Bab 4: Cowok Pembawa Sial

2.3K 201 17
                                    

"Jika datangmu membawa masalah, maka pergilah dari kehidupanku, karena aku tidak membutuhkanmu."
~Tania Abidin

_0_


Sore hari Tania pulang dari kampus dengan tubuh yang sudah lelah juga tugas yang cukup banyak. Sekarang Tania harus terbiasa dengan keadaan seperti ini, yang biasanya selalu berleha-leha sekarang harus lebih gesit dan rajin. Di dunia yang serba modern dan canggih ini ia harus bisa menjadi apa yang ia inginkan, terkhusus untuk membanggakan kedua orang tua dan juga bangga atas dirinya sendiri.

Tania menatap lesu rumah yang ia tempati sekarang, belum juga satu hari ia sudah merasa ada orang yang telah mengawasinya. Hal-hal aneh pun mulai terjadi, entah sampai kapan ia akan terus tinggal di rumah ini. Tania lalu berjalan memasuki gerbang dengan langkah besar agar bisa cepat ke kamar untuk beristirahat dan melupakan sejenak pikiran yang terus berputar di dalam otaknya. Disaat akan menaiki tangga, Tania tidak sengaja menabrak seorang laki-laki.

Bruk.

"Aw ... maaf, ya gue gak sengaja." Dengan tubuh yang terjatuh sekaligus malu, Tania memilih untuk cepat-cepat pergi ke atas untuk menjauhi lelaki tersebut.

Lelaki itu pun merasa heran akan sikap perempuan tersebut dan memilih mengangkat bahu tidak perduli akan tetapi saat akan melangkah lelaki itu menemukan sebuah buku dengan sampul bernama Tania Abidin dari fakultas hukum.

"Apa punya cewek tadi? Ah, balikin gak, ya? Emm, nanti malem gue balikin aja, deh takutnya buku penting," gumamnya lalu pergi menuju kamarnya.

🍁🍁🍁

Di sisi lain Tania yang akan mengerjakan tugasnya merasa kebingungan, ia terus mencari buku itu kemana-mana tetapi tidak menemukannya. Sial! Satu kata yang menimpa Tania. Jika ia tidak mengerjakan tugas apa yang akan dia dapat nanti, hukuman? Itu sudah pasti tetapi Tania akan merasa malu, masa di tugas pertama ia tidak mengerjakannya, itu akan memberikan kesan buruk pada dosen.

Tania pun memilih untuk pergi ke dapur mengambil segelas air, saat melewati tangga menuju lantai bawah Tania tidak menyadari ada kehadiran seseorang yang mengikutinya.

"Hay," sapa orang itu dengan ramah.

Tania menoleh dan kaget menemukan seorang laki-laki berada tepat di hadapannya dan yang membuat Tania lebih kaget lelaki itu yang ia tabrak tadi sore. Tania merasa akan mendapatkan musibah setelah melihat lelaki itu menghampirinya. Perasaan aneh yang tadi ia rasakan sekarang kembali merayap di dalam hatinya.

"Eh, kenapa, ya? Bukannya tadi gue udah minta maaf?" tanya Tania mencoba menenangkan kegelisahannya.

"Iya, gue cuman mau balikin buku ini. Takutnya lo butuh 'kan?"

"Eh, buku gue. Makasih, ya tadi gue udah cari kemana-mana gak ketemu."

"Gak bakal ketemulah, orang jatuh pas lo nabrak gue tadi."

"Sekali lagi maaf, ya."

"Iya, gak papa. Kenalin nama gue Riyan."

"Eh, gue Tania. Sekali lagi makasih, ya."

"Iya, gak papah. Eh, gue ke bawah dulu, ya. Takut ketahuan sama Ibu kost, heheh."

"Eh, iya. Silahkan."

Lelaki yang bernama Riyan pun pergi meninggalkan Tania di dalam dapur sendirian. Tania yang sudah menemukan apa yang ia cari pun segera kembali ke kamar untuk mengerjakan tugasnya.

"Tania," sapa seseorang yang membuat langkah Tania terhenti di ambang pintu masuk menuju kamar.

"Iya, kenapa Mit?" tanya Tania langsung saat melihat raut wajah gelisah Mita.

"Lo ngapain ngajak cowok ke atas? Bukannya Ibu kost udah larang jangan ada cowok yang naik ke atas?"

"Eh, itu? Anu ... gue ... gue, tadi cowok itu ngenterin buku gue yang enggak sengaja jatuh di bawah," jawab Tania dengan gugup.

"Lo kan bisa ambil ke bawah! Gimana, sih?" jawab Mita dengan suara keras.

"Gue gak tahu, tadi cowok itu tiba-tiba udah ada di atas. Tolong jangan bilangin Ibu kost, ya. Plise ...," ucap Tania memohon, bagaimanapun ia tidak sanggup jika harus di usir dari dalam kost ini sekarang.

"Iya, deh. Semoga gak terjadi apa-apa," gumam Mita pelan tetapi masih bisa di dengar jelas oleh Tania. Tania merasa ada yang Mita sembunyikan dari dirinya tetapi kali ini Tania yang salah sehingga lelaki itu nekad menemuinya ke atas, ia tidak berhak untuk menanyakan apa sebab kegelisahan yang dialami oleh Mita sekarang.

"Kenapa?"

"Gak papa, lo istirahat aja, lain kali jangan melanggar apa yang sudah jadi peraturan di sini. Gue ke kamar dulu," ucap Mita lalu pergi.

"Kenapa, sih?" tanya Tania pada dirinya sendiri lalu memilih untuk segera masuk ke dalam kamar dan mengerjakan tugasnya yang tertunda.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, tiba-tiba lampu mati dan sialnya tugas Tania belum selesai. Tania yang susah membaca karena keadaan yang gelapa dan baterai handphone yang sudah sedikit memilih untuk pergi ke dapur dan mencari lilin.

Di luar terasa sunyi dan sepi hanya penerang handphone yang menerangi jalan Tania. Tania tidak menemukan siapa pun di sini, serasa ia sendirian yang menghuni rumah sebesar ini.

Brak.

Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu, Tania yang kaget pun langsung menoleh ke arah suara itu.

Wuuuiiissss ....

Angin tiba-tiba berhembus menerpa kulit wajahnya, Tania merasakan keanehan itu kembali suhu ruangan tiba-tiba terasa memanas membuat butiran keringat mengalir turun dari pori-pori wajahnya.

Tania memilih untuk segera pergi dari dapur ia membuka pintu dapur dengan terburu-buru, di lorong menuju kamar Tania tidak sengaja menabrak seseorang sampai terjatuh ke lantai. Saat menoleh ke belakang Tania melihat seorang perempuan menggunakan dress selutut berwarna biru membelakanginya, tanpa menunggu lebih lama lagi Tania segera bangkit dan masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintunya dengan cepat, dengan perasaan yang gelisah ia naik ke atas ranjang dan menutupi seluruh badannya dengan selimbut lalu memilih untuk segera tidur dan melupakan tugas yang belum selesai.

####

Haii, jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komentar. Terima kasih sudah membaca sampai bab ini.

Misteri Kost Tua [END]Where stories live. Discover now