Bab 12: Pelukan

1.5K 180 14
                                    

Happy Reading🦋
-
-

Tania berjalan dengan cepat ke luar dan menemukan Riyan yang sudah menunggu keberadaannya di depan gerbang.

"Hai, maaf gue lama," ucap Tania merasa tidak enak.

"Gak papah, yuk naik."

Tania lalu naik dan memegang jaket Riyan, di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, hingga mereka sampai ke kampus dan berpisah di tengah jalan karena arah tujuan yang berbeda. Tania merasa senang karna ada yang perduli pada dirinya, padahal mereka baru mengenal beberapa hari yang lalu. Dia, seorang lelaki yang membuat Tania merasa nyaman dan istimewa.

Drrrdd ....

Getaran di saku celana membuat Tania sedikit tersentak kaget dan langsung mengambil benda pipih tersebut, tenyata ada SMS masuk dari nomor tidak di kenal membuat Tania sempat cemas lalu segera membuka isi pesan tersebut.

087736270***
Pulang kampus gue tungguin lo di depan gerbang, ada yang mau gue bicarain sama lo.

Riyan.

Tania merasa sedikit heran, dari mana Riyan mendapatkan nomor ponselnya. Tanpa memikirkan lebih lama Tania segera membalasnya.

Me
Oke.

Setelah itu Tania memilih untuk mematikan ponsel dan segera masuk ke kelas. Banyak mata kuliah yang harus Tania pelajari, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan para penghuni kost itu melainkan ia harus fokus tentang materi yang sedang disampaikan dosen di hadapannya.

Sore hari Tania berjalan menuju gerbang untuk pulang dan benar saja ia melihat Riyan yang sudah menunggunya.

"Maaf ya, lama."

"Gak papah, yuk naik."

Tania naik lalu mulai bertanya, "Lo mau ngomong apa sama gue?"

"Nanti sampe rumah baru kita ngobrol."

"Iya, deh."

Sesampainya di rumah, Riyan langsung membawa Tania ke belakang gedung kost. Tania sungguh tidak menyangka apa yang sedang di lihat oleh matanya, di belakang gedung yang terlihat menyeramkan ini ternyata ada taman yang sangat indah, ada danau kecil dan beberapa tanaman yang sudah berbunga dengan jenis yang berbeda-beda. Riyan pun mengajak Tania duduk di bawah pohon rindang, menghadap ke arah danau.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Riyan tiba-tiba membuat Tania menoleh, tatapan mereka beradu dan saling melihat satu sama lain untuk beberapa detik.

"Soal?"

"Kejadian semalam, gue tahu ada yang enggak beres sama lo. Apa karna gue pernah ke atas nyamperin lo, jadi lo kena kutukan itu?"

"Kutukan apa?" tanya Tania terlihat biasa-biasa saja, seolah-olah ia tak mengetahui apa-apa.

"Soal orang yang melanggar peraturan bagi penghuni kost wanita. Dia akan terus mendapatkan sial bahkan kematian, kemarin lo hampir celaka! Gue sebenernya enggak terlalu percaya tetapi setelah kejadian kemarin. Semuanya sudah terjadi dan itu gara-gara gue, maafin gue, Ta," ucap Riyan dengan wajah sendu, terlihat menyesal atas kecerobohannya.

Tania yang melihatnya merasa sedikit kaget, mengapa Riyan meminta maaf untuk suatu hal yang tidak ia sengaja. Ragu-ragu, Tania mengelus punggung Riyan berusaha untuk menenangkannya.

"Lo enggak usah minta maaf, ini mungkin sudah jalannya takdir, semua pasti akan ada hikmahnya. Kalo gini caranya gue jadi enggak enak sama lo padahal bukan lo aja yang salah, tapi gue juga." Ya, Tania juga sudah bersalah karna tidak berhati-hati dan tanpa sengaja meninggalkan bukunya.

Riya memeluk tubuh Tania dengan tiba-tiba, ia merasa bersalah juga ada sebagian hati kecilnya yang tidak rela jika Tania harus mendapati bahaya gara-gara dirinya, Riyan tidak rela jika Tania celaka hanya karna kebodohannya. Tania kaget, tentu saja, bagaimana bisa pria yang terbilang masih asing bagi dirinya ini memeluknya dengan begitu erat dan terus mengucapkan kata maaf.

Di bawah pohon, Riyan memeluk Tania dengan erat disaksikan oleh indahnya langit sore yang sebentar lagi akan berubah menjadi malam yang gelap gulita. Dalam diamnya Riyan enggan untuk melepaskan pelukan hangat bersama Tania.

Sepertinya Riyan mulai jatuh cinta lagi setelah sudah berkali-kali kandas dalam menjalin suatu hubungan asmara. Riyan sendiri masih bingung, apa ia benar sudah menyukai Tania atau hanya karna rasa bersalah yang hinggap di dalam hatinya. Dalam diam Riyan berjanji akan selalu menjaga Tania, menemaninya dalam suka maupun duka apalagi Tania tinggal di sini sendirian tanpa orang tua ataupun saudara yang akan menjaganya dengan sungguh-sungguh.

Tania merasakan kenyamanan dalam pelukan Riyan tanpa sadar menguap dan tertidur, beban yang ia pikul berhari-hari terasa menghilang entah ke mana. Tania berharap semuanya akan baik-baik saja, masih banyak yang belum ia capai dalam perjalanan hidup termasuk dalam urusan jodoh.

####

Haiii, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentar, terima kasih sudah membaca sampai bab ini.

Misteri Kost Tua [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt