Bab 3: Kamar Mandi

2.6K 243 50
                                    

"Jangan ganggu aku, aku tidak pernah menggangu kalian! Biarkan aku hidup dengan tenang!"
~Tania Abidin

_0_


Bunyi alarm di handphone membuat Tania terbangun dari tidur lelapnya, ia melihat jam yang masih menunjukkan pukul 04.00 pagi, ia akan segera tertidur kembali jika tidak mengingat ia harus pergi untuk kuliah. Dengan rasa malas Tania mengambil handuk dan baju ganti, tidak lupa ia membawa peralatan mandinya sendiri.

Deritan terdengar ketika pintu dibuka dengan perlahan memperlihatkan lorong sepi yang menakutkan, Tania berpikir mungkin sebagian orang masih tertidur di jam sepagi ini. Tania lalu menutup pintu dengan perlahan supaya suara deritan itu tidak mengganggu tidur orang lain.

Tania berjalan dengan amat pelan sambil sesekali menengok kiri dan kanan depan serta belakang, Tania merasa ada seseorang yang sedang mengawasinya. Saat ia mempercepat langkahnya di depan Tania melihat seorang perempuan yang memakai dress biru tua berjalan dengan sangat cepat lalu menabrak Tania sampai jatuh terduduk di atas lantai.

"Aw ...," ringis Tania pelan, lalu menoleh ke belakang untuk memaki orang yang sudah tega menabraknya.

Kosong. Hanya terlihat lorong panjang yang redup dan gelap Tania tidak melihat perempuan tadi yang telah menabraknya, dengan perasaan gelisah Tania segera berdiri dan cepat-cepat pergi menuju kamar mandi. Sesampainya di depan kamar mandi Tania menemukan tiga pintu, dua pintu terbuka dan satu pintu tertutup juga terdengar suara percikan air dari dalam. Tania berpikir ternyata masih ada orang yang bangun lebih pagi dari dirinya, ia memilih memakai kamar mandi yang berada di tengah.

Hening, itu yang Tania rasakan sekarang, hawa dingin mulai merayap di sekitar tubuhnya suara di sebelah juga sudah lama tidak terdengar, mungkin sudah selesai mandi dan pergi. Percikan air semakin lama semakin terdengar mengerikan di telinga Tania, ia memilih mandi dengan cepat, sampai saat ia telah memakai baju, ia mendengar suara langkah kaki yang seperti diseret serta suara isakan tangis memilukan seorang perempuan.

"Siapa di luar?" teriak Tania dari dalam tetapi tidak kunjung mendapat jawaban.

"Ah, mungkin perasaan gue aja kali," gumannya pelan lalu melanjutkan aktifitasnya kembali.

Setelah selesai Tania segera keluar dan menemukan seorang perempuan sedang berdiri sendirian di pojok ruangan sambil menunduk, rambut panjangnya menutupi seluruh wajah.

"Mbak?" sapa Tania sambil mencoba untuk mendekat, tetapi orang yang disapa malah diam tidak menjawab bahkan untuk sekedar mengangkat wajahnya pun tidak.

"Mbak, habis mandi? Ngapain diem di sini?" Sekali lagi, Tania mencoba untuk mengajak perempuan itu berbicara tetapi yang di ajak bicara hanya diam saja. Dengan perasaan ragu Tania mendekat dan menepuk pundak perempuan itu, wajahnya perlahan terangkat mempelihatkan bentuk wajah yang sangat mengerikan matanya melotot, hidungnya patah, bibirnya yang sobek tersenyum menyeringai serta sayatan-sayatan di sekitar pipi dan belatung yang memenuhi seluruh wajahnya.

"Aaa ...," teriak Tania kaget lalu segera berlari keluar. Lututnya tiba-tiba lemas jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, keringat dingin bercucuran di sekitar wajahnya.

"Hay."

"Aaa ...."

"Lo ngapain teriak-teriak, sih?" tanya Azahra menatap heran Tania.

"Ish, lo ngagetin gue aja."

"Ya, habisnya lo ngapain berdiri di sini sendirian? Ayo masuk."

"Gak usah, gue udah tadi, ini baru mau ke kamar lagi," jawab Tania mencoba untuk setenang mungkin.

"Lo udah mandi tapi keringetan? Yakin udah mandi? Di sini dingin lho," tanya Azahra sekali lagi.

"Iya udah kok, gue duluan ya, bay," ucap Tania lalu berjalan pergi meninggalkan Azahra yang merasa heran akan sikap Tania.

Tania masuk ke kamarnya dengan napas yang tidak beraturan, tidak terpikirkan sebelumnya bahwa ia bisa melihat mahluk seperti itu, Tania merasa ada yang tidak beres dengan kost ini, hantu itu tidak akan mungkin mengganggu Tania begitu saja, pasti ada maksud tertentu, entah itu untuk memberikan peringatan ataupun ingin meminta pertolongan.

🍁🍁

Selesai dengan perlengkapannya Tania segera pergi ke dapur. Di dalam dapur pun sama sepinya padahal jam sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi. Tania merasa heran, apa ia yang bangun kepagian atau mereka yang terlalu malas. Tania lalu memilih memasak nasi goreng untuk dirinya sendiri.

"Jauhi Mila!" ucap seseorang di belakang Tania. Tania menoleh dan mendapati gadis cantik berkulit pucat itu berdiri sambil membawa boneka beruang kecil.

"Gue gak deket sama Mila kok, santai aja," jawab Tania dengan acuh sambil memotong bawang dan cabai.

"Jangan percaya dengan semua perkataan yang Mila bilang ke kamu!"

"Percaya soal apa?" tanya Tania heran tetapi tetap melanjutkan kegiatannya memasak.

"Lo ngomong sama siapa, Ta?"

Tania menoleh dan mendapatkan Mila sedang berjalan menghampirinya.

"Tuh, sama dia," ucap Tania tanpa menoleh.

"Dia siapa?" ulang Mila.

"It-" ucapan Tania terhenti kala menengok ke belakang dan tidak menemukan seseorang di sana. "Aneh."

"Kenapa, Ta? Lo ngomong sama siapa?"

"Eh, enggak kok, gue tadi lagi ngomong sendiri."

Mila hanya mengangguk pelan lalu mulai berkutat dengan masakannya sendiri. Tania yang sudah selesai memilih untuk segera ke meja makan untuk memakannya tidak lupa ia menawarkan masakannya pada Mila yang dibalas gelengan kepala oleh Mila. Saat Tania sudah selesai makan dan akan mencuci piring, tiba-tiba Mila berbicara tentang sejarah gedung ini lagi.

"Ta, lo tahu enggak soal lukisan yang ada di bawah?"

"Gak tahu. Eh, gue duluan ya, mau ke kampus. Bay Mil," ucap Tania cepat lalu pergi meninggalkan Mila sendirian di dalam dapur.

Tania tidak mau mendengar perkataan-perkataan yang membuatnya terbayang kembali akan kejadian di kamar mandi tadi. Ia menjadi sedikit takut, sungguh. Di lantai bawah keadaan malah berbanding terbalik, sangat ramai bahkan untuk kost seorang laki-laki mereka sudah banyak yang bangun dan bersiap. Tania merasa heran, kenapa di atas terasa begitu sunyi dan sepi berbanding terbalik dengan suasana di bawah yang terlihat ramai dan tidak menyeramkan sama sekali.

####

Haiii, jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komentar.

Misteri Kost Tua [END]Where stories live. Discover now