Bab 10: Selamat

1.6K 190 6
                                    

Happy Reading🦋
-
-
-

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, angin berhembus kencang menerpa tubuh Tania yang terbalut selimbut, ia terbangun karna merasa tidurnya telah terganggu. Tania lalu bangkit dan mengucek matanya, tanpa sengaja ia melihat sekelebat bayangan putih masuk ke dalam kamar. Tania segera bangun dan melihat sekeliling untuk memastikan apa yang sebenarnya tadi ia lihat akan tetapi bola matanya tidak menemukan siapa pun di kamarnya.

Tania berdiri, menyusuri setiap pojok kamar karna merasakan kehadiran seseorang tetapi tidak melihat keberadaannya. Saat Tania akan milih untuk menutup pintu, sebuah suara tangisan menghentikannya.

"Hiks ... hiks ...."

Tania segera menoleh ke sumber suara dan melihat seorang perempuan berdiri membelakanginya, terlihat dengan jelas perempuan itu menggunakan dress selutut berwarna ungu sambil berdiri menghadap jendela yang tertutup.

"Lo siapa?" tanya Tania langsung, ia gugup tetapi juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi dengan perempuan-perempuan pemakai dress yang selalu mengganggunya.

"Tolong hiks ... tolong hiks ...."

"Lo siapa? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Wanita itu pembunuh. WANITA ITU PEMBUNUH!" teriak perempuan itu dengan keras membuat Tania menutup kedua telinganya untuk sesaat, lalu perempuan itu lenyap entah ke mana.

"Lo di mana?"

Hening, Tania tidak menemukan jawaban. Ia terus mengelilingi kamar, berusaha untuk mencari sosok perempuan yang telah raib bak di telan bumi itu.

"Aku di sini!"

"Di mana?" tanya Tania saat mendengar suaranya tetapi tidak melihat wujudnya.

"Ikuti aku."

"Ke mana?"

"Ke sini Tania, sini," ucap seseorang dari luar pintu kamar.

Tania pun ke luar berniat untuk melihat siapa yang telah memanggilnya akan tetapi sekelebat bayangan putih terlihat melayang di hadapannya. Suara yang awalnya hanya terdengar seorang pun berubah menjadi semakin banyak dan bergemuruh seperti puluhan orang yang memanggil Tania untuk terus mengikutinya.

"Lo siapa? Apa yang sebenernya lo mau dari gue?"

"Ikut aku Tania, semuanya akan terjawab."

"Lo ada di mana?"

"Di sini Tania. Di sini!"

Tania terus mengikuti suara-suara itu sampai menuju balkon, seakan telah terhipnotis Tania terus berjalan tanpa memperhatikan apa yang sedang ia pijak. Angin malam berhembus pelan menerbangkan helaian rambut Tania, akan tetapi tatapannya tetap fokus ke depan terus mengikuti sekelebat bayangan yang terus memanggilnya.

Di lantai bawah Riyan terbangun, berniat ke luar sebentar untuk menghirup udara segar. Riyan selalu heran dengan keberadaan kost putri yang bedara di lantai atas karna selalu terlihat sunyi dan sepi seperti tidak dihuni, padahal sesekali Riyan melihat banyak perempuan yang keluar masuk ke lantai atas. Riyan pernah sekali masuk ke lantai atas dan disambut oleh hawa dingin yang membuat bulu kuduknya meremang.

Tidak ingin memikirkan hal-hal yang aneh Riyan memilih untuk menatap indahnya bulan dan bintang tetapi sudut matanya melihat seorang perempuan yang sedang berjalan di atas balkon sendirian, seperti mengikuti sesuatu tetapi Riyan pun tak yakin. Sampai Riyan menyadari kalou perempuan itu akan meloncat.

"Mbak, berhenti!" teriakan demi teriakan terus Riyan lakukan tetapi perempuan itu tampak tidak perduli dengan acuhnya perempuan itu terus berjalan.

Riyan yang panik menerka-nerka di mana perempuan itu akan terjatuh. Riyan menunggu dengan gelisah berharap ia berdiri di tempat yang tepat, tidak lama kemudian perempuan itu terpeleset dan melayang di udara membuat Riyan panik dan langsung merentangkan tangannya berniat untuk menangkap perempuan itu.

Bruk.

Riyan meringis, tubuh perempuan itu menimpa tubuh dirinya sehingga wanita itu selamat dan tidak terluka sedikit pun. Untunglah gedung ini tidak terlalu tinggi, membuat Riyan tidak sakit terlalu parah karna telah tertimpa tubuh perempuan itu.

Riyan segera bangun dan melihat siapa yang telah berniat untuk bunuh diri di tempat ini. Mata Riyan melotot kaget saat mengenal perempuan itu yang tak lain adalah Tania yang beberapa hari ini selalu pergi ke kampus bersamanya. Riyan lalu mengguncang-guncangkan tubuh Tania berusaha untuk membangunkannya akan tetapi Tania tidak kunjung bagung, mungkin pingsan.

Riyan memilih untuk membawa Tania masuk ke dalam kamar dan membaringkannya di tempat tidur, Riyan masih sedikit panik tetapi ia yakin bahwa perempuan itu akan baik-baik saja. Riyan pun memilih untuk tidur di atas karpet berbulu di bawah, ia akan menanyakan apa yang sebenarnya telah terjadi, terlalu rumit untuk di pikirkan sampai-sampai Riyan tertidur.

####

Haiii, terima kasih sudah membaca sampai bab ini, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, yaa!

Misteri Kost Tua [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang