apa kau merindukanku?" tanya gadis itu terkekeh.

"Tentu saja aku merindukanmu, sebagai sahabat yang baik kau pun merindukanku. Benar kan?" seseorang diseberang sana tengah tertawa menggulingkan badannya di ranjang kamar tidurnya.

"Aku sangat merindukanmu pria ceroboh."

"Benar apa yang aku katakan, memang aku terlalu ngangenin bwahahaha, tapi tolong itu kata 'ceroboh' sudah tidak dalam kehidupanku Tissa." Elaknya orang itu.

gadis itu meng-iya-kan apa yang baru saja orang itu katakan. 'Kenapa kau harus mencintai dia? Padahal aku selalu ada buat kamu.'

"Kapan kau sampai?" gadis itu mengalihkan percakapan diantara mereka.

"Aku sebentar lagi sampai sana, apa kau tak menonton dia bertanding?"

"Tidak, mama melarang ku pergi. Demamku belum turun," bohong! Ia hanya tidak ingin melihat orang itu bertemu dengan gadis itu.

"Baiklah aku akan menonton sendirian. Syafakillah assalamu'alaikum,"Pria itu mematikan sambungan telponnya lalu mengambil jaket yang berada tak jauh dari tempat tidurnya.

Ku harap kau tak melihatku, batin pria itu sesaat lalu melangkah pergi ke sebuah tempat perlombaan.

-o0o-

"KAK IRSYAD KAMU PASTI BISA!" Afsin menoleh saat seorang gadis berjilbab biru muda yang sedang meneriaki pria disebelahnya, ia melihat Irsyad tersenyum kearah gadis itu.

Afsin mengingat kembali gadis itu, serasa tidak asing baginya, beberapa detik kemudian ia terdiam, ia mengingat gadis itu! Dia perempuan yang ia lihat bersama irsyad di minimarket.

"RISA!! FOKUS!" teriakan itu sangat jelas ia dengar dan lihatlah sekarang benda putih berbulu itu memasuki tempat Afsin berdiri.

Mengapa pria disebelahnya selalu mengusik pikirannya? Beberapa kali Afsin menggelengkan kepalanya, berharap hal itu akan mengalihkan fokusnya. Tapi tetap saja itu sia-sia, ia tak bisa mengalihkan pikiran bahwa gadis itu adalah kekasih Irsyad. Dirinya tahu bahwa berburuk sangka tidak baik, tapi mengapa pikiran nya selalu menilai sendiri tanpa tahu apa yang sebenarnya.

Itsnani A [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now