Afnan

114 14 3
                                    

Keesokan harinya, Afsin memilih untuk menjenguk Dika yang kemarin belum sempat ia temui. Gadis itu menyalakan motornya menuju rumah sakit.

Setelah sampai Afsin langsung memasuki ruang serba putih itu, "assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam," gadis itu tersenyum lalu memeluknya.

"Clar, Dika mana?" tanya gadis itu menatap sahabatnya lalu mengedarkan pandangannya dalam ruangan serba putih itu untuk mencari keberadaan pria kecil yang seminggu ini begitu ia rindukan.

"Lagi di kamar mandi Ris," gadis itu menganggukkan kepalanya paham lalu duduk bersebelahan dengan Clarissa yang tengah menikmati makanan ringan yang berada diatas meja.

"Apa dia masih menunjukkan rasa sakit?" Clarissa menggelengkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya, melangkah menuju lemari pendingin kecil yang tersedia disana berniat menghidangkan minuman dingin pada gadis itu.

Afsin menoleh kearah pintu kamar mandiyang terbuka, menampakkan pria kecil berumur 4 tahun yang tengah tersenyum menatapnya. "Kak Risa kapan datang?"

"Baru aja kok, kangen kakak gak?" Dika yang mendengar hal itu terkekeh.

"Tentu saja Kak, kak Risa tahu ngga? Dika udah ngga sakit perut lagi kak, Alhamdulillah" sudut bibir Afsin bersamaan dengan Clarissa yang tiba dengan dua gelas jus mangga.

"Alhamdulillah."

"Kak Risa mau main sama Dika ngga?" Tanya pria kecil itu menatap Afsin lekat, berharap ada kesempatan bermain dengan gadis itu sebelum Afsin pulang.

"Boleh, mau main apa?"

Dika tak sengaja melihat sebuah benda kotak lalu menatap sebuah box disebelah Afsin duduk, mengerti dengan tingkah pria kecil itu dengan cepat Afsin memberikannya.

"Ini buat Dika kan kak?" Afsin mengangguk membenarkan bahwa barang yang sengaja ia bawa dikhususkan untuknya.

"Makasih ya kak," mata Dika menyipit membentuk bulan sabit lalu pergi meninggalkan dua gadis itu tanpa meninggalkan pesan, berlalu menuju kasur.

"Eh iya, kemarin kenapa ga bilang kalau pulang? Dan gimana pertandingan kemarin? Lancar? Maaf ya aku ga bisa ikut nonton."

"Aku lihat kamu tidur, ya udah aku pulang aja daripada bengong sendiri kan? Hehe. Alhamdulillah, besok pagi bakal tanding lagi sama anak SMA sebelah. Semoga aja di akhir pertandingan besok sekolah kita menang," Clarissa meng-Aamiin-kan perkataan Afsin.

-o0o-

Afsin mengamati setiap inti dari sudut rak satu dengan rak yang lain, memperhatikan setiap buku yang ia lewati. Ia melangkah perlahan lalu tatapannya terhenti pada buku berwarna abu-abu.

Sorot mata Afsin mengikuti setiap huruf yang tercetak di sana, masih dengan posisi berdiri tanpa niat sedikitpun untuk beranjak dari tempat itu lalu mencari tempat duduk.

Tanpa gadis itu sadari ada seorang pria telah mengamati nya, pria itu menatap seorang gadis yang tengah sibuk dengan buku tanpa melontarkan pernyataan apapun pria itu berjalan disebelah gadis itu.

"Permisi" gadis itu menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya sebagai isyarat bertanya.

"Mbaknya yang bernama Afsin ya?" Afsin terdiam beberapa saat mendengar pria di depannya menyebut dirinya dengan sebutan Afsin.

"Maaf anda siapa?" Pria itu tak menjawab pertanyaannya lalu melangkah pergi dengan meninggalkan sebuah kertas yang terlipat di dalam amplop berwarna putih.

Dengan perasaan penasaran dan takut Afsin meninggalkan perpustakaan umum, dia duduk di sebuah kursi berwarna coklat di bawah pohon, memperhatikan secara keseluruhan benda putih itu. Dengan perlahan Afsin kertas itu lalu membukanya.

Itsnani A [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now