Bab 9: Kematian Adis

1.6K 183 1
                                    

Happy Reading⚘
-
-
-

Mita yang tidak sengaja melihat ibu kost keluar dari kamar Tania merasa sedikit penasaran dan memilih untuk segera menghampiri Tania di dalam kamarnya. Tania yang merasa ada kehadiran seseorang pun segera menoleh dan menemukan Mita yang datang lalu menutup pintu. Mita terus memperhatikan Tania sampai ia melihat baju yang di pegang oleh Tania, sebuah dress berwarna biru muda.

"Baju dari siapa?" tanya Mita, membuat Tania sedikit keheranan untuk apa Mita datang dan mengajaknya mengobrol bukannya Mita sedang marah padanya sejak kejadian itu.

"Dari Ibu kost."

"Trus kenapa lo melamun?"

"Tadi gue denger pembicaraan orang di kamar mandi. Katanya orang yang di kasih dress sama Ibu kost akan mengalami kejadian sial bahkan sampe kematian. Gue takut Mit, gue takut!"

"Kenapa mesti takut, lo percaya sama yang gituan? Musyrik tahu," ucap Mita dengan nada bercanda.

"Gue beneran takut, gimana kalo gue mati di sini?"

"Lo gak bakalan mati, selama mawar merah itu ada di kamar lo," ucap Mita sambil menunjuk ke arah bunga mawar yang berada di atas meja.

"Lo, tahu tentang bunga mawar itu?"

"Gue tahu."

"Apa gue bakalan selamat?"

"Tergantung nasib jalan hidup lo sendiri."

"Ceritakan, ceritakan semuanya yang sudah terjadi dengan gedung tua ini."

"Baik, gue akan menceritakan semua yang gue tahu tentang gedung ini."

"Dulu gue ngekost di sini bersama Adis, waktu itu kamar kita bersebelahan dan kita sangat dekat tidak pernah ada isu ataupun kejadian aneh di sini, tetapi semenjak itu. Semenjak Adis menemukan baju di kamar kosong dan memakainya semuanya menjadi berubah, Adis jadi sering bercerita tetang dia yang selalu merasa dihantui oleh arwah-arwah perempuan yang memakai dress dengan warna yang berbeda-beda. Adis itu sosok gadis yang cerdas sampai suatu ketika ia mendapatkan puncaknya, Adis meninggal di dapur dengan keadaan yang sangat mengenskan wajah cantiknya rusak oleh sayatan-sayatan pisau, salah satu matanya dicokel, darah mengalir di sekujur tubuhnya, gue yang melihatnya merasa syok. Gue percaya ada yang membunuhnya, tetapi polisi tidak menemukan apa-apa sampai kasus ini hilang ditelan bumi.
Sampai sekarang gue selalu memikirkannya, semenjak kejadian itu di setiap bulan atau tahun pasti ada saja yang meninggal di tempat ini, semua yang meninggal pasti saat hidupnya memakai dress dan beberapa kali penghuni kost ini melihat Ibu kost memberikan dress kepada penghuni kost. Setiap ada yang memakainya pasti akan ada kematian termasuk orang-orang yang melanggar peraturan di sini, termasuk lo yang enggak sengaja masukin cowok ke atas untuk nemuin lo."

"Jadi ... itu alasannya lo ngejauhin gue? Lo takut kena sial?"

"Bukan, bukan seperti itu, gue cuman takut, takut kalo ada korban lagi dan memang benar kan? Ada korban lagi."

"Terus gue harus gimana? Gue juga masih penasaran gimana sahabat lo bisa mati."

"Gue pun masih penasaran, biarkan waktu yang menjawab semuanya makannya gue masih betah tinggal di sini."

"Lo gak ada niatan pindah?"

"Ada, setelah kematian Adis terpecahkan. Gue bakal bantu lo untuk terbebas dari sial yang bisa kapan aja menimpa lo."

"Gue juga bakal bantu mengungkap kematian sahabat lo, gue curiga Ibu kost punya pesugihan atau semacamnya, sialnya gue pernah lihat Ibu kost pergi ke kamar Shafira dengan membawa nampan yang berisi kemenyan."

"Gue juga pernah lihat beberapa kali, setiap tengah malam kan?"

"Kok lo tahu, berarti lo sering langgar peraturan itu dong?"

"Iya, gue sering langgar pantangan yang satu itu, tapi jangan sampai lo langgar pantangan yang ke kedua."

"Apa?"

"Menyisir rambut di atas jam sembilan malam."

"Memangnya kenapa?"

"Ada yang pernah meninggal setelah melanggar pantangan itu, ada yang mati gantung diri, ada yang potong kepalanya sendiri, dan yang paling ngeri jambak rambutnya sendiri sampe kulitnya lepas dan meninggal."

"Ngeri juga, ya."

"Iya, makannya jangan coba-coba."

"Enggak akan kok, gue masih waras untuk melakukan pantangan itu."

"Udah malem, gue ke luar dulu ya, mau tidur."

"Iya, hati-hati."

"Selalu. Selamat malam, Ta."

"Malam juga, Mit."

Mita lalu pergi, Tania pun segera mengunci pintunya dari dalam. Tania mendapatkan beberapa fakta baru, ia akan semakin dekat dengan tujuannya. Tania berharap ini adalah langkah yang benar untuk mengusut kematian Adis serta menyelamatkan dirinya sendiri dari kesialan yang bisa membawanya kepada kematian. Tania akan lebih waspada kali ini, ia tidak akan gegabah, sekarang ia memiliki teman berbagi.

####

Haiii, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar.

Misteri Kost Tua [END]Where stories live. Discover now